CERPEN
WANGINYA KAMAR PENGANTIN
Oleh Lian Lubis
Acara kawinan di rumah itu belum lagi dimulai waktu aku melintasi jalan di dusun kecil ini. Namun, tembang dan pupuh yang di-cassette-kan telah diperdengarkan sejak tadi pagi dari sound system sederhana. Mengisyaratkan akan ada senandung sepasang penganting menggantikan nyanyian serangga malam dan kicau burung di pagi nanti. Seketika harum melati dan wanginya kamar pengantin memenuhi rongga dadaku. Membangkitkan ingatanku pada senyum merah jambu mempelai wanita.
Bola matanya membulat ketika dia melihatku. Kami beradu pandang. Aku tertangkap basah tengah memandanginya. Dia lebih terkejut. Bagaimana tidak, hampir separuh tubuhnya terlihat olehku. Payudaranya yang sempurna refleks ditutupi dengan jemarinya yang lentik. Gaun pengantin yang digantung di sisi meja rias tak sempat diraihnya. Aku tersenyum. Seketika tubuhku terasa terbakar di pagi yang masih berembun ini.
Para pengantin wanita di dusun in...