Disukai
1
Dilihat
3,797
Tiga Ratus Tahun
Romantis

Lirna membuka mata. Cahaya terang membuat silau pandangannya. Refleks ia melindungi netra dengan sebelah telapak tangan.

 

Di mana ini? Apa dia bangun kesiangan?

 

Perlahan-lahan Lirna merenggangkan jari tangan yang menutup mata. Sinar menyilaukan itu sekarang tak lagi membuat korneanya sakit. Mungkin matanya telah bisa beradaptasi.

 

Lirna menggerakkan kepala. Kaku. Mengapa tulang lehernya bisa sekaku ini? Ia berusaha menekuk kaki. Sulit bergerak. Ternyata bukan hanya tulang leher, tapi seluruh tulang persendiannya ikut kaku.

 

Pandangan Lirna terbentur pada tempatnya berbaring. Ia tidak berada di ranjangnya yang nyaman di rumah. Bukan ranjang tempat ia bia...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar