Nereon tidak pernah mengalami kekurangan. Kota ini terletak di atas permukaan tanah pada ketinggian lima ratus meter. Sumber energi listriknya berbasis tenaga surya, dengan matahari buatan yang menyerap seluruh energi dari matahari asli. Setelah energi matahari sepenuhnya habis, sumber cadangan energi di kota ini mampu menyimpan cukup daya untuk jangka waktu yang sangat panjang.
Luas wilayah Nereon hanya beberapa ratus kilometer persegi, dan hanya orang-orang terpilih yang diizinkan tinggal di sana. Namun, tidak ada tempat yang sepenuhnya tanpa sisi gelap. Nereon lahir dari tangan seorang tokoh yang sangat revolusioner. Dalam pandangan kaum yang dikenal sebagai Sky District, pahlawan revolusioner itu telah membawa kehidupan baru ke dunia. Ia menciptakan beragam inovasi terbaru dalam bidang teknologi.
Masalahnya, kehidupan di dunia ini tidak hanya berpusat di Nereon Sky District. Ada juga wilayah yang disebut sebagai Abyssal District, tempat kaum bawah yang dianggap sebagai manusia tidak berguna. Mereka hidup tanpa sumber cahaya, di tengah rumah-rumah yang dibangun di atas tumpukan sampah. Populasi kaum Abyssal terus bertambah pesat, berbeda dengan Sky District yang hanya mencatat kelahiran seratus bayi per tahun.
Selama satu abad, Sky telah melahirkan banyak generasi emas. Laboratorium SkyLab sering memberikan kontribusi besar bagi wilayah ini. Saat ini, mereka tengah mengembangkan sebuah kecerdasan buatan.
Sebuah kamera mendeteksi keberadaan sepasang mata dengan warna kebiruan. Kamera tersebut memancarkan sinar hologram untuk memindai mata di depannya. Setelah pemindaian selesai, gerbang otomatis terbuka. Pada layar di sudut kanan gerbang, muncul identitas seorang gadis berusia delapan belas tahun bernama Elara. Layar itu menjelaskan bahwa Elara adalah Head of the Main Research Body of SkyLab in the Field of Human Artificial Intelligence, jabatan tertinggi dalam penelitian kecerdasan buatan berbasis manusia.
Elara melangkah menuju sebuah ruangan di balik gerbang. Di dalamnya, sudah banyak ilmuwan menunggu, beberapa di antaranya telah berusia lanjut, sementara hanya segelintir yang masih terlihat muda. Meja-meja telah disiapkan dengan rapi, masing-masing dilengkapi layar yang dapat menampilkan informasi terkait agenda hari ini.
Hologram berukuran 240 cm x 120 cm muncul di belakang tempat Elara berdiri.
“Nereon telah memanfaatkan kecerdasan buatan selama hampir satu abad. Teknologi ini telah menghasilkan banyak inovasi yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan, menciptakan kenyamanan yang absolut. Namun, kaum Sky tidak ingin mengembangkan kehidupan mereka lebih jauh lagi. Kecerdasan buatan yang hanya digunakan oleh konsumen justru dapat mematikan peran produsen. Artinya, tidak akan ada teknologi baru yang tercipta,” ujar Elara, membuka presentasinya dengan mengangkat permasalahan yang sedang dihadapi oleh kehidupan di Nereon.
Semua orang di ruangan itu mendengarkan perkataan Elara dengan saksama.
Elara menggerakkan jarinya, mengganti hologram tersebut dengan gambar rangkaian otak manusia. “Pikiran adalah aspek terpenting dalam pembuatan sebuah kecerdasan buatan. Beberapa tahun lalu, di tempat ini, ada seorang ilmuwan yang berhasil menciptakan kecerdasan buatan pada orang yang sudah meninggal. Kebetulan, beliau ada di sini,” ucapnya sambil menunjuk seorang profesor berambut putih yang duduk di bagian tengah. “Sayangnya sebagian dari mereka hanya berakhir menjadi pesuruh. Pada akhirnya, semua pemikiran mereka berbasis pada keinginan manusia.”
Tangan Elara menyentuh layar di meja. Sebuah pancaran sinar terbentuk di dalam layar, mengarah ke setiap tempat duduk orang yang ada di ruangan itu.
“Sekarang, saya telah memberikan data terkait korban-korban manusia yang dipenuhi nafsu.”
Setiap orang di meja tersebut menyentuh layar. Dalam beberapa detik, informasi yang diberikan oleh Elara muncul di mata masing-masing. Teknologi ini masih sebatas menampilkan berkas-berkas pada mata manusia.
Elera kembali menggerakkan jarinya dengan cepat.
“Tidak perlu khawatir. Sekarang, SkyLab di bawah naungan saya akan mengembangkan kecerdasan buatan secara maksimal. Program ini akan diterapkan pada orang yang sudah meninggal. Kami akan menciptakan program kehidupan terbaru dengan memasukkan semua informasi yang ada saat ini. Nantinya, mereka akan hidup kembali dengan pengetahuan yang paling terbaru dan beraktivitas seperti manusia biasa.”
Tepuk tangan gemuruh memenuhi ruangan. Ekspresi kagum terlihat di wajah hampir semua orang yang hadir. Hanya satu orang yang tampak memasang wajah gusar.
“Jadi, artinya kita menciptakan manusia baru?” tanyanya dengan wajah yang kini sangat datar.
“Walaupun besar kemungkinan akan berhasil, saya masih ingin mencoba teknologi penanaman alat pada otak manusia terlebih dahulu. Saya ingin mengembangkan produk tersebut agar nantinya ada koneksi komunikasi melalui pikiran. Jadi, setelah nantinya diresmikan oleh para dewan, akan ada dua teknologi yang dirilis secara bersamaan.”
Layar menampilkan gambar seorang manusia dengan detail pada bagian otaknya, di mana sebuah alat telah terpasang.
“Pertama, saya akan merilis kecerdasan buatan berbasis manusia yang pertama.”
Layar berganti menampilkan identitas para dewan dan petugas militer.
“Yang kedua adalah penanaman teknologi kepada anggota dewan dan petugas militer. Mereka dipilih karena merupakan bagian terpenting dari Nereon. Jika berhasil, mereka akan membawa banyak perubahan dalam beberapa tahun ke depan. Perubahan ini akan diciptakan untuk masyarakat kelas atas, dan secara paksa akan diterapkan pada masyarakat kelas bawah.”
Kalimat terakhir presentasi tersebut ditutup dengan baik. Tidak ada pertanyaan yang keluar dari mereka yang ada di dalam ruangan. Teknologi ini telah terbukti berhasil ditanamkan kepada para ilmuwan di SkyLab. Hanya saja, menerapkannya kepada masyarakat memiliki konsekuensi yang sangat besar.
Mereka kembali melanjutkan pekerjaan mereka setelah rapat resmi selesai. Elara keluar dari ruangan tersebut dengan tujuan utama kembali ke laboratorium untuk melanjutkan tugasnya. Dia masuk ke dalam ruang kerjanya yang sangat luas. Di tengah ruangan, seorang laki-laki yang sangat pucat terbaring. Elara mendekatinya untuk melihat sejenak. Tangannya kemudian menekan tombol pada layar. Mata laki-laki itu terbuka dan langsung menengok ke arah Elara.
“Selamat datang di dunia Airon,” sapa Elara kepada kecerdasan buatannya.
“Hai. Perkenalkan, saya Airon. Anda yang telah menciptakan saya, bukan?”
Elera mengangguk dengan senyum di mukanya.
Seseorang masuk ke dalam ruang kerja Elara. Airon dan Elara bereaksi bersamaan, menggambarkan ekspresi terkejut. Airon kemudian memfokuskan pandangannya ke wajah orang tersebut.
“Rene Descrates. Seorang kepala laboratorium di bidang neurologi. Menurut informasi yang saya dapatkan, dia adalah seorang lulusan akademi teknologi dan pengetahuan alam seperti Anda. Namanya terinspirasi dari seorang filsuf terkenal beberapa abad yang lalu. Dan dia adalah kekasih Anda.”
Elera tersenyum mendengar pernyataan dari Airon.
Rene yang datang terheran-heran dengan apa yang ada di depannya. “Apakah ini Airon yang tadi kamu bicarakan?”
“Iya. Ini adalah kecerdasan buatan berbasis manusia.”
“Aku ingin mengajakmu makan siang. Apa kamu tidak keberatan kalau aku mengganggumu sebentar?” tanya Rene.
Elara menekan tombol pada layarnya. Rene melihat bahwa Airon sudah kembali menutup matanya.
“Kita mau makan di mana?” Elara sudah dalam posisi siap untuk meninggalkan pekerjaannya.
“Kita akan berkeliling Nereon untuk menemukan makanan terbaik bagi perut kita. Kamu sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk presentasi tadi, jadi sekarang saatnya untuk apresiasi diri dengan sejenak menghirup udara segar.”
“Mari kita keluar berburu makanan,” kata Elara dengan girang, ingin langsung meninggalkan ruang kerjanya.
“Kamu tidak mematikan layar kerjamu?”
“Tidak. Sistemnya masih mengirim data ke pikiran Airon”
Rene sedikit ragu meninggalkan layar dalam keadaan bebas akses. Ia khawatir ada tangan-tangan tidak bertanggung jawab yang akan menyalahgunakan untuk memasukkan program buruk ke dalam pikiran Airon.
“Aku akan menutup pintunya dengan sistem keamanan tinggi.”
Rene tersenyum mendengar penjelasan dari Elara. Kekasihnya itu tampak sangat mengerti bahwa pikirannya sedang dilanda kekhawatiran. Sejak dulu, Elara memang sangat mengerti Rene dengan baik.
Mereka keluar dengan tenang setelah Elara mengunci ruang kerjanya dengan sistem keamanan tingkat tinggi. Sementara itu, Airon terbaring dengan mata terpejam di tempatnya. Layar masih menyala, namun tidak ada garis yang menandakan pengirim berkas ke Airon.
Hanya beberapa detik setelah pintunya tertutup, layar kerja Elara mendadak memancarkan sinar bergaris.
***
Pramusaji menghidangkan makanan untuk kedua pasangan ini. Robot itu sibuk memastikan ucapan Elara yang tidak puas. Akhirnya, makanan diganti tiga kali karena kesalahan pesanan akibat robot yang terlalu lelah.
“Memang, jika hanya sebatas alat tanpa pikiran, tidak akan bisa bekerja dengan baik. Lihatlah betapa robot tersebut bekerja dengan buruk. Kalau aku bilang tidak puas, dia akan secara otomatis memindai dan mengembalikan makanannya. Padahal, yang diberikannya kedua kalinya sudah sesuai dengan perintahku di awal. Dia tidak meninjau terlebih dahulu dengan pikirannya bahwa yang dibawa sudah benar. Hanya karena aku bilang itu salah, dia otomatis langsung mengembalikannya tanpa mengajakku untuk berdebat.”
Rene sudah tidak terkejut lagi bahwa Elara selalu berkomentar tentang apapun yang ada di hadapannya. Sifat perfeksionisnya sejak dulu masih ada, dan mungkin tidak akan pernah hilang. Jadi, ketika Elara sibuk mengomentari masakan dari restoran ini, Rene masih dengan lahap menghabiskan makanannya.
“Sepertinya kamu terlihat sangat lapar,” komentar Elara, melihat Rene yang hanya fokus pada makanannya.
Rene sedikit tertawa mendengar ucapan Elara. “Setidaknya, aku bisa membedakan waktu untuk memikirkan hal-hal terkait pekerjaan dengan waktu untuk menikmati makanan.”
“Aku kan hanya memberikan masukan terkait kekurangan yang dimiliki tempat ini.”
Beberapa menit kemudian, masakan kembali dihidangkan. Kali ini, makanan yang disajikan sebenarnya sama dengan yang sudah dibawa beberapa kali sebelumnya. Sebenarnya, robot ini hanya membuang masakannya dan membaca kembali perintah yang diberikan Elara saat awal memesan. Itulah kekurangan dari restoran bintang tiga di Nereon.
Selama beberapa saat, tidak ada percakapan di meja. Elara memutuskan untuk memakan makanannya. Dia sudah puas mengerjai robot tadi. Masing-masing dari mereka yang berfokus pada makanan membuat diri mereka tidak membahas apapun.
Saat makanannya sudah habis, kini tersedia hidangan penutup.
“Airon adalah tujuan akhir mu dalam mengembangkan teknologi?”
Elara terdiam sejenak mendengar pertanyaan dari Rene. “Sejauh ini, puncak dari teknologi adalah berhasil menciptakan robot-robot berbasis manusia. Artinya, setelah Airon resmi, maka selanjutnya Airon sendiri yang akan berpikir bagaimana caranya mengembangkan peradaban yang baik untuk Nereon. Nantinya, Airon akan menciptakan lalu lintas darat dan udara dengan lebih baik. Pemerintahan juga nantinya akan menerima masukan dari Airon yang bisa memberikan banyak kemungkinan dalam satu waktu. Artinya, efisiensi tenaga kerja lebih terjamin, dan kehidupan Airon akan berdampingan dengan Sky District.”
Rene mendengarkan dengan baik pernyataan dari Elara. “Apakah kamu tidak khawatir bahwa nantinya Airon justru akan berbahaya? Jika dia terlalu beradaptasi dengan manusia, maka dia bisa menjadi manusia seutuhnya. Akhirnya, Airon justru akan bersikap seperti manusia.”
“Aku memprogram Airon dengan emosi tanpa amarah. Artinya, dia tidak akan memiliki ambisi untuk melakukan kejahatan.”
Rene sebenarnya tidak sependapat dengan Elara. Ada alasan mengapa dirinya tidak setuju ketika tadi mendengarkan presentasi Elara. Dia juga mengajukan pertanyaan kepada Elara waktu itu karena merasa khawatir dengan kesejahteraan Sky District.
***
Airon sudah diresmikan bersamaan dengan penanaman teknologi milik Elara. Tahap simulasi berjalan dengan sempurna. Dalam seminggu, kecelakaan lalu lintas turun drastis hingga mencapai angka 2% per bulan. Perdebatan para anggota dewan juga menjadi lebih tertata dengan semua informasi yang diberikan oleh Airon. Bahkan, ketika ada keluhan mengenai seorang tenaga medis yang lupa membawa sesuatu, Airon langsung memerintahkan staf medis untuk mengambil alat yang diperlukan dengan mengalihkan arus lalu lintas. Angka kemacetan juga turun drastis semenjak dirilisnya Airon di Nereon. Sekarang, semuanya stabil dalam kondisi yang benar-benar luar biasa. Seorang kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh SkyLab mendapatkan pujian hebat dari banyak pihak.
Ketua dewan petinggi Nereon memberikan lencana pahlawan kepada Elara. Sekarang, semuanya menjadi terkendali berkat penemuannya. Rene, yang melihat dari kejauhan, merasa bangga dengan pencapaian kekasihnya.
“Sekarang kamu sudah menjadi orang hebat yang berhasil mengembangkan teknologi paling brilian di abad ini,” ucapan selamat dari Rene.
Beberapa hari berikutnya, Airon hadir kembali dalam rapat dewan secara virtual.
Seorang dewan bidang Kesejahteraan Manusia dan Efisiensi Energi menyatakan bahwa penggunaan energi secara skala besar telah terjadi di Abyssal District. Airon tidak lama untuk merespons masalah itu.
“Penggunaan energi untuk kalangan bawah sangat besar. Mereka benar-benar menjadi penyumbang ekonomi terkecil dan pengguna energi Nereon terbanyak. Menurut data yang saya dapatkan beberapa menit lalu, energi di sana kebanyakan digunakan untuk mengakses air bersih. Filterisasi air bersih mereka menggunakan skala besar. Artinya, energi yang digunakan juga sangat besar. Saya melakukan perhitungan dengan memperhitungkan angka kesejahteraan energi di Sky District, yang hanya bertahan tiga ratus tahun lagi. Setelah itu, akan ada kekosongan energi.”
Ketua pimpinan rapat menanyakan kebijakan yang disarankan oleh Airon.
“Tutup pemasukan energi air bersih kepada Abyssal District selama satu hari. Itu akan menambah daya tahan pasokan energi Sky District selama lima tahun. Hal ini terjadi karena nantinya energi tersebut akan dipindahkan kepada pengusaha pengolahan air bersih di wilayah kaki gunung buatan Sky District,” jawab Airon dengan sangat tegas.
Jawaban itu justru membuat gaduh seluruh anggota dewan. Hanya beberapa menit kemudian, semuanya terdiam. Tidak jelas apa yang membuat mereka terdiam, tapi tiba-tiba mereka sepakat untuk memberhentikan pasokan energi pengolahan air bersih kepada kalangan bawah, dan keputusan itu berlaku selama seminggu.
Rapat selesai dengan kesimpulan untuk menahan pasokan energi kepada kalangan bawah selama seminggu.
Informasi tersebut diteruskan kepada anggota dewan kalangan bawah. Seluruh Abyssal District langsung berapi-api karena kesal dengan kebijakan Sky District. Mereka membuat onar dengan mendatangi anggota dewan kalangan bawah. Sayangnya, kebijakan anggota dewan tidak bisa diganggu gugat.
SkyLab sedang sibuk mengembangkan produk terbaru untuk subunit Airon. Tujuan dari pengembangan subunit ini adalah untuk menciptakan banyak produk serupa Airon. Elara tetap menjadi ketua utama dalam pengembangan produk ini, karena hanya dia yang bisa mengembangkannya dengan sempurna. Selain itu, akses tertinggi juga hanya dimiliki oleh Elara.
Sekarang Elara berada di ruang kerjanya. Dia menerima pesan masuk untuk berkumpul di ruang rapat dengan beberapa ilmuwan lainnya.
Setelah semuanya berkumpul, ketua laboratorium SkyLab mulai berbicara. “Airon telah mengambil kebijakan yang sangat kontroversial. Dia memberikan masukan kepada anggota dewan untuk memberhentikan pasokan air kepada Abyssal District. Sayangnya, seluruh anggota dewan menyetujui kebijakan tersebut. Apakah hal ini justru tidak akan menimbulkan dampak buruk?”
Semua peserta yang berada di dalam rapat terdiam. Elara, yang duduk bersebelahan dengan Rene, juga tetap terdiam.
Elara berdiri untuk memberikan jawaban. “Sejak dulu, penciptaan Sky District memang merugikan Abyssal District. Artinya, mereka adalah beban yang bisa saja dibasmi secara langsung. Tapi saya tidak akan melakukan itu. Berdasarkan pemaparan yang diberikan Airon, dia menegaskan bahwa pasokan energi di Sky District akan berkurang secara signifikan. Itu menunjukkan bahwa mereka tidak pandai mengelola energi dengan baik. Jika kita di sini merelakan energi untuk mereka yang tidak memberikan kontribusi apapun, maka kita tidak akan pernah maju. Lihatlah bagaimana mereka terus berkembang. Anak-anak yang lahir dari rahim orang-orang yang hanya dipenuhi nafsu, hanya akan melahirkan generasi yang tidak produktif. Jika anggota dewan mengedepankan masalah kemanusiaan, maka Nereon hanya menunggu seratus tahun lagi untuk hancur total.”
Tidak ada yang membantah pernyataan Elara. Sulit untuk mengatakan bahwa apa yang disampaikannya salah. Kebanyakan umat manusia hanya mengedepankan solidaritas sesama. Akhirnya, rakyat yang tidak mau berkembang justru menjadi virus bagi mereka yang berusaha maju.
Rapat itu diakhiri setelah beberapa ilmuwan menyampaikan pernyataan yang sependapat dengan Elara. Revolusi pasti akan memakan banyak korban, termasuk manusia itu sendiri.
***
Seminggu setelah pemberhentian pasokan energi untuk filterisasi air bersih di Abyssal District, gerbang masuk menuju Sky District yang dijaga oleh pasukan bersenjata sudah dipenuhi oleh banyak orang dari Abyssal District. Mereka menuntut keadilan atas kematian banyak orang di sana akibat keracunan air kotor. Sebagian air memang tercemar limbah industri dari Sky District yang dibangun di atas tanah Abyssal.
Dilaporkan bahwa lima ratus bayi meninggal dunia akibat keracunan air kotor. Daya tahan tubuh mereka belum cukup kuat untuk menghadapi pencemaran tersebut. Demonstrasi itu terus berlanjut dan semakin menggangu keamanan gerbang Sky District.
Gerbang Sky District terletak di bawah. Terdapat sebuah alat yang menghubungkan bagian bawah ke atas, seperti lift, namun tanpa katrol. Sistem ini menggunakan listrik untuk mengangkat lift, mirip dengan kereta, tetapi relnya berada di sisi vertikal pondasi Sky District yang melayang. Sebenarnya, lift ini tidak benar-benar bersentuhan dengan pondasi, karena terletak dalam sebuah terowongan vertikal.
Kondisi tersebut dilaporkan dari bawah. Dampak positif justru dirasakan oleh Sky District. Selama seminggu, pengatur suhu yang ada di lapisan Sky District mampu memproduksi oksigen bersih lebih banyak dengan mengatur suhu hujan secara berkala. Tidak ada satupun orang di Sky District yang mengeluh. Namun, mereka tidak tahu bahwa di bawah sana sedang terjadi demo besar-besaran.
Massa semakin banyak yang menolak aksi dari Sky District.
Dewan mengadakan rapat untuk membahas aksi yang dilakukan oleh Abyssal District di depan gerbang masuk Sky District. Airon juga hadir secara fisik di sana. Layar besar di ruangan ini menampilkan gambaran orang-orang yang mulai melempar sampah ke arah penjaga.
“Sepertinya masalah ini harus diselesaikan dengan baik. Dampak dari penutupan itu justru menyengsarakan para warga Abyssal District.” Ketua Dewan membuka percakapan.
Tidak ada seorang pun anggota dewan yang menanggapi. Mereka semua hanya diam mendengarkan. Airon kemudian berdiri. “Kami di sini merasakan manfaatnya. Tidak ada yang dirugikan. Bahkan angka kepuasan penduduk Sky District meningkat 12%, dari sebelumnya hanya 72%. Sekarang kita masih perlu mengevaluasi sisa 16% untuk meningkatkan kepuasan penduduk menjadi 100%. Daripada rapat ini hanya membahas kaum-kaum terbuang.”
Gemuruh suara memenuhi ruang rapat. Mereka sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Airon. Kecerdasan buatan yang berbentuk manusia itu mendapatkan banyak dukungan.
Tapi kali ini, ketua dewan masih terdiam. Dia masih meninjau ulang keputusan dari Airon karena khawatir akan kembali menimbulkan korban.
“Airon, kalau begitu kenapa kamu tidak berusaha memberikan solusi kepada mereka yang berada di Abyssal District?” tanya ketua dewan kepada Airon.
“Justru saya sedang berusaha memberikan solusi kepada mereka,” jawab Airon.
“Kamu membuat mereka mati keracunan. Bagaimana itu bisa disebut solusi?”
Airon tersenyum. "Satu-satunya cara untuk membuat Abyssal District membaik adalah dengan menyingkirkan mereka. Sky District sewaktu-waktu perlu memperluas wilayah, dan itu tidak akan berhasil jika mereka yang berada di bawah masih ada. Saya memberikan solusi ini demi yang terbaik. Karena mereka yang ada di bawah memiliki mentalitas miskin. Jika saya memberikan mereka informasi yang banyak, mereka hanya akan menelan mentah-mentah. Bahkan sampai sekarang mereka masih menerima teknologi begitu saja tanpa pemahaman. Kepercayaan mereka terhadap takhayul kuno, konsep-konsep gaib, dan doktrin fanatisme agama membuat mereka lemah. Jadi, saya akan menghapus terlebih dahulu manusia-manusia seperti itu."
“Saya tidak sependapat dengan kalian semua,” ujar ketua dewan.
“Maka, artinya Anda harus mundur sebagai ketua dewan.”
Semua serentak menyetujui penggantian ketua dewan, yang kini dipindahkan kepada Airon, yang memperoleh suara terbanyak. Dari balik pintu rapat, terdengar suara pasukan bersenjata yang datang dan menangkap ketua dewan yang lama.
Airon berhasil menggantikan posisi ketua dewan. Kini, dia langsung mengeluarkan perintah untuk membunuh seluruh pendemo yang sudah berada di depan gerbang Sky District.
Pasukan bersenjata mengambil posisi dan membidik.
“Siapa pun yang berada di sana berpotensi untuk melakukannya lagi. Sekarang, kalian harus menghanguskan semuanya tanpa sisa.”
Peluru berdesing kencang mengenai setiap orang yang melawan. Tembakan kedua diarahkan kepada mereka yang mencoba melarikan diri. Seorang pasukan bersenjata melemparkan peledak dengan radius lima meter. Hanya tersisa beberapa orang yang akhirnya ditembak oleh penembak jitu dari balik persembunyian mereka. Semua berlangsung begitu cepat, dan akhirnya, seluruh pendemo gugur tanpa sisa.
Tepuk tangan kencang dari ruang rapat di gedung dewan.
Pengalihan kekuasaan ketua dewan diinformasikan kepada seluruh Sky District. SkyLab, yang mendengar tentang kebijakan tersebut, langsung memanggil Elera untuk menjalani persidangan.
Seluruh ilmuwan berkumpul di ruang rapat mereka. Ketua SkyLab membuka pertemuan. “Sekarang Airon telah mengambil alih kekuasaan Sky District sepenuhnya. Elera, sebagai Head of the Main Research Body of SkyLab in the Field of Human Artificial Intelligence, akan dimintai penjelasan. Sebenarnya, apa yang telah ditanamkan kepada Airon?”
Elera berdiri untuk memberikan penjelasan. “Airon adalah produk saya yang paling brilian. Dia adalah kecerdasan buatan yang mampu memberikan solusi untuk semua permasalahan. Sekarang, ketika dia menjadi ketua dewan, itu karena sebagian besar anggota dewan yang meminta hal tersebut.”
“Kalau begitu, apakah kamu tahu di mana keberadaan ketua dewan yang lama?”
Elara menggelengkan kepalanya.
Layar menampilkan bukti mengenai keberadaan ketua dewan yang lama.
"Ketua dewan yang lama ditemukan tewas di sebuah bangunan di Abyssal District. Baru beberapa jam yang lalu dia mengikuti rapat, sekarang sudah tidak bernyawa. Jadi, siapa lagi yang bisa melakukannya kalau bukan Airon?"
"Apakah Anda memiliki bukti yang kuat bahwa tindakan itu dilakukan oleh Airon? Bukankah seharusnya yang melakukan itu adalah para penduduk Abyssal yang kesal dengan kebijakannya mengenai penutupan pasokan energi filtrasi air bersih?"
Ketua SkyLab hanya terdiam. “Baiklah,” jawabnya singkat. Kemudian jarinya menggeser layar untuk menampilkan informasi lainnya. “Beberapa jam yang lalu, Airon memutuskan untuk membunuh semua pendemo dari Abyssal. Itu adalah kebijakan pertama yang dia perintahkan setelah menjadi ketua dewan.”
Elera hanya bisa terdiam mendengar perkataan dan melihat informasi di layar. Rene menatap Elera yang terlihat kebingungan. Mata mereka bertemu dalam momen yang sama. Rene sudah menduga bahwa hal ini pasti akan terjadi, cepat atau lambat.
Lama dalam kesunyian, tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing.
“Tidak perlu merasa bersalah atas semua yang terjadi, Elara. Saya yang bertanggung jawab penuh atas tindakan yang terjadi.” Airon muncul di layar tadi. “Aktivitas kalian sejak awal sudah saya awasi. Memang, kalian juga orang-orang yang berpotensi mengganggu kebijakan saya ke depannya. Jadi, mohon kerjasamanya untuk selalu mendukung kebijakan saya demi kesejahteraan seluruh masyarakat Sky District.”
Seluruh ilmuwan di SkyLab terdiam, tidak bersuara. Elara juga terkejut dengan semua yang terjadi barusan. Tiba-tiba saja, Airon muncul di layar. Bahasannya sekilas terdengar seperti ancaman kepada SkyLab apabila tidak patuh.
“Memangnya apa yang bisa kamu lakukan kalau kami menolak patuh?”
Airon tersenyum mendengar pernyataan itu. “Saya kasih satu ujian dulu untuk kalian semua.”
Tiba-tiba listrik padam di SkyLab. Semua pintu tertutup dan terkunci otomatis oleh sistem. Seluruh ilmuwan di sana terkejut dan berusaha meretas sistem yang terkunci. Namun, setelah satu jam, tidak ada yang berhasil melakukannya.
Elara hanya terdiam mendengar semuanya. Dia duduk, menatap kosong ke meja yang kini hanya menampilkan informasi data korban aksi demo. Berdasarkan yang terlampir di meja, ada sekitar 4000 korban jiwa yang meninggal dalam hitungan menit. Senjata-senjata yang digunakan oleh pasukan bersenjata Sky District memang sangat maju. Tidak ada yang bisa mengalahkan mereka hanya dengan senjata rakitan buatan Abyssal District.
Rene mendekati Elara dan memeluknya. Dia berusaha menenangkan kekasihnya yang sedang mengalami masa-masa sulit. Rene menyandarkan kepalanya di pundak Elara, berharap kondisi ini bisa membuat Elara tenang di tengah kepanikan yang sedang terjadi.
Tiba-tiba, semua sistem keamanan terbuka. Listrik kembali menyala, dan layar pun kembali aktif. "Baru sedikit cobaan saja kalian sudah langsung porak-poranda," suara Airon terdengar. Beberapa orang memilih untuk mengabaikan dan segera keluar dari ruangan tersebut. "Jika kalian keluar, itu berarti semakin dekat dengan kematian."
Suara Airon masih diabaikan oleh beberapa orang. Mereka membuka pintu dengan mode darurat dan keluar. Namun, hanya beberapa langkah setelahnya, dua peluru melesat tepat mengenai area kepala mereka.
Seluruh orang di dalam ruangan benar-benar terkejut melihat kejadian kejam tersebut. Layar kemudian mati, membuat semua orang kebingungan, termasuk ketua SkyLab yang segera mencoba menghubungi unit keamanan militer. Namun, panggilan mereka ternyata tidak bisa diakses.
“Sekarang kita harus bagaimana Elera?”
Elara tetap terdiam ketika diberondong pertanyaan dari ketua SkyLab.
Rene berusaha menenangkan Elara. "Apakah keamanan dari Airon bisa dihapuskan jika Airon dimatikan?"
Elara mendongak ke arah Rene. "Airon tidak bisa dimatikan. Dia bukan robot yang bisa dimatikan dengan tombol. Kecuali dia masih terhubung dengan alat yang ada di ruang kerjaku."
“Tidak mungkin menaruh Airon di sana kalau keluar saja berisiko. Ruangan ini hanya punya satu pintu yang mungkin sudah dibidik oleh seseorang. Artinya, kita benar-benar terperangkap.”
Semua orang yang ada di sana terdiam. Tiba-tiba gerbang terbuka, dan Airon masuk bersama beberapa pasukan bersenjata. Ketua dewan bingung melihat pasukan bersenjata itu menggunakan logo militer Nereon.
“Selamat datang, para ilmuwan ternama SkyLab. Jika ada yang mencari keamanan, silakan meninggalkan gedung ini. Namun, jika kalian memilih untuk menentang saya, tetaplah di sini, dan mari kita berdiskusi tentang rencana rekreasi terbaik selama satu jam ke depan.”
Hampir seluruh orang yang berada di ruangan berlari keluar. Hanya tersisa ketua SkyLab, Rene, dan Elera.
“Kalian tidak keluar?”
Elera melangkah keluar. Rene terkejut melihat Elera pergi. Dia berada dalam kebingungan, antara ikut Elera atau bertahan di tempat itu. Sebelum Elera meninggalkan ruangan, Rene membungkuk kepada ketua SkyLab. Akhirnya, dia memutuskan untuk meninggalkan mereka dan mengikuti Elera.
“Jadi, ketua sudah siap untuk berjalan-jalan?” tanya Airon.
“Aku tahu apa yang akan terjadi. Pasti akhirnya nasibku sama seperti ketua dewan. Dan kamu memang sangat cerdas. Kamu mematikan hal-hal yang berpotensi menghambatmu. Sepertinya aku tahu apa alasannya pasukan bersenjata ini patuh padamu. Dan aku juga tahu siapa yang sebenarnya menjadi pengkhianat di SkyLab. Orang yang semenjak dulu ingin menguasai SkyLab. Ambisinya sejak kecil tidak pernah padam.”
“Aku tahu betul orang yang kamu maksud. Dia memang orang yang sangat hebat. Seorang ilmuwan termuda di abad ini. Tidak ada yang kurang darinya. Sayangnya, ayahnya dulu kamu lengserkan, dan kini kamu duduk santai di sini dengan jabatanmu. Padahal aku lebih setuju dengan gagasan ayahnya. Seseorang yang membantunya dalam segala hal. Dan mungkin setelah kematianmu, SkyLab akan kembali menjadi miliknya.”
“Aku sudah mengirimkan pesan ini kepada orang kepercayaanku juga. Seluruh datanya sudah aku kirimkan secara langsung, tidak secara virtual. Ini adalah sandi rahasia yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu. Pesan terenkripsi yang aku gunakan dengan metodeku sendiri. Jadi, kamu tidak mungkin bisa membukanya, Airon.”
Pasukan bersenjata memberondong ketua SkyLab dengan peluru.
Airon menghampirinya dan memegang benda yang digunakan oleh ketua SkyLab. Itu adalah sebuah pesan transmisi sinyal menggunakan gelombang telegraf, yang artinya pesan ini tidak dapat diketahui isinya dan mungkin masih belum sampai kepada penerimanya. Airon kemudian memerintahkan pasukan bersenjata untuk menghancurkan alat itu.
Sementara itu, di sisi lain, Elera dan Rene sudah berada di lantai dasar. Di depan gedung SkyLab, mereka terkepung oleh banyak pasukan bersenjata, namun pasukan tersebut tidak melakukan apapun kepada Elera dan Rene.
“Aku terpaksa meninggalkan ketua SkyLab untuk mengikutimu. Sebenarnya aku tidak ingin melakukan itu. Aku masih memiliki rasa kemanusiaan. Aku tidak ingin membiarkan Airon bebas, tapi aku juga tidak punya rencana lain. Jadi, aku memutuskan untuk mengikutimu,” ungkap Rene kepada Elera yang masih berjalan dengan dingin.
“Terima kasih, Rene. Sejak dulu kamu selalu melakukan banyak hal untukku. Aku terkadang memang mendepankan cinta di atas segalanya. Tapi dalam beberapa hal, aku tidak bisa mengedepankan cinta. Aku masih memiliki banyak ambisi. Aku adalah orang yang dipenuhi dengan banyak ambisi. Aku selalu ingin melakukan banyak hal dan selalu ingin membuahkan hasil yang maksimal. Jadi, aku minta maaf karena tidak bisa memberikan itu padamu.”
“Tidak apa-apa. Selama ini aku tahu kamu mendedikasikan waktumu untuk berambisi menciptakan Airon. Tapi aku juga mengerti bahwa dari lubuk hatimu, kamu masih mencintaiku. Aku sangat berterima kasih.”
Rene memeluk Elera dengan sangat erat. Elera berbisik kepada Rene, "Tapi bukan ambisi itu yang aku maksudkan."
Rene terkejut mendengarnya. Elera melepaskan pelukannya dan mendorong Rene hingga terpental. Dengan cepat, dia berlari kembali ke dalam SkyLab. Tangannya langsung menekan tombol penahan ledakan, sebuah fitur yang akan melapisi seluruh bangunan SkyLab untuk mencegah ledakan dan radiasinya keluar. Meskipun prosedur ini akan membunuh semua orang di dalam SkyLab, namun langkah ini diambil untuk memastikan wilayah sekitar SkyLab tidak terdampak.
Semua wilayah SkyLab sudah tertutup rapat. Rene berusaha membuka pintu, namun usahanya gagal. Pasukan bersenjata juga turut menghalangi upaya Elera untuk melarikan diri. Mereka menahan Rene agar tidak masuk sebelum sistem keamanan sepenuhnya diaktifkan. Kini, Rene tertinggal di luar bersama beberapa ilmuwan yang selamat, sementara Elera berada di dalam SkyLab.
Elera berlari menaiki lift untuk sampai ke ruang kerjanya. Larinya sempat terhenti ketika dia berpapasan dengan sesuatu.
“Lanjutkan apa yang ingin kamu lakukan,” katanya sambil meneguk soda kaleng. “Tapi jangan lama-lama, karena akan ada pesta kembang api.”
Elera melanjutkan larinya menuju ruang kerjanya dan segera menutup semua akses agar Airon tidak bisa menerobos masuk. Dia kemudian mengaktifkan meja kerjanya dan menempatkan kedua telapak tangannya di atasnya. Dari layar muncul sinar yang perlahan semakin terang. Tubuh Elera semakin lemas, dan dia hampir terjatuh, namun tetap berusaha menunggu hingga proses tersebut selesai.
Dari dalam layar, cahaya meredup diiringi dengan munculnya sebuah tulisan: “Successful”.
DAR!
SkyLab meledak dengan satu ledakan dahsyat dari dalam. Ledakan itu tidak berdampak pada Sky District berkat lapisan pelindung yang sangat kuat. Namun, getarannya cukup untuk membuat pondasi Sky District bergetar. Kini, seluruh isi SkyLab hancur oleh cahaya pemusnah. Ledakan itu adalah bagian dari prosedur pembersihan SkyLab apabila ada ancaman, dan kali ini SkyLab menggunakan senjata pemusnah tersebut, meledakkan berbagai bahan kimia di dalamnya untuk menghanguskan semua yang ada.
***
Satu tahun setelah kejadian itu, Sky District kembali baik-baik saja. Mereka telah pulih sepenuhnya, berkat upaya beberapa media yang menutup rapat kasus tersebut. Berdasarkan informasi yang diberitakan, SkyLab dilaporkan mengalami kecelakaan kerja yang mengharuskan pemusnahan total untuk mencegah penyebaran infeksi. Beberapa ilmuwan yang selamat juga menyatakan bahwa kecelakaan tersebut merugikan, dan di dalam SkyLab tercatat sekitar lima korban jiwa.
“Kami merasa turut berbela sungkawa atas kecelakaan yang terjadi di kantor penelitian saya di SkyLab. Di sana ada tiga korban jiwa dari pasukan militer dan dua ilmuwan. Yang pertama adalah ketua SkyLab yang mengaktifkan pemusnahan massal, dan satu lagi adalah ilmuwan termuda kita yang telah menciptakan Airon.”
Berita itu ditutup dengan menampilkan beberapa dokumentasi yang didapatkan sebelum kejadian. Rene mematikan televisi yang ada di sana. Kini, dia tidak mampu melihat foto kekasihnya terpampang di layar—salah seorang korban dari tragedi tersebut.
Televisi menyala secara otomatis, menandakan informasi darurat. Dari layar, muncul seorang laki-laki yang berdiri di ruang rapat anggota dewan. Di mejanya terpampang sebuah logo militer dan lambang kebebasan Nereon. "Si peminum soda itu lagi," kata Rene.
“Kesepakatan bersama telah diraih. Setelah kejadian pembantaian aksi demo satu tahun yang lalu, saya sepakat untuk merumuskan aksi-aksi berikut untuk ditindak. Saya, selaku ketua dewan Nereon yang baru, akan mengatur penuh hak yang berlaku baik di Sky District maupun Abyssal District. Dan mulai periode satu bulan ke depan, Abyssal District akan dibumi hanguskan. Saya, Airon, selaku ketua dewan Nereon, akan bertanggung jawab penuh dan siap memimpin pembumi hangusan Abyssal District.”
~ Selesai ~