Disukai
0
Dilihat
616
Staf Admin (gak) Support
Slice of Life
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Apa bidang pekerjaan yang paling gampang di dunia kerja? Pasti ada banyak jawaban, atau malah jadi banyak perdebatan. Tapi yang pasti gak ada yang mau bidang pekerjaan yang mereka lakukan dianggap gampang. Semua bidang pekerjaan pasti ada kelebihan dan kekurangan, dan sudah seharusnya sesama manusia saling menghargai bidang pekerjaannya masing-masing.

Sayangnya masih ada saja nih bidang pekerjaan yang dianggap gampang bahkan diremehkan, salah satunya pekerjaan yang digeluti seorang wanita bernama Merani, pekerjaan Administrasi. Merani sudah bertahun-tahun menjalankan Pekerjaan administrasi, yang biasa kita singkat dengan sebutan pekerjaan Admin. Ketika mendengar kata Admin, yang ada di pikiran orang-orang mungkin hanya sekedar input data, mengurus file, dan sebagainya. Tapi yang orang tidak tahu, Admin itu sebenarnya ada banyak jenis pekerjaannya, tergantung di divisi mana kamu berada. Jadi sudah pasti bisa kamu bayangkan pekerjaan antara Admin Sales dan Admin Finance itu punya jobdes yang jelas berbeda.

Merani sendiri sebenarnya adalah lulusan Perbankan, dimana dia berkuliah memang dipersiapkan untuk bekerja di bank nantinya. Lulus kuliah pun Merani langsung diterima di salah satu bank swasta di Indonesia. Yang ada di pikiran orang-orang, bekerja di bank itu pasti uangnya banyak dan selalu berpenampilan menarik dengan sepatu hak tingginya. Sayangnya di dunia yang penuh kapitalisme ini, semua pandangan itu tidaklah semua benar adanya. Merani bekerja di bagian analisa kartu kredit, dimana dia memulai karirnya sebagai Admin kredit, pekerjaan yang orang-orang sering bilang pekerjaan gampang.

Pekerjaan sehari-hari nya memang hanya meng-input dan menarik data aplikasi, tapi coba tanya ada berapa jumlahnya. Ratusan bahkan ribuan per hari bila sedang ada event. Orang-orang yang punya pengalaman bekerja di bank pasti punya testimoni yang sama, bekerja di bank itu tidak ada habisnya. Dan begitulah kenyataannya. Merani bukan lagi bekerja 9 to 5, tapi hampir selalu bekerja lembur setiap harinya. Bahkan jika sedang lagi banyak-banyak nya, hari Sabtu pun harus dijabaninya masuk kantor demi mengurangi beban pekerjaan yang tidak ada habisnya itu.

Selama 3 tahun berjibaku sebagai Admin akhirnya Merani naik level. Kali ini dia menjabat posisi sebagai Officer Kredit, 1 level langsung di bawah posisi Analis Kredit. Beban pekerjaan Merani kali ini tidak sebanyak waktu dia masih menjadi Admin, tapi jelas tanggung jawabnya jauh lebih besar. Officer Kredit memberi rekomendasi langsung kepada Analis Kredit apakah sebuah data aplikasi layak diberikan kartu kredit atau tidak, baru lah setelah itu Analis Kredit yang membuat keputusan. Setelah lebih dari 1 tahun beradaptasi dengan posisi barunya, Merani menyerah. Sebuah prahara harus membuatnya menjadi seorang pengadu. Merani bimbang, tapi dia tidak punya pilihan lain.

Waktu itu Merani ditempatkan di dalam 1 tim yang terdiri dari 3 orang : Admin, Officer yaitu dirinya, dan Analis Kredit yang jatuhnya bos dari tim ini. Sepatutnya 1 tim ini bekerja seharmoni mungkin, punya teamwork yang baik, dan punya kecepatan bekerja yang sama. Sayangnya di saat Admin dan Officer sudah bekerja secepat mungkin, malah bos mereka Sang Analis yang tidak bisa mengikuti lalu kerja anak buahnya. Sampai akhirnya di satu titik, tim Merani mulai berantakan. Banyak data aplikasi menumpuk di sang Analis, dan tidak ada tanda-tanda sang Analis mau memperbaiki keadaan. Merani frustasi dengan situasi tersebut. Akhirnya dengan berat hati Merani mengambil keputusan berat, mau tidak mau harus Merani sendiri yang memberitahukan kekacauan ini kepada Supervisor yang berwenang.

Prahara ini juga akhirnya menyadarkan Merani bahwa dirinya sudah capek bekerja di dunia perbankan. Beberapa bulan kemudian Merani pun memutuskan resign dan mencari pekerjaan lain. Mencari pekerjaan baru ternyata tidak mudah. Hanya berbekal 1 pengalaman di dunia perbankan tidak lah cukup untuk perusahan-perusahan besar meliriknya. Merani memutar otak, dia mencari tahu jenis lowongan kerja yang paling banyak ditawarkan dan tidak begitu memerlukan banyak pengalaman, ternyata jawabannya? Yup Admin. Dan mulai lah Merani melamar posisi Admin di banyak perusahaan.

Merani diterima di sebuah perusahaan EO (Event Organizer), dunia yang cukup baru baginya. Proyek-proyek di EO ini sudah cukup banyak, dan bisa dibilang sudah stabil, dimana klien-kliennya selalu menggunakan EO ini untuk acara-acara mereka. Yang ada di pikiran Merani waktu itu pasti karyawannya ada banyak, tapi kenyataannya tidak. Jumlah karyawan tetapnya hanya ada 4 orang termasuk Merani dan 1 bosnya. Minimalis bukan. Ternyata perusahaan-perusahaan EO seperti ini lebih banyak menggaet pekerja freelance dibanding karyawan tetap. Dan disinilah Merani sekarang.

Jabatan Merani hanya satu kata, Admin, tanpa embel-embel apapun. Dan kali ini Merani sudah bisa memprediksi sendiri kerjaan macam apa yang akan diberikan kepadanya. Yup semua pekerjaan Admin, apapun itu, ya karena Merani satu-satunya Admin di EO tersebut. Mulai dari membuat laporan event, menyusun budget, membuat tagihan dan pajak, memegang email kantor, sampai ikut membantu pelaksanaan event di lapangan, yang kalau dipikir-pikir ini sudah melewati dari jobdes Admin itu sendiri secara general.

Suatu kali Merani pernah tiba-tiba diminta bos nya ke toko furniture untuk membeli beberapa bangku untuk digunakan di suatu acara event hari itu juga. Pernah juga Merani disuruh sang bos pergi ke kantor pajak untuk berkonsultasi dengan entah siapa untuk membahas masalah perpajakan yang entah apa itu. Sang bos menuntut Merani untuk bisa melakukan segala macam hal dan tahu jawaban dari semua pertanyaan bosnya. Aneh dan absurd, karena lama kelamaan pekerjaan Admin ini lebih seperti Agnes Mo yang multi talenta sekaligus multi tasking.

Usut punya usut, ternyata perusahaan EO ini bermasalah di perpajakan karena menunggak uang pajak ratusan juta, bukan karena tidak punya uang tapi karena Bos Merani ditipu oleh seseorang. Singkat cerita, setiap bulannya sang bos menitipkan uang pajak untuk dibayarkan kepada seseorang yang dikenalnya saat sedang mengantri di kantor pajak. Sampai akhirnya setelah hampir 1 tahun, tagihan pajaknya menggunung karena tertulis tidak pernah membayar pajak selama periode tersebut. Dan barulah akhirnya menyadari kalau dirinya selama ini ditipu.

Selanjutnya Merani bekerja di sebuah perusahaan startup, dunia yang kembali baru baginya. Merani memang suka tantangan, dan disinilah dia sekarang, berada di perusahaan startup yang bener-benar baru merintis. Jumlah karyawan nya tidak beda jauh dengan perusahaan EO, yaitu 7 orang yang terdiri dari 2 admin, 2 sales, 1 customer service, dan 2 orang pemilik perusahaan yang merupakan suami istri. Kantor perusahaan ini pun berada di rumah sang pemilik perusahaan, dimana kantornya berada di lantai satu dekat meja makan. Yup, kembali absurd bukan.

Pemilik utama perusahaan startup ini adalah sang suami, yang merupakan seorang lulusan IT dari kampus yang ada di Amerika Serikat. Sedangkan istrinya ikut berkontribusi sebisa mungkin membantu perusahaan sang suami, apapun itu, yang Merani sendiri pun masih tidak tahu jabatan apa yang sebenarnya dipegang sang istri di perusahaan tersebut. Si bos pria ini sekilas punya gambaran diri seperti Nadiem Makarim, masih cukup muda, seorang lulusan IT dari Amerika yang berhasil menciptakan startup Gojek.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Slice of Life
Rekomendasi