Disukai
0
Dilihat
805
Samir Cemeng
Misteri

Rumah kecil itu terbengkalai di antara reruntuhan batu-batu, di tepi desa kecil yang dikelilingi hutan belantara. Penduduk desa mengenalnya sebagai Rumah Angker, tempat di mana kegelapan benar-benar menghuni setiap sudutnya, dan selalu dihantui kisah tragis dari waktu ke waktu.

***

Dikisahkan beberapa puluh tahun yang lalu, sepasang suami istri bersama anak mereka yang masih kecil tinggal di rumah tersebut. Keluarga kecil itu hidup bahagia di tengah-tengah kedamaian alam, hingga suatu hari sepasang suami istri tersebut menghilang secara misterius tanpa jejak. 

Damar, yang saat itu masih berusia tujuh tahun, ditinggalkan seorang diri oleh kedua orangtuanya di dalam rumah yang kian hari semakin terabaikan. 

Sejak saat itu, Damar menjadi terasing di antara penduduk desa. Para penduduk percaya bahwa rumah itu terkutuk, dan setan-setan yang menghuninya selalu akan mencari mangsa untuk memenuhi haus mereka akan darah. 

Tidak seorang pun dari para penduduk yang berani mendekati rumah yang ditinggali Damar kecil, bahkan hanya untuk sekedar membersihkan, memperbaiki atap rumah yang bocor, atau menengok dan membantu memberi makan Damar agar anak kecil itu tidak merasa kesepian dan kelaparan.

Hingga suatu pagi, sebuah insiden mengubah segalanya.

***

Hari itu, angin bertiup kencang menggoyangkan dedaunan di hutan sekitar. Damar, yang saat itu sudah tumbuh dewasa, keluar dari rumahnya dengan membawa sekop dan cangkul tua.

Dia terbiasa menjaga kebun sayurnya yang ia tanam di halaman rumah. Namun, kebun itu hanya sebatas upaya kecil untuk menjaga sisa-sisa kehidupannya agar tetap berlanjut.

Sambil menggali tanah, Damar merenung tentang nasibnya yang terpaut dengan rumah yang terabaikan itu. Meskipun penduduk selalu bercerita bahwa rumah yang ditempatinya itu dihuni oleh setan-setan, namun Damar tidak pernah merasakan kehadiran mereka. Baginya, kegelapan yang sebenarnya ada adalah dalam pikirannya sendiri, yang dipenuhi oleh rasa kesepian dan penyesalan.

Saat matahari mulai menanjak di atas puncak pohon-pohon, Damar mendengar suara gemuruh di kejauhan. Ia menghentikan pekerjaannya dan menoleh ke arah asal suara tersebut.

Di balik pepohonan, dia melihat seorang gadis muda berlari menuju hutan dengan terburu-buru. Gadis itu memasuki hutan dengan ekspresi panik di wajahnya, seolah-olah dia sedang dalam bahaya.

Damar segera meletakkan sekop dan cangkulnya lalu berlari mendekati gadis itu. "Hei, tunggu!" Teriaknya memanggil gadis itu, namun tidak mendapat tanggapan.

Damar mencoba semakin mendekat, dan akhirnya berhasil menangkap lengan gadis itu. Sang gadis terkejut.

"Gadis, apa yang terjadi? Kenapa kau berlari begitu cepat?" Tanya Damar dengan napas tersengal-sengal.

Gadis itu menoleh padanya dengan mata yang penuh ketakutan. "Ibu... Ibuku sakit parah," ucapnya dengan suara gemetar. "Aku sedang mencari obat untuknya, tapi aku tersesat di hutan ini."

Damar melihat raut wajah gadis itu yang pucat dan bibirnya yang memucat. Tanpa ragu lagi, ia memutuskan untuk membantunya.

"Aku tahu sebuah tempat di mana ada tanaman obat langka. Aku akan membawamu ke sana," kata Damar sambil menuntun gadis itu keluar dari hutan menuju ke arah yang benar.

Mereka berjalan melalui jalan setapak yang terbentuk alami di antara semak belukar dan pohon-pohon besar. Damar berbicara sedikit dengan gadis itu untuk menghiburnya, sementara gadis itu hanya menjawab dengan singkat dan tersendat-sendat.

Saat itu suasana hutan menjadi semakin sunyi ketika matahari mulai tenggelam dibalik cakrawala.

Kemudian tiba-tiba sebuah suara gemuruh menggema di kejauhan. Damar dan sang gadis menghentikan langkah dan mencoba mendengarkan lebih seksama.

Suara itu semakin mendekat dengan cepat, dan mereka menyadari bahwa itu bukanlah suara biasa. Ada yang tidak beres.

Lalu dalam sekejap, mereka diserang oleh makhluk-makhluk gaib yang muncul dalam kegelapan dari berbagai arah. Damar yang terlatih sebagai penjaga hutan segera mengeluarkan sebilah belati yang selalu ia bawa di pinggangnya. Ia berusaha melindungi gadis itu sambil berusaha menjaga agar mereka tidak melarikan diri.

Namun, serangan itu terlalu kuat dan ganas. Salah satu makhluk itu berhasil melukai gadis itu dengan cakarnya yang tajam. Damar berteriak mencoba meminta bantuan kepada penduduk desa yang jauh di luar sana. Namun, tak ada yang bisa merespon panggilan itu.

Di tengah kekacauan yang sedang terjadi, Damar mengingat sebuah mantra pelindung yang pernah diajarkan oleh seorang dukun tua di desa.

Dengan sisa-sisa keberanian dan tenaga yang ada, dia mengucapkan mantra tersebut dengan lantang. Cahaya terang tiba-tiba memancar dari tubuhnya, menghalau makhluk-makhluk gaib tersebut mundur. Makhluk-makhluk itu mengeluarkan suara melengking sebelum akhirnya menghilang dalam kegelapan hutan.

Sang gadis terlihat terbaring lemah di tanah, darah mengalir dari luka di lengannya. Damar segera mengangkatnya, dan berlari menuju desa. Malam semakin larut dan dingin mulai menggigit kulit, namun Damar tidak berhenti. Ia bertekad menyelamatkan gadis tersebut.

***

Saat tiba di desa, penduduk yang sebelumnya takut pada Damar dan rumah angkernya, keluar melihat kegaduhan yang terjadi. 

Melihat keadaan gadis itu, mereka segera melupakan ketakutan mereka dan membantu Damar membawa si gadis ke rumah seorang tabib.

***

Tabib desa, seorang wanita tua dengan pengetahuan mendalam tentang tanaman obat dan penyembuhan, segera menangani luka gadis itu. Sementara itu, Damar menceritakan apa yang terjadi kepada kepala desa dan penduduk lainnya.

Setelah mendengar apa yang telah terjadi, serta yang telah dilakukan oleh Damar untuk menyelamatkan si gadis, para penduduk desa terkejut, sekaligus merasa kagum terhadap keberanian Damar.

***

Beberapa hari kemudian, gadis itu mulai pulih. Namanya adalah Sari, dan dia tinggal di desa tetangga bersama ibunya. 

Penduduk desa, yang selama ini menjauhi Damar, mulai berubah sikap. Mereka melihatnya bukan lagi sebagai orang yang terkutuk, tetapi sebagai pahlawan yang telah menyelamatkan Sari, dan menghadapi kegelapan dengan keberanian.

Kepala desa memutuskan untuk membersihkan dan memperbaiki rumah Damar. Dengan bantuan penduduk, rumah itu perlahan berubah dari bangunan yang suram menjadi tempat yang nyaman dan layak huni.

Damar tidak lagi merasa sendirian. Dia mulai merasa diterima dan dihargai oleh penduduk desa.

***

Beberapa bulan kemudian, Damar dan Sari sering terlihat bersama, baik di desa maupun di hutan. Mereka menanam tanaman obat dan menjaganya dengan baik, berbagi pengetahuan tentang penyembuhan dengan penduduk desa. Kehidupan Damar yang dulunya penuh dengan kesepian kini berubah menjadi penuh makna dan kebahagiaan.

Namun, meskipun desa telah tenang, Damar tidak melupakan kejadian malam itu. Dia tahu bahwa kegelapan masih ada di hutan, menunggu saat yang tepat untuk kembali. Bersama Sari, dia bertekad untuk melindungi desa dari ancaman apapun, menjaga agar bayu kegelapan tidak lagi menghantui desa mereka.

Dan di bawah langit malam yang cerah, dengan bintang-bintang bersinar di atas, Damar menyadari bahwa keberanian dan cinta bisa mengusir kegelapan yang paling pekat sekalipun.

**The End**


Moral of the story: Kekuatan keberanian dan kebaikan dapat mengatasi prasangka dan kegelapan, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam diri kita. Terlepas dari masa lalu yang suram dan prasangka masyarakat, tindakan heroik dan kasih sayang dapat membalikkan pandangan negatif, memulihkan hubungan, dan menciptakan komunitas yang lebih harmonis dan saling mendukung.





Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Rekomendasi