Disukai
3
Dilihat
34
Roro Wirenggeni
Misteri
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Sesunyi dia, hidupmu Ndhuk."

Ratih menoleh pada wanita tua renta, tidak lain adalah buyutnya. Usia terakhir, 125 tahun, tampak menghiasi senyum si Uyut.

"Ratih gak punya teman, Mbah Uyut," kata gadis itu. Usianya belum genap 17 tahun. Polos wajahnya menatap keluar jendela, sesekali melihat ke sisi Mbak Uyut bersandar di tembok tua rumah mereka. Namun itu pun hanya kenangan yang tersisa. Wujud Mbak Uyut perlahan memudar seiring dentang jam dinding usang berbunyi 12 kali. Tepat siang hari tetapi nuansa redup lantaran satu pekan ini mendung tebal menaungi desa terpencil tempat Ratih hidup, sejak lahir hingga belasan tahun terakhir.

Ratih tertunduk. Buyar lamunannya. Masih terasa kehadiran Mbah Uyut satu-satunya anggota keluarga yang tersisa di rumah sepi ini. Hari ini tepat 40 hari Mbah Uyut pergi dari dunia. Airmata sudah mengering, tapi nuansa mendung di dalam jiwa Ratih, tak kunjung usai.

* * *

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
😂😂😂
@darmalooooo : Nanti saya tambahkan lg. Capek ngetik.
Pendek sangat Kak cerpenya. Lebih panjang curhat di group 😭
Alfatiha semoga Allahyarham husnul khatimah Aamiin Allahumma Aamiin Allahumma
Rekomendasi dari Misteri
Rekomendasi