Disebuah sekolah menengah yang ramai, terdapat seorang siswa bernama Keyla. Ia adalah seorang pelajar yang aktif, dan sering mengikuti banyak perlombaan, namun memiliki satu rahasia yang membuatnya berbeda dari yang lain. Rahasia itu adalah perasaan yang mendalam terhadap adik kelasnya, Eja. Sejak pertama kali Eja masuk ke sekolah itu, Keyla merasa ada sesuatu yang istimewa dalam diri pria itu. Eja adalah pria berkacamata yang mempunyai sifat selembut gulali, dengan senyuman manis yang bisa membuat hari-hari kelabu menjadi berwarna. Senyumannya mampu menghangatkan hati siapa pun yang melihatnya. Setiap kali Eja melintas di depan Keyla, jantungnya berdegup kencang serasa ingin copot. Ia sering melihatnya dari jauh, mengagumi cara Eja berinteraksi dengan teman-temannya, atau bagaimana dia tertawa lepas saat bercanda. Namun, perasaan itu hanya bisa ia simpan dalam hati. Keyla tak berani mendekati Eja, takut jika perasaannya tidak terbalas akan merusak pertemanan dan malah menimbulkan kata asing.
"Cinta adalah segala rasa yang dimiliki seseorang, cinta tidak dinilai dari fisik melainkan sifat baik yang orang punya. Jatuh cintalah kepada orang yang bisa menghargai mu, karena mencintai seseorang secara sendirian adalah hal yang tidak lucu."
Seiring berjalannya waktu, Keyla berusaha untuk mendekati Eja. Ia mulai mencari tau segala hal tentang Eja dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sama, berharap bisa lebih banyak berinteraksi. Ia bergabung dalam osis, sedangkan Eja bergabung dalam organisasi pks, meskipun tidak satu organisasi mereka akan berkolaborasi dalam kegiatan sekolah. Ia selalu melihat Eja mengatur lalu lintas di sekolah. Di situ, ia bisa menikmati keindahan senyuman Eja ketika dia menjalankan tugasnya sebagai petugas keamanan sekolah. Namun, setiap kali ia ingin mengungkapkan perasaannya, kata-kata itu selalu sulit untuk dikeluarkan dan terjebak di tenggorokannya. Suatu hari, saat mereka mendapatkan tugas dari sekolah untuk membuat projek, Keyla dan Eja ditugaskan untuk bekerja sama. Ini adalah kesempatan emas bagi Keyla untuk lebih berinteraksi dengan Eja. Saat mereka mulai berinteraksi, Keyla merasakan hal yang sangat senang, namun di saat yang sama, rasa gugup juga menghantuinya. Ia berusaha untuk tetap tenang dan tidak membuat suasana menjadi canggung. Mereka membahas projek dengan semangat, berbagi ide dan saling mendukung satu sama lain, agar mendapatkan hasil yang optimal.
Malam sebelum presentasi, Keyla memutuskan menulis surat untuk Eja. Dalam surat itu, ia mengungkapkan semua perasaannya, mulai dari kekagumannya hingga harapannya untuk bisa lebih dekat. Ia menulis tentang bagaimana Eja membuat hari-harinya lebih cerah dan bagaimana ia ingin berinteraksi lebih dekat.
Isi Surat
Haii Eja... sebelumnya izin ngungkapin perasaan ku ya, dari awal kamu masuk ke smp ini kamu udah buat aku kagum. Gimana ya, mungkin dari cara kamu menyampaikan segala hal dengan lembut dan positif vibes. Semua orang pasti punya selera masing-masing dan yang pasti selera kamu bukan aku, jujur aja rasanya pengen deket sama kamu tapi takdir berkata lain. Kamu akan menjadi tokoh favorit ku semasa putih biru.
Keyla, 08-10-2024
Namun, saat akan mengirimkan surat itu, hatinya kembali ragu. Ia takut jika Eja tidak mempunyai perasaan yang sama. Hari presentasi pun tiba. Keyla dan Eja berdiri di hadapan para siswa, mempresentasikan projek mereka. Keyla diam-diam mencuri pandang ke Eja, melihat senyum cerianya saat menjelaskan. Melihat Eja bahagia membuatnya merasa lebih percaya diri. Di akhir presentasi, saat mereka mendapatkan tepuk tangan meriah dari teman-temannya, Keyla merasa ada momen yang tepat untuk menyerahkan surat itu. Ketika bel pulang sudah berbunyi, keyla menghampiri ke kelas Eja, dengan tangan bergetar memberi surat yang semalam ia buat. Eja terlihat terkejut, namun senyumnya tak pernah pudar. “Eh mba apa ini?” tanyanya, sambil menerima surat tersebut. Keyla hanya bisa tersenyum penuh harap. “Baca saja nanti,” jawabnya, berusaha menjaga ketenangan meski hatinya tak karuan berdebar kencang. Saat Eja membaca surat itu, hatinya bergetar. Dia tidak menyangka bahwa Keyla, yang selama ini dia anggap kakak kelas pada umumnya, memiliki perasaan yang dalam untuknya. Eja tersenyum, merasa hangat di dalam hatinya. Setelah membaca, ia berbalik kepada Keyla, “Kita bisa lebih dari kakel dan dekel, kan?” Keyla merasa seperti terbawa angin terbang ke awan. Semua ketakutannya terbakar lenyap seketika. “Iya, jika kamu mau,” jawabnya, suaranya bergetar penuh harapan.
Sejak hari itu, Keyla dan Eja mulai memiliki interaksi yang lebih dekat. Mereka berbagi tawa, cerita, dan momen-momen indah yang tak terlupakan. Mereka sering menghabiskan waktu di taman sekolah, berbicara tentang mimpi dan cita-cita. Keyla merasa beruntung bisa mengenal Eja lebih dekat, dan Eja pun merasakan hal yang sama. Mereka saling mendukung dalam pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler, menjadikan satu sama lain sebagai motivasi. Namun, segala hubungan tidak semua berjalan mulus. Suatu hari, Eja mendapat kabar bahwa keluarganya akan pindah ke luar kota karena pekerjaan ayahnya. Eja terlihat sangat sedih dan Keyla merasa hatinya hancur mendengarnya. Mereka berbicara panjang lebar tentang kepergian Eja, tentang ketakutan dan harapan. Eja berjanji akan menjaga hubungan mereka meski jarak memisahkan. Keyla merasa bingung, tetapi ia tahu bahwa cinta sejati tidak mengenal jarak.
Hari terakhir Eja di sekolah adalah momen yang sulit bagi mereka berdua. Seluruh teman-teman Eja berkumpul untuk memberikan ucapan selamat tinggal, tetapi bagi Keyla, itu adalah saat yang paling memilukan. Di tengah keramaian, mereka berdua menemukan sudut tenang di taman sekolah. Eja memegang tangan Keyla, “Jangan lupakan aku, ya. Kita pasti akan bertemu lagi.” Keyla mengangguk, meski hatinya dipenuhi rasa cemas. Di balik senyuman Eja, Keyla menemukan keberanian untuk mencintai dan dicintai, membuktikan bahwa meski cinta seringkali disimpan dalam diam, pada akhirnya, suara hati itu harus diungkapkan dan didengar. Bulan demi bulan berlalu, Eja dan Keyla berusaha menjaga komunikasi melalui pesan dan video call. Mereka berbagi cerita tentang kehidupan baru mereka, saling mendukung meski jarak memisahkan.
Keyla menyadari bahwa menyimpan perasaan bukanlah hal yang mudah, tetapi ketika saatnya tiba untuk mengungkapkan, mungkin itu adalah langkah terpenting dalam mencintai. Cinta mereka tumbuh meskipun di tengah rintangan. Cinta sejati tidak hanya tentang kebersamaan fisik, tetapi juga tentang dukungan emosional dan komitmen yang tulus. Keyla tahu bahwa meski jarak memisahkan mereka, hatinya akan selalu terikat dengan Eja.
Dengan berjalannya waktu, Keyla dan Eja semakin kuat. Mereka berjanji untuk bertemu setiap kali ada kesempatan, dan impian mereka untuk bisa bersama di masa depan semakin membara. Cinta yang mereka bangun adalah sebuah perjalanan, dan di setiap langkahnya, mereka menemukan arti sejati dari cinta dan persahabatan.
"Tentang perasaan aku dan kamu, yang dulunya sama sekali tidak ada harapan, kini cinta tumbuh di antara kita"