Pagi ini, seperti biasa halaman utama gedung Sekolah Darwastu sudah ramai dengan murid, guru dan karyawan sekolah yang baru datang. Ada yang datang jalan kaki karena rumahnya dekat, dan ada yang diantar oleh orang tua dan jemputan. Meski ini adalah sekolah swasta, para murid tidak diizinkan untuk membawa kendaraan sendiri.
Obri, murid kelas 7 terlihat berdiri di pos satpam dekat gerbang sekolah. Ia sedang menunggu seseorang sejak lima menit yang lalu. Sambil memperhatikan orang-orang yang melewati gerbang, akhirnya sosok yang ia tunggu muncul di balik pintu mobil yang berhenti tepat di depan gerbang berwarna biru itu.
Ilan, sahabatnya datang sepuluh menit sebelum bel tanda masuk berbunyi. Obri berdiri dan menyampirinya. Mereka bersalaman dengan gaya yang mereka buat sejak kecil, lalu berjalan bersamaan.
“Katanya akan ada duapulahan anak yang ikut tes nih," Ilan memulai pembicaraan. Tegang memikirkan seleksi tim basket sekolah nanti sore.
“Dan hanya akan setengah doang yang akan di terima. Gw gak yakin bakal lolos," imbuhnya.
Obri jalan di sebelahnya merangkul sahabatnya.
“Lu bisa Lan, kita udah latihan," katanya berusaha menenangkan.
“Iya lu pasti bisa ...