Seorang perempuan yang mengharapkan kebahagiaan di masa depan, ia bernama Lani. Di saat itu Lani mempunyai sebuah harapan, ia ingin menikah. Akan tetapi Lani benar-benar sangat bingung, ia di hadapkan oleh dua pilihan. Di antaranya ingin menikah terlebih dahulu atau mencapai cita-cita dan impiannya.
Lani melihat beberapa temannya sudah menikah dan sebagian yang lain sudah memiliki pekerjaan, Lani sangat bimbang dengan pilihan yang ada. Kebetulan saja salah satu temannya yang bernama Eva datang ke rumah dan mengajak Lani untuk menikmati liburan bersama.
Lani bersiap-siap dan memberitahu Eva agar menunggunya di dalam rumah. Lani berkata, "Eva ... Kamu tunggu saja di ruang tamu aku mau bersiap-siap dulu."
"Yasudah jangan lama-lama ... Aku tunggu," jawab Eva.
Beberapa menit kemudian, Lani menghampiri Eva. Di saat itu Eva dan Lani pamit sekaligus bersalaman kepada Ibu daripada Lani.
"Mamah ... Aku pamit dulu mau liburan bersama Eva," pamit Lani.
Ibu bertanya, "Mau liburan kemana?"
Kemudian Eva menjelaskan, "Mau ke tempat wisata buk ... Sekalian saya sama Lani mau mengajak teman yang lain."
"Siapa temannya?" Ibu bertanya kembali.
Lani menjawab, "Aidah dan Syifa."
Sang Ibu mengizinkan Lani dan Eva seraya berkata, "Oh Aidah sama Syifa? Yasudah hati-hati di jalan dan pulangnya jangan terlalu sore."
"Iya siap," jawab Lani.
Eva dan Lani pergi ke rumah Aidah untuk menjemputnya serta mengajak berlibur di hari itu. Di saat sudah sampai, Aidah menyambut Sari dan Eva dengan baik. Aidah menyuruh mereka berdua untuk menunggunya bersiap-siap.
"Kamu ke sininya mendadak sih ... Kenapa tidak memberitahu dulu agar aku tidak kewalahan," ucap Aidah.
"Tidak tahu ... Aku juga di jemput Eva," ungkap Lani.
Kemudian Eva menjawab, "Ya habisnya aku sangat bosan di rumah."
Aidah berkata, "Yasudah tunggu di sini ... Aku ingin bersiap-siap dulu."
Lani dan Eva menjawab serentak, "Iya jangan lama-lama."
Sambil menunggu, Lani meminta pendapat kepada Eva tentang masa depan yang akan ia lakukan.
"Vaa ... Aku butuh pendapat dong," ucap Lani.
Eva bertanya, "Pendapat apa?"
"Menurut kamu ... Nanti ke depannya lebih baik menikah atau mencapai impian dulu?" tanya Lani.
Eva menjelaskan, "Hmm ... Menurut aku sih lebih baik mencapai impian dulu agar kelak kita punya penghasilan sendiri tapi kalau kamu ingin menikah juga tidak masalah."
"Oh gitu yak? Aku ingin mengejar impian cita-citaku menjadi seorang penulis tetapi aku juga ingin menikah ... Disini aku sangat bingung," ujar Lani.
"Coba kamu sholat istikhoroh dan minta petunjuk kepada Tuhan mengenai masa depan," saran Eva.
Lani menghela nafas kemudian menjawab, "Oke ... Akan aku coba nanti semoga saja ada jalan keluar."
Tiba-tiba saja Aidah menghampiri Lani dan Eva, di saat itu mereka berdua berdiri dari tempat duduknya.
"Mau ke mana kita?" tanya Aidah.
"Ke tempat wisata yang di daerah selatan itu sepertinya bagus," ujar Eva.
"Yasudah ayo ... Sebentar aku mau menghubungi Syifa dulu agar dia tidak kewalahan di saat kita jemput dia," ucap Aidah.
"Oh yasudah hubungi saja," jawab Eva.
Aidah menghubungi Syifa untuk memberitahu kepadanya, jika hari ini Syifa akan di jemput di rumahnya untuk melakukan liburan bersama. Kemudian Aidah memberitahu kepada Lani dan Eva, bahwa dirinya sudah memberitahu Syifa dan di suruh menunggunya bersiap-siap.
"Sudah aku beritahu ke Syifa ... Dia sedang bersiap-siap dan nanti kalau Syifa mengabari lagi kita langsung saja menjemputnya ke sana di rumahnya," Saran Aidah.
Di saat itu Lani, Eva, dan Aidah mengobrol. Lani meminta saran kepada Aidah dan Eva tentang bagaimana memulai karir menjadi seorang penulis, Lani ingin mendapatkan dukungan dan support dari teman-temannya itu.
Kemudian Aidah menyarankan tentang beberapa hal kepada Lani, serta memberikan dukungan kepadanya untuk masa depan termasuk Eva. Lani sangat bersyukur di kala itu, ia berjanji jika dirinya sukses di masa depan Lani akan memberangkatkan teman-temannya itu pergi umrah bersama.
Setelah hampir tiga puluh menit menunggu, Syifa mengabari Aidah. Di saat itulah mereka bersama-sama menjemput Syifa datang ke rumahnya. Ketika sampai, Syifa langsung menghampiri mereka bertiga di saat itulah mereka langsung pergi ke tempat wisata yang telah di tuju.
Di perjalanan sangat ramai pengendara sepeda motor dan mobil hampir setengah jam, Lani dan teman-temannya sampai di tempat wisata. Mereka memarkirkan kendaraannya masing-masing, di sana Lani bersama teman-temannya menikmati liburan bersama.
Pada suatu ketika, Lani melihat seorang pengemis dengan perawakan berjenggot putih membawa tongkat serta memakai pakaian lusuh berwarna putih dan memakai tudung bahkan wajahnya sangat berseri-seri dan memancarkan aura cahaya. Lani sangat tidak tega dan merasa iba, kemudian Lani memberitahu kepada teman-temannya untuk memberikan sebagian uang untuk pengemis itu.
Lani bersama yang lain menghampiri pengemis tersebut. Kemudian memberikan uang kepadanya bahkan minuman yang Lani punya.
"Permisi ... Ini ada rejeki untuk bapak dan minuman ini agar bapak tidak merasa haus," ucap Lani.
Lani memberikannya, di susul dengan teman-temannya yang memberikan uang kepada pengemis tersebut.
"Terima kasih anak baik ... Semoga Tuhan merahmati hidupmu di dunia dan di akhirat," ucap pengemis tersebut mendoakan Lani dan teman-temannya.
Mereka serentak menjawab, "Aamiin ... Terima kasih pak dengan doanya."
Kemudian Lani bersaliman dengan pengemis tersebut, dan anehnya jari jari tangan dari pengemis itu sangat lembut seakan akan tidak ada tulang bahkan sangat halus dan dingin.
Lani dan teman-temannya berpamitan, dan mereka berjalan kembali untuk mengunjungi wisata yang lainnya. Lani merasa heran dengan kejadian tersebut, ia tidak memperdulikan tentang hal itu. Lani sangat bahagia ketika memberi untuk orang lain.
Di saat itu Lani merasakan kebersamaan dengan teman-temannya ketika liburan, Lani sangat bahagia dan tidak merasakan kejenuhan.
Waktu terasa cepat, di saat itu sudah menjelang sore hari. Kemudian Lani memberitahu kepada teman-temannya seraya berkata, "Guys ... Sudah sore nih pulang saja yuk?"
"Oh iyaa ... Sudah jam empat sore yasudah ayo kita pulang tapi kita ke parkiran dulu soalnya ada kendaraan kita di sana," ujar Aidah.
Mereka ber-empat berjalan menuju ke parkiran, di saat sudah di parkiran Lani dan teman-temannya langsung bergegas pulang dengan mengendarai sepeda motor.
Selama hampir setengah jam di perjalanan, Eva yang bersama Lani sudah sampai di rumahnya Lani. Eva menghantarkan Lani pulang sampai halaman depan rumah, di saat itu Lani masuk ke dalam rumah dan memberitahu Ibunya.
"Assalamualaykum Mamah ... Ada Eva nih mau pulang dia," ucap Lani.
Kemudian Ibu daripada Lani keluar rumah seraya menjawab, "Waalaykumussalam."
Di saat itu Aidah, Syifa, dan Eva turun dari motor dan bersaliman kepada Ibunya Lani.
"Mau pulang?" tanya Ibu.
"Iya buk ... Mau pulang," jawab Aidah, Eva, Syifa serentak.
Kemudian Aidah, Eva, dan Syifa bersiap-siap untuk pulang. Mereka pamit kepada Lani dan Ibunya Lani.
"Pamit dulu ya ... Wassalamualaykum," ucap mereka serentak.
Ibu dan Lani menjawab, "Waalaykumussalam ... Hati-hati di jalan."
Kemudian Lani bersama sang Ibu masuk ke dalam rumah, Lani langsung masuk ke dalam kamarnya. Dirinya berusaha keras berpikir untuk pilihan yang akan ia gapai. Lani duduk sekaligus melamun tentang masa depannya.
Terbesit di dalam pikiran Lani, dengan ucapan Eva yang menyarankan dirinya agar sholat istikharah meminta petunjuk dengan pilihan yang ada.
Di saat itu juga Lani langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudu dan melaksanakan solat ashar yang telah ia tinggal karena berlibur.
Selesai wudu, Lani melaksanakan solat. Sehabis solat, Lani memanjatkan doa untuk meminta petunjuk kepada Tuhan tentang masa depan untuknya.
Setelah selesai beribadah, Lani bersantai sampai menunggu waktu maghrib. Menjelang maghrib, Lani bergegas mandi dan pergi ke kamar mandi.
Selesai mandi, Lani memakai pakaian dan bersiap-siap untuk melaksanakan solat. Azan mulai berkumandang, seperti biasa Lani pergi mengambil wudu kemudian bergegas melaksanakan solat maghrib dan dirinya tidak lupa berdoa seperti yang ia harapkan kepada Tuhan.
Selesai beribadah, Lani bersantai sekaligus menunggu waktu isya. Di saat itu, Lani merasa lapar. Kemudian ia bergegas ke meja makan, di sana sudah ada sisa lauk. Lani langsung mengambil piring dan mengambil nasi serta lauk. Lani langsung menyantap makanan dengan lahap.
Sesudah makan, tiba-tiba saja azan berkumandang yang menandakan waktu solat isya sudah tiba.
Seperti biasa, Lani melakukan ibadah dan berdoa. Ketika selesai, Lani bersantai di dalam kamarnya. Ia membuka handphone miliknya, Lani mengabari teman-temannya di sebuah grup sosial media pribadi.
Ketika sudah jam sembilan malam, Lani bergegas mengambil wudu kemudian melaksanakan solat istikharah.
Selesai solat, Lani berdoa meminta petunjuk dengan penuh harapan kepada Tuhan mengenai masa depannya karena ada dua pilihan yang harus ia tempuh.
Setelah selesai beribadah, Lani merasa sangat mengantuk. Kemudian Lani langsung tertidur, ia tidak lupa membaca doa.
Di saat tertidur, Lani mendapatkan sebuah petunjuk. Ia melihat dirinya berusaha dan berjuang menulis di sebuah platform, perlahan-lahan karya-karyanya di apresiasi oleh banyak orang dan dirinya menjadi penulis terkenal bahkan sukses di antara yang lain. Kemudian Lani melihat di dalam mimpinya, bahwa ia menikah dengan sosok pria yang sangat mencintainya bahkan pria itu sesuai dengan kriteria yang Lani harapkan dari fisik, perilaku dan sifat.
Lani tertidur sangat nyenyak dengan mimpi-mimpinya itu, waktu mulai berganti jam. Kemudian Lani terbangun dari tidurnya, ketika mendengar azan subuh. Lani langsung bersiap-siap mengambil wudu dan tidak memperdulikan kondisinya ketika baru terbangun dari tidur.
Seperti biasa selesai wudu, Lani melaksanakan solat dan berdoa. Setelah selesai beribadah, Lani teringat dengan mimpinya itu.
Dirinya mencari informasi mengenai platform khusus untuk penulis. Setelah di cari-cari, kemudian Lani menemukan sebuah platform yang di khususkan untuk penulis. Di saat itu, Lani mencoba menulis di salah satu platform yang sudah ia temui.
Lani mencoba-coba untuk menulis di platform, ia sangat tekun dan penuh harap. Sesudah selesai menulis, dengan syarat dan ketentuan yang ada. Lani menyelesaikannya dengan baik, bahkan ia rela di kamar selama beberapa jam.
Lani sangat berharap kepada Tuhan, agar membantunya dalam mewujudkan impian dan cita-citanya untuk masa depan.
Tak lupa, Lani berdoa kepada Tuhan agar karya yang ia tulis dapat di apresiasi dari pembacanya.
"Ya Tuhan ... Tolong bantu aku agar karya yang sudah di tulis banyak pembaca yang dapat mengapresiasi karya-ku ini," ucap Lani penuh harap.
Hari demi hari Lani menjalani hidupnya seperti biasa, bahkan ia sangat lelah dengan menjalani hidup. Seluruh perjalanan ia tempuh, dan di saat itu ia berusaha bangkit kembali untuk masa depan demi membanggakan orang tuanya.
Selama beberapa hari, Lani baru teringat dengan platform yang pernah ia tulis karyanya di sana. Lani melihat, sudah sangat banyak pembacanya bahkan hasil karyanya di apresiasi oleh para pembaca.
Di saat itu, Lani di tawarkan kerja sama oleh media terbesar di Indonesia dari platform tersebut. Bahkan hasil karyanya, ingin dijadikan film oleh sutradara yang tertarik dengan karya Lani.
Lani merasa sangat bahagia sekaligus bersyukur, Tuhan menjawab permintaan Lani. Di saat itu, Lani menyetujui kerja sama dengan media tersebut.
Di kala itu, Lani menghabiskan waktunya untuk menulis karena sudah menjadi pekerjaan seumur hidup. Lani mendapatkan keuntungan dari hasil karyanya. Bahkan di saat itu, Lani menciptakan banyak karya.
Lani berhasil menggapai impiannya dengan mudah, karena doa dan usaha serta keyakinannya kepada Tuhan. Lani semakin sukses dan sejahtera hidupnya, Lani menjalani hidupnya dengan rasa syukur. Ia tidak pernah lupa kepada Tuhan, dan tidak pernah meninggalkan ibadah.
Bertahun-tahun, Lani semakin sukses. Di saat itu ada sosok pria yang menyukainya, pria tersebut sesuai dengan kriteria yang Lani harapkan. Pria itu datang kepada Lani dan berkenalan, pria tersebut bernama Muhammad. Satu jam berkenalan, Muhammad memutuskan untuk langsung menikahi Lani. Dengan obrolan yang cukup panjang, Lani setuju dengan keputusan Muhammad.
Lani memberikan alamat lengkap rumahnya, agar Muhammad datang jika ingin berniat melamar dan menikahi Lani.
Setelah beberapa hari, Muhammad memberitahu Lani di saat itu juga dirinya akan datang bersama keluarga besarnya ke rumah. Lani menyetujuinya, di saat itu Lani langsung memberitahu kepada orang tuanya bahwa ada pria yang datang untuk melamar dirinya. Orang tua Lani sempat terkejut, tetapi Lani menjelaskan semuanya secara detail.
Kemudian orang tua Lani menyetujuinya dan bersiap-siap untuk menyambut kedatangan pria tersebut.
Setelah beberapa jam menunggu, suara ketukan pintu terdengar. Kemudian sang Ibu membuka membuka pintu tersebut, ketika di lihat ternyata ada pria yang datang dengan orang tua.
"Apakah benar ini alamat rumah Lani?" tanya pria itu.
"Iya benar ... Saya ibunya," jawabnya.
Kemudian pria itu menjawab, "Maaf sebelumnya saya datang ke sini untuk berniat ingin menikahi anak ibu ... Nama saya Muhammad."
Sang Ibu mempersilakan Muhammad dan orang tuanya masuk ke dalam rumah, mereka berbicara tentang niat Muhammad menikahi Lani. Lani menyetujui dan menerima Muhammad, kemudian mereka berdiskusi tentang pernikahan yang akan dilaksanakan.
Setelah berdiskusi, mereka setuju dengan persetujuan yang ada jika akan di laksanakan pernikahan dengan waktu dalam kurun tujuh hari. Di saat itu, Muhammad dan kedua orang tuanya pamit pulang.
Di saat itu, Lani menyiapkan segala kebutuhan dan perlengkapan untuk pernikahannya. Ada sedikit masalah yang ia hadapi, tetapi hanya sebentar saja kemudian pulih kembali. Tak lupa, Lani mengundang seluruh teman-temannya agar hadir dan datang ke pernikahannya dan memberitahu tanggalnya.
Ketika sudah tujuh hari, Lani dan Muhammad menyiapkan pesta untuk pernikahan kemudian mendatangi penghulu nikah. Di saat itu, Lani mengabari teman-temannya agar secepatnya mereka datang ke pernikahan dirinya karena di saat itu ijab kabul akan dimulai.
Setelah di beri kabar, Lani duduk bersama Muhammad di kursi pelaminan melihat para tamu undangan. Ketika Lani menunggu berjam-jam, semua teman-temannya langsung hadir, kemudian di saat itu juga Lani dan Muhammad menghampiri penghulu dan melaksanakan ijab kabul.
Di saksikan oleh teman-temannya, bahkan oleh seluruh para tamu undangan yang datang.
"Lani sekarang sudah punya suami jadi terharu," ungkap Aidah.
"Iya tidak terasa ... Cepat sekali dia nikah," ujar yang lain.
Setelah ijab kabul, Lani dan Muhammad sah sebagai pasangan suami istri. Di saat itu, pesta pernikahan sangat ramai penuh dengan kebahagiaan dua insan bahkan kedua orang tua dan keluarga besar dari mereka berdua.
Lani dan Muhammad mengurus surat pernikahan mereka dan mendaftarkannya ke KUA untuk peresmian dari pernikahannya.
Pesta pernikahan hanya berlangsung dua hari saja, pada hari ke dua banyak sekali yang datang dan seperti biasanya Lani bersama Muhammad duduk di kursi pelaminan bahkan melakukan foto wedding.
Setelah itu, keesokan harinya sudah selesai acara pesta pernikahan. Lani dan Muhammad menjalani kehidupan rumah tangga layaknya pengantin baru. Mereka berdua menjalani hidup bersama. Perjalanan hidup yang Lani lakukan di masa lalu begitu pahit, saat ini Lani sedang menikmati hasilnya dari buah kesabaran yang ia hadapi. Kebahagiaan Lani dapatkan dengan perjuangan, keyakinan kepada Tuhan dan berdoa dengan bersungguh-sungguh akhirnya tercapai. Bahkan hidup Lani sangat damai dan bahagia.