Disukai
0
Dilihat
707
Panjat Pinang
Slice of Life
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

DI warung kopi Kutunggu Jandamu sore itu berbeda dari hari biasanya. Tawa para pria yang sedang menikmati bergelas-gelas kopi berderai-derai. Asap rokok murahan yang tak tentu asal-muasalnya bergulung-gulung di langit-langit warung, lalu hilang ditelan angin. Adalah Qusairi yang tawanya jauh lebih keras dari kedua kawannya, Mahmud dan Herman. Di ambang petang itu, ketiganya baru pulang dari kerja, merenovasi rumah Markuat. Dan, setiap akhir pekan...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Slice of Life
Rekomendasi