Disukai
45
Dilihat
4,040
Mukini & Mukidi
Komedi

 Kami tidak pernah bermusuhan. Sekali lagi, kami tidak pernah bermusuhan dan malah sebaliknya, kami tetangga yang (sepertinya) memiliki hubungan baik. Mereka tinggal berseberangan dengan keluarga kami, hanya terpisah gang selebar tak lebih dari tiga meter dari pekarangan rumah kami.

“Berangkat, Mbak Dina? Hati-hati lho di jalan. Oya, Mbak ... itu jilbabnya bagus, beli di mana?”

Dari jilbab, bedak, sampai motor yang habis dicuci tampak kinclong, selalu dikomentari oleh Si Ibu. Aku biasanya hanya diam-diam mengamati saja, seperti saat Si Ibu menyapa Dina, adikku pagi itu. Si Ibu ini memang sangat supel, nyaris cerewet. Kalau orang Jawa bilangnya grapyak, semanak. Tetapi ya itu, yang disapa adalah kakak atau adik perempuanku. Kalau bertemu denganku jarang mau ngobrol dan paling hanya, “Mari Mas ...” dengan pandangan tak berani menatap ke arah mataku.

Jadi begini, kami sekeluarga lebih dulu tinggal di kampung ini, sebut saja Kampung Ludira Inggil (bukan nama sebenarnya), di sudut Kota Solo. Bertahun-tahun kami tinggal, hidup berjalan baik-baik saja. Adalah satu dua tetangga yang reseh dan suka mempergunjingkan kami, tapi tidak pernah kami pikirkan dan kami anggap hal biasa. Semua orang menggunjingkan semua orang adalah konsep hidup di Indonesia sejak lama.

Rumahku ini sebenarnya enak, karena meskipun berada di gang yang tak lebar, tetapi tetangga depan rumahku itu membangun rumah dengan posisi memunggungi rumah kami. Jadi yang berada di depan rumah kami adalah bagian belakang rumah mereka, lengkap dengan pintu belakangnya. Enak, karena tidak terlalu ramai. Mereka memilih bagian depan rumah menghadap ke jalan raya, sip! Tetangga depan rumah ini bagian belakang rumahnya terdapat satu kamar kosong. Kamar yang tepat berada di depan pekarangan rumah kami inilah yang kemudian dikoskan. Hanya satu kamar dengan kamar mandi di dal...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp5.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@pasword : hahahaha. Tapi sabar kadang ada batasnya kak
Sabar bgt mas e, klau ak dah mencak2 lgsg sejak jemuran hari pertama🤣🤣
@biranti : terima kasih kak
Permulaannya saja sudah menarik❤️
@ariyyy Mukidi ada juga di KPW. Ya nama itu sekadar lewat saja sih di KPW. 😁😀 Artinya ini ada di sekitar pengalaman Anda, Bro @ariyyy?
@keranjinganbercerita : Karena mau pake nama aslinya khawatir kena masalah hehehe. Aku suka saja nama "Mukidi". Kayak ada efek "segar dan lucu". Dan secara rima akan pas dengan nama "Mukini" (lagi-lagi nggak berani nyebut nama asli). Terima kasih sudah mampir.
Gue penasaran, kenapa tokohnya diberi nama "Mukidi"?
Pengembangan cerita soal kancut di cerita ini bikin gue mesam-mesem kadang ngakak. ^_^
@rohmah21 : terima kasih sudah mampir baca ya kak
Aku terhibur sekali membacanya... 😂😂
@sammysabs : Di kampung emanh enaknya buat liburan saja Mas. Apalagi utk yg introvert, mending tinggal di kota. Banyak repotnya kalo tinggal di kampung hihihi.
Rekomendasi dari Komedi
Rekomendasi