Prolog.
Desember 2018
Namaku Mira, saat ini aku tengah menempuh pendidikan untuk tingkat sarjana di sebuah kampus swasta yang berada di Bandung mengambil jurusan Farmasi. Tidak ada banyak alasan kenapa aku mengambil jurusan ini, selain permintaan dari orang tua juga karena saat SMK aku mengambil jurusan yang sama. Meskipun, keinginan ku berbeda sangat jauh.
Apa yang aku inginkan? mengambil jurusan per filman. Aku masih ingat bagaimana berdiri di sebuah studio TV dan di tempat itu aku berkata bahwa suatu saat aku akan berada disana untuk mengarahkan sebuah acara.
Keinginan itu sangat kuat, hingga hampir mengganggu pendidikan formal ku. Namun, jalan takdir membawa ku berjalan jauh di tempat ini. Perlahan-lahan aku mulai menerimanya, menghargai sebuah privilege yang sudah tuhan berikan kepada ku.
Hidupku sangat sempurna orangtua ku sangat mendukung pendidikan yang sedang aku tempuh, lingkungan yang aku dapat juga baik, aku mempunyai teman yang mendukung juga menjaga ku. Semuanya sangat seimbang.
Kurang dari satu minggu yang lalu. Kami baru saja merayakan ulang tahun ku yang ke delapan belas di tempat kosan milik temanku, Siska. Meskipun aku juga ngekos tapi aku lebih sering menginap di tempatnya.
Hari itu aku mendapat banyak kiriman ucapan selamat dari teman-temanku, di bangku SMA aku tinggal di sebuah asrama yang bertempat di Garut. disana aku mendapat teman-teman yang sangat berperan penting dalam masa tumbuhku. Hari itu mereka mengirim video untuk memberi ucapan selamat atas bertambahnya umurku. Aku menyukainya, hari itu aku benar-benar bahagia mendapat banyak doa juga kasih sayang dari teman-teman dan orang-orang terdekatku.
Keesokan harinya saat kami pulang praktik aku kembali ke kosan siska. Di sana, mereka menyuruhku membeli lauk pauk untuk hidangan makan bersama.
Kurang dari lima belas menit aku kembali. Aku menaiki tangga tiga langkah, baru tiga langkah tapi sebuah air sudah menimpa seluruh tubuhku, diikuti dengan tepung.
Langkah ku terhenti, mendapat semua serangan itu dengan mulut yang masih menganga sambil menatap ke enam temanku tak percaya dengan apa yang mereka lakukan.
Aku menghampiri mereka untuk membalas setiap serangan yang mereka berikan. Hari itu senyum kebahagian sangat terukir di wajahku suara gelakan tertawa terdengar dari kami. Setelah itu aku mendapat kue ulang tahun dengan angka lilin bertulis dua puluh. Tidak selaras, dengan umurku yang baru menginjak delapan belas tahun. Tapi aku tetap menyukainya, untuk mengakhiri hari kami berfoto.
Meskipun itu bukan akhir bagiku karena setelahnya alu harus membersihkan tubuh dan langsung pergi untuk menghadiri kumpulan himafar (himpunan mahasiswa farmasi). Di malam harinya aku juga mendapat sebuah kejutan dari kaka tingkatku yang aku kenal ketika mereka menjadai asisten lab praktik.
Itu sangat sempurna dan menyenangkan.
Semuanya berjalan sangat baik aku bisa mengatasi kekuranganku yang dulu. Di tempat ini aku bisa berinteraksi dengan orang-orang tanpa merasa malu juga menjawab soal-soal kimia dengan mudah, menemukan metode untuk menghafal mata kuliah anatomi. Padahal, saat SMK aku sangat kesulitan dengan kedua mata pelajaran itu tapi disini semuanya berjalan lancar bebas tanpa hambatan dan disini pula aku menyentuh bidang yang sebelumnya enggan aku ikuti yaitu organisasi. Bahkan di semester awal aku ikut hima tingkat kampus dan wilayah.
Januari 2019
Sebuah kesulitan pertama yang aku temui selama hidupku.
Entah bagaimana, dalam semalam usaha yang tengah di jalani bapak di ambil orang. Semu...