Di bawah sorot sinar rembulan yang merangsak masuk menembus celah rimbunnya pohon kelengkeng. Di bawah pohon itu, terdapat tiga pemuda tengah duduk melingkar di depan bara api unggul. Kepulan asapnya menggumpul ke langit, bersamaan dengan obrolan ketiganya yang menguap tak tentu arah.
Dari nada suaranya, terdengar jelas seperti menyimpan suatu resah dalam jiwanya.
"Mau sampai kapan coba kita bergantung kepada kedua orang tua?" Irfan Hamdani memulai sebuah obrolan.
"Iya, terkadang aku juga kepikiran seperti itu," sahut Asep Somantri.
"Kamu gak kepikiran seperti itu Kucrit?" tanya Irfan.
"Engga sih engga terlalu," jawabnya.
"Lah, Si Kucrit ditanya, orang bapaknya punya tokok di mana-mana," timpal Somantri.
"Apa sih, tetep aja aku juga harus mandiri," sela Kucrit membela diri.
Getaran suara ketiga pemuda itu, begitu pun dengan postur tubuhnya nampak masih berusia dua puluh tahunan. Dan mungkin...