Disukai
1
Dilihat
1,117
Belenggu yang Memudar Dimakan Zaman
Drama

Peluhku bercucuran, aku tak berhenti berlari menghindari mereka yang tengah memburuku di ujung malam. Aku sesekali menoleh, mencari cara untuk menghindar lebih jauh dari kejaran mereka. Nihil, langkah mereka terlalu cepat.

“Berhenti kau di sana!”

“Jangan bersembunyi!”

“Kau penyebab semua ini, kau yang menyebabkan dia mati! Kau harus menebus semua kesakitannya!”

Teriakan-teriakan mereka, sungguh memekakkan telinga. Dan tidak, aku tidak membunuhnya, aku tidak melakukan itu. Aku tidak melakukan itu, aku yakin, dia terbunuh karena ulahnya sendiri.

“Itu bukan kesalahanku!”

Aku mulai menangis, mereka masih mengejar, langkahku semakin berat, aku lelah, napasku terengah-engah. Sudah, aku tidak sanggup, aku tidak bisa lari lagi, aku menjatuhkan diriku di tengah jalan.

Mereka akhirnya tiba di dekatku dan langsung mengerubungiku, mereka membentuk lingkaran dan memutariku dengan tatapan tajam siap menerkam.

“Kau salah!”

“Kembalikan dia yang mati!”

“Bayar semua dengan hidupmu!”

“Dia tak pantas mati! Kau yang harusnya mati!”

“Matilah! Pergi saja dari dunia ini!”

“Kau penyebabnya!”

“Kau biang masalah!”

“Kau tak pantas hidup tenang!”

“Kembalikan dia!”

Aku menutup telingaku, aku menunduk, aku menangis dan meraung. “Tidak, aku tidak membunuhnya ... aku tidak membunuhnya.”

“Mati saja kau, N...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp1.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Betul. Tak kisah pun orang membenciku, karena aku tidak menyuruh orang untuk menyukaiku, mereka ada hak untuk menilai siapa aku menurut versi mereka. Aku adalah aku tidak bisa menjadi kamu, dia, maupun mereka. Terkadang, seseorang itu lebih cenderung tidak menyukai orang lain sukses.
Rekomendasi dari Drama
Rekomendasi