Arel, nama panggilan yang terdiri dari gabungan empat huruf itu lebih familiar dibandingkan nama aslinya, Varel Athariz, atau yang lebih di kenal di sekolah dengan sebutan 'Si Abnormal'.

Julukan itu dia dapatkan bukan karena dirinya paling tampan, keren, tangguh atau memiliki nilai akademik yang bagus yang menjadi kebanggaan para guru.

Tidak, Arel tidak begitu. Memang, Arel sangat berbakat dalam hal beladiri. Namun, hal tersebut hampir tidak pernah ia tunjukkan di sekolah.

Ia hanya murid yang ingin serius belajar dan menjadikan dirinya pantas untuk bersaing dengan teman-teman sekelasnya dalam hal akademik. Meski, nilai akademiknya selama tahun pertama cukup jauh dari rata-rata kelas.

Tetapi, masa lalu itu cukup dikenang dan menjadi bukti nyata bahwa ia berkembang, karena Arel sudah tidak lagi ada disana. Secercah cahaya sangat berpengaruh dalam kegelapan. Begitupun dengan manusia. Validasi orang lain tidak diperlukan jika orang itu bisa memberi dampak besar meski hanya bagi satu orang lainnya. Sama seperti kedua teman sekelasnya di tahun kedua, para remaja dengan penuh pertanyaan di kepala, yang potensinya ditekan o...