Disukai
2
Dilihat
1,417
Batas Pacuan
Slice of Life

"HIYYA! Ayo, Charles! Kita kalahkan si Monang dan Si Gale-Gale[1] itu! Maju terus, pantang madabu!" Domu dan Charles Star melewati aku dan Monang tanpa perlawanan. Aku sendiri hanya menyumbang tawa kecil, mencoba meniru Lindung yang tertawa lepas sendirian di bawah pohon jengkol yang tidak pernah berbuah setahun belakangan. Sore itu kami bersandiwara menjadi horseman gadungan. Aku menunggangi Monang, kuda poni lokal yang sama sekali tidak memiliki bakat balapan. Lain halnya dengan Domu; menjadi keponakan pengelola peternakan kuda kawakan di seluruh Siborongborong membuatnya terbiasa menunggangi Charles Star, kuda poni terlatih dengan postur lebih besar dari Monang. Jika dilihat dari rasnya, Charles Star dan Monang tidak terlalu berbeda: sama-sama jenis kuda poni lokal. Namun, aku yakin; perawatan ekstra menjadikan kuda yang bulunya lebih terang dari Monang itu memiliki tubuh yang lebih berotot.

"Heh, Sungguh! Apa benar, kau itu pahompu-nya Ompung Sorman?" tanya Domu saat aku berhasil menyusulnya, berhenti di dekat pohon jengkol tempa...

Baca cerita ini lebih lanjut?
Rp2.000
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar