Pembuluh darah Sadomo serasa mau pecah akibat desirannya yang begitu kuat. Ia tatap sekali lagi foto perempuan berwajah manis yang terpampang sebagai foto profil dalam akun Facebook bernama Dewi Mawar. Duduknya mulai gelisah. Tangannya bersemangat memutar-mutar mouse laptop, mengarahkan cursor untuk mencari jejak profilnya. Dalam beberapa menit ia juga menemukan beberapa foto lukisan selain foto diri Dewi Mawar. Sadomo suka dengan dugaannya sendiri bahwa Dewi Mawar seorang seniman.
Layar laptopnya berkedip. Hembusan angin malam menyentuh tengkuknya dari jendela kamar yang terbuka. Ia tak peduli dengan rasa atis itu. Terus saja ia mencari foto dan komentar dari para teman Dewi Mawar. Dari semua itu, tak satupun ia mengenal mereka....