YOUR GUARDIAN
2. ACT 1 PAGE 11-20

INT./EXT. JALAN KE HUTAN - DAY

Roy sedang menyetir, di sampingnya Nalea sedang asyik bermain hape. Roy tampak berusaha mencari topik yang menarik untuk diobrolkan dengan Nalea.

ROY

Ehm... kamu masih suka baca... Donald bebek?

Nalea menggelengkan kepala.

ROY

Inget gak, dulu... ayah suka bacain kamu cerita Donald bebek? Kamu seneng banget dengernya.

NALEA

Aku gak inget. Yang aku inget cuma Ayah suka berantem sama ibu. (beat) Mama maksud aku. Sekarang mama gak suka dipanggil 'ibu', katanya jadi gak matching sama 'papah'.

Beat.

ROY

Kalau masalah berantem itu... jangan diinget lagi ya? sekarang ayah udah beda... udah jadi orang baik, yang gak suka marah-marah kayak dulu!

Roy berusaha tersenyum, namun Nalea terpaku pada layar hapenya. Di sisa perjalanan mereka pun terdiam dengan canggung.

EXT. PINTU MASUK HUTAN PERKEMAHAN - DAY

Kita melihat hutan yang asri dan rindang. Roy membawa PERALATAN KEMPING, ia berjalan di depan Nalea yang masih asyik dengan hapenya.

ROY

Dari sini lumayan jauh.

NALEA

Sinyalnya mulai putus-putus.

ROY

Wajarlah, kita di hutan, banyak pohon tinggi. Kalau mau bagus, harus panjat pohon dulu!

Nalea cemberut.

ROY

...gawat ya buat kamu?

NALEA

Bukan gawat lagi! kalo ga ada sinyal, artinya KIAMAT! Aargh!

Nalea berjalan duluan.

ROY

Sampe segitunya?

EXT. DALAM HUTAN PERKEMAHAN - DAY

Nalea kelelahan. Ia duduk di sebuah batu besar.

ROY

Mau istirahat dulu?

NALEA

Aku jadi nyesel deh datang ke sini.

ROY

Jangan gitu dong, liat pemandangannya... hirup udaranya... kamu suka kan'?

NALEA

Aku lebih suka liat Instagram sama Youtube di hape aku yang ada sinyalnya.

ROY

Sekali-kali mata kamu harus lihat pemandangan asli, jangan layar terus yang dilihat. Kalo keterusan liat hape, rusak lho matanya.

NALEA

Jangan bicara kayak Mama deh Yah... please... aku paling gak suka dinasehatin sesuatu, yang udah sering aku denger.

Nalea melanjutkan perjalanan. Roy menghela nafas.

ROY

Kalau udah sering denger kenapa gak dilakuin...

EXT. LOKASI KEMAH - HUTAN PERKEMAHAN - AFTERNOON

Roy dan Nalea tiba di lokasi kemah. Roy menurunkan ALAT KEMPING nya.

ROY

Oke, kita udah sampai. Langsung bangun tenda yuk, sebelum malem.

NALEA

Ayah aja deh, aku capek.

ROY

Yaudah...

Nalea duduk di rumput. Roy menyiapkan TENDA. Nalea melihat pemandangan hutan, ia memejamkan mata dan terdengar suara dirinya dan Roy di masa lalu,

NALEA (5 TAHUN) (V.O.)

Ayah gendong!

ROY (V.O.)

Ayo sini, ups, agh... oke, gimana pemandangannya? Jadi lebih keliatan kan'?

NALEA (5 TAHUN) (V.O.)

Aku jadi tinggi! Hore jadi tinggi!

YULI (V.O.)

Awas jatuh sayang!

Nalea membuka matanya dan melihat Roy yang sibuk mendirikan TENDA sendirian, ia pun tersenyum.

EXT. LOKASI KEMAH - HUTAN PERKEMAHAN - NIGHT

Roy dan Nalea sedang duduk di sekitar api unggun. Mereka sedang memasak air panas.

ROY

Hari ini kita makan yang instan-instan dulu yah, besok kita mancing terus bikin ikan bakar.

NALEA

Danaunya masih ada?

ROY

Ada, cuma gak sebersih dulu sih.

NALEA

Aku pengen liat danaunya.

ROY

Besok pagi kita ke sana.

Beat.

ROY

Gimana ibu di rumah?

NALEA

Gitu aja. Cerewet.

Roy tersenyum.

ROY

Gak berubah ya?

Nalea mengangguk.

ROY

...kalo suaminya?

NALEA

Papah? Papah baik banget, suka beliin apa yang aku minta.

ROY

Hmm...

Roy terlihat sedih, Nalea jadi merasa bersalah.

NALEA

Sorry...

ROY

Kenapa? Ayah seneng papah baru kamu baik. Harusnya ayah yang minta maaf, gak bisa kasih apa yang kamu minta... gak pernah ajak kamu naik pesawat juga.

NALEA

(menggumam)

Yang aku minta sih cuma satu...

ROY

Kenapa?

NALEA

Enggak...

Beat.

ROY

Malem gini di api unggun, enaknya cerita hantu ya?

NALEA

Enggak ah! enggak! Aku takut!

ROY

Masa? Kamu kan' udah gede?

NALEA

Jangan!

ROY

Suatu malam yang sepi...

NALEA

(menutup telinga)

Stop Yah! aku gak mau denger!

Roy tertawa.

INT. DALAM KEMAH - MORNING

Nalea baru bangun tidur. Ia mendengar suara Roy di luar tenda.

ROY (O.S.)

Lea? Udah bangun?

EXT. LOKASI KEMAH - HUTAN PERKEMAHAN - MORNING

Nalea menjulurkan kepalanya dari dalam tenda. Roy sedang menyiapkan alat memancingnya.

ROY

Pagi ini kita cari ikan buat sarapan!

NALEA

Kenapa gak bikin mie instan aja biar simpel?

ROY

Kalo laper, jadi makin semangat cari ikannya, ayo!

Nalea mendecak kesal.

NALEA

Masih ngantuk...

EXT. PEMANCINGAN DI HUTAN PERKEMAHAN - MORNING

Kita melihat danau tempat memancing yang cukup luas, ada sebuah keluarga besar yang memancing agak jauh di sana. Roy dan Nalea berjalan ke tepi danau, Roy menyiapkan alat pancing.

Salah satu anggota keluarga melambaikan tangan, dia adalah BENI (40an). Roy membalas lambaian tangan Beni, Beni pun mendekat, membawa SPINNER BAIT.

BENI

Pertama kali mancing di sini?

ROY

Oh enggak... Sepuluh tahun lalu, kita pernah ke sini.

BENI

Sepuluh tahun lalu? Banyak yang berubah di sini, sekarang ikan-ikan di sini kebanyakan gabus, mereka suka umpan kaya gini nih (memperlihatkan SPINNER BAIT). Ini, saya bagi satu. (memberikan SPINNER BAIT)

ROY

(senyum)

Oh, gak usah repot-repot.

BENI

Gak apa-apa, kita senang bantu orang mancing di sini, saya sama keluarga saya hampir tiap bulan ke sini.

ROY

Oh ya?

BENI

Ya, kita punya villa, di sana (menunjuk sebuah arah). Mampir kapan-kapan. 

ROY

Ya, kita mampir nanti.

BENI

(senyum)

Oke. Oh, jadi lupa, saya Beni. (menjulurkan tangan)

Roy dan Beni berjabatan.

ROY

Roy. Dan ini anak saya, Nalea.

BENI

(ke Nalea)

Hei, om juga punya anak yang seumuran, laki-laki tapi, tuh liat, dia lagi mancing sama omanya (menunjuk ke keluarganya), nanti main yah?

Nalea mengangguk. Beni tertawa.

BENI

Kalau gitu saya pamit dulu, semoga dapet ikan banyak.

ROY

Iya, terima kasih.

Beni pergi bergabung dengan keluarganya, kita melihat dari jauh, Beni menceritakan Roy dan Nalea ke anggota keluarganya, mereka melihat Roy dan saling lempar senyum.

ROY

Seru ya, sekeluarga besar liburan kayak gitu. Kaya bawa satu RT.

Nalea diam saja.

ROY

Oh, kamu pasti udah laper ya? Ayo kita mulai mancing...

LATER -- Roy sudah mendapatkan beberapa ikan gabus.

ROY

Wogh! kita dapet lagi, mantep bener umpannya!

NALEA

Aku yah, aku yah!

ROY

(memberikan pancingan)

Oke ini, hati-hati... ulur.... TARIK!

Mereka tertawa, lalu terdengar suara TERIAKAN dari arah keluarga Beni. Terjadi keributan di sana, terlihat seseorang mengamuk dan menyerang salah satu anggota keluarga, lalu anggota keluarga yang lain balik menyerang dan memukulinya. Roy pun berusaha mendekat untuk mencari tahu.

ROY

(ke Nalea)

Kamu tunggu di sini.

Saat mendekat, kita melihat seorang PRIA TERINFEKSI (30-an) terbaring dan mengeluarkan DARAH HITAM. Tubuh Beni terciprat DARAH HITAM, ia ngos-ngosan.

BENI

Eh, Roy. (mengumpulkan nafas) Kita diserang orang gila barusan. Dia tiba-tiba mukul anak saya. Keras banget. (menendang tubuh si terinfeksi) Setan lu!

ANAK LELAKI (13) beni terus menangis dengan kepala yang BERDARAH.

ROY

(ke terinfeksi)

Darahnya, kenapa hitam?

Beni menggelengkan kepala. NENEK MAGNOLIA dari keluarga Beni (60an) berbicara,

NENEK MAGNOLIA

Ibu jadi khawatir, Beni, coba kamu cari tahu keluar hutan.

BENI

Iya, ada yang gak beres ini.

ROY

Saya ikut kalo gitu.

BENI

Oke, ayo.

EXT. PINTU MASUK HUTAN PERKEMAHAN - DAY

Roy dan Beni berjalan di depan, Nalea ngos-ngosan di belakang.

ROY

(ke Nalea)

Udah ayah bilang buat tungguin sama keluarganya om Beni.

NALEA

Enggak Yah... aku mau... cari sinyal...

BENI

Sebentar lagi kita sampai.

LATER -- Kita melihat beberapa mayat tergeletak, darah mereka hitam. Semuanya mempunyai luka di kepala. Roy memeriksa salah satunya. 

ROY

Sama kayak yang tadi. Nalea, jangan lihat mayatnya!

Nalea memeriksa hapenya yang kini sudah ada sedikit sinyal.

NALEA

Ayah, lihat!

Nalea menunjukan VIDEO suasana kota di hapenya, banyak terinfeksi berkeliaran, mengamuk, menghancurkan mobil dan mengejar orang-orang normal. Tidak seperi zombie, gerakan mereka sangat cepat sehingga banyak korban berjatuhan. Roy melihatnya dengan mata tak percaya.

ROY

Ko' bisa gini...

NALEA

Katanya ini gara-gara virus, Black Virus...

ROY

Virus... tutup wajah kamu pake sapu tangan. Jangan pegang apa-apa.

Roy dan Nalea menutup wajah mereka dengan sapu tangan.

BENI (O.S.)

Ada yang masih hidup! Darahnya merah.

Kita melihat di depan batang pohon, seorang PRIA TERLUKA (30an) duduk bersandar sambil mengenggam sebuah GOLOK dan menutupi luka di perutnya. Roy dan Beni mendekatinya dengan waspada.

PRIA TERLUKA

Kalian... bukan monster...

ROY

Monster?

PRIA TERLUKA

Mereka... (ke mayat-mayat terinfeksi), monster. Banyak yang datang dari kota... Mereka nyerang manusia normal... Cuma berhenti kalo kita hancurin otaknya...

ROY

Anda luka pak, kita bakal bantu.

PRIA TERLUKA

Gak, gak, bentar lagi saya mati...

Pria terluka membuka tangan yang menupi luka perut dan kita melihat USUS yang keluar, Roy dan Beni melihat ngeri.

PRIA TERLUKA

Lebih baik kalian sembunyi di hutan... Di kota udah kacau semua. Banyak orang mati. Tunggu aja di hutan, sampai pemerintah bisa kendaliin situasinya...

Roy dan Beni saling lihat.

EXT. DALAM HUTAN PERKEMAHAN - DAY

Roy, Nalea dan Beni berjalan dengan penuh pertanyaan dalam kepala mereka.

BENI

Harusnya kita bantu orang tadi.

ROY

Kita gak punya alatnya.

BENI

Bukan, kita bantu dia lepas dari penderitaannya.

ROY

Maksud pak Beni...

BENI

Mercy Killing.

NALEA

(ke Roy)

Mercy Killing?

Roy terdiam.

ROY

Saya gak siap bunuh orang.

BENI

Di situasi darurat kayak gini, kamu harus selalu siap.

Beni berjalan duluan, meninggalkan Roy yang bimbang.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar