Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti
11. ADEGAN 22 - 24 : TAHUN 2018

22. EXT. PARKIRAN BUKIT PARALAYANG — NIGHT - 2018

SUASANA PARKIRAN MENJELANG MALAM

Tampak dari belakang Raka dan Nina berjalan menuju mobil mereka

DIMAS

Menginaplah ditempatku

Nina dan Raka menoleh kearah Dimas

RAKA

Tapi kami harus kembali ke Sydney besok

DIMAS

Aku mohon

Nina memegang tangan Raka yang sedang menatapnya, memberikan persetujuannya

RAKA

(Mengahampiri Dimas dan menepuk pundaknya)

Baiklah... kami akan mengikutimu dari belakang

DIMAS

(Tersenyum)

Terimakasih


CUT TO


23. INT/EXT. MOBIL RAKA — NIGHT 2018

Raka mengendarai mobilnya dibelakang mobil Dimas dengan Nina duduk disampingnya

NINA

(Mengusap rambut Raka)

Maaf ya mas, kita pulangnya jadi mundur

RAKA

(Tersenyum menatap Nina)

Kita berhutang nyawa pada Anisa, paling tidak, kita buat jalan Anisa lebih mudah untuk menyebrang dengan memenuhi janjinya pada Dimas

Raka mencium tangan Nina

RAKA

Anisa sudah memberikan orang yang kucintai kesempatan kedua untuk hidup. Kurasa kita harus memberikan kesempatan terakhir bagi Anisa untuk menyelesaikan apa yang belum dia selesaikan dengan Dimas

Raka sesekali menoleh pada Nina

Nina mulai menitikkan air mata

RAKA

Kehilanganmu waktu itu, saat kamu mengalami serangan jantung hebat dan ketika kematian terus mengejarmu dan tak ada donor yang tersedia. Aku kira aku akan kehilanganmu saat itu dan tiba tiba aku tak bisa bernapas, aku mual dan aku tak bisa bergerak, seolah olah duniaku telah berakhir dan berhenti berputar
Aku yang selama hidupku tak pernah berdoa, tiba tiba saja berucap dan memohon padaNya sambil terisak, agar Dia jangan mengambilmu

Nina meraih lengan Raka dan memeluknya sambil menangis

Raka mengecup kening Nina

RAKA

Aku tidak bisa membayangkan setiap detik menjalani hidup ini tanpa dirimu sayang

Nina melepas pelukannya

Nina mengusap air matanya dan menatap Raka lama

RAKA

(Bingung)

Ada apa? Ada yang salah?

NINA

Mas bawa cincin yang kemarin?

RAKA

(Bingung)

Maksudmu?

NINA

(Menghela nafas)

Cincin yang akan terbang ke Mars nantinya

Raka tertawa

Nina mencubit lengan Raka

RAKA

(Kesakitan)

Aduh ....Iya, iya aku bawa. Aku selalu bawa. Ada ditas kecil

Raka menunjuk tas di belakang

RAKA

Kenapa?

Nina mencium pipi Raka dan memeluknya

NINA

Lamar aku sekali lagi mas, nanti saat menurut mas tepat waktunya

Nina dan Raka saling menatap

NINA

Dan aku akan bilang 'i do'

Raka tersenyum dan terharu lalu mencium kening Nina


CUT TO

24. INT. RUMAH DIMAS — NIGHT 2018

Nina dan Raka duduk di sofa panjang di ruang keluarga rumah Dimas

Dimas sedang menyiapkan untuk memutar beberapa video dan foto dirinya dan Anisa

Nina dan Raka melihat sekeliling rumah Dimas

Dimas berhasil memutar video di televisinya yang cukup besar

Dimas duduk didekat Nina dan Raka

Televisi mulai memutar video dan foto saat Dimas dan Anisa masih berjuang di Jakarta.

Video dan foto saat Dimas dan Anisa memulai mimpi mereka.

Video dan foto candid Anisa

Dan video dan foto saat pekerjaan terakhir Anisa di Ubud Bali

Dimas, Nina dan Raka tak berhenti menangis saat video dan foto Anisa di putar

Sesekali Dimas mencuri pandang ke arah kotak kayu yang berisi abu jenazah Anisa yang berada di meja

NINA

(Mengusap air matanya)

Malam ini untuk pertama kalinya, aku dan Raka melihat sosok Anisa. Sosok yang tak bisa kami kenali saat kecelakaan hari itu

Raka meraih tangan Nina dan menggenggamnya erat

RAKA

Sosok sang penyelamat dalam hidup kami, yang mengubah jalan hidup kami

NINA

Dia terlihat cantik dan pintar, kamu beruntung memilikinya

DIMAS

Tapi aku begitu bodoh melepasnya hari itu, harusnya aku mengejarnya dan memintanya untuk tetap tinggal bersamaku

(menangis)

Tapi aku tidak cukup berusaha ...

Nina memegang erat tangan Dimas, dan sedikit terkejut dengan cincin di jari manis Dimas

Dimas menatap Nina lalu memegang cincin ditangannya

DIMAS

Aku membeli cincin ini untuk Anisa, agar suatu hari nanti, saat dia kembali, aku bisa melamarnya di tempat tadi

Dimas memandang kotak kayu didepannya untuk kesekian kalinya, namun kali ini seolah olah dia sedang berbicara dengan kotak itu

DIMAS

Setahun yang lalu, aku memutuskan untuk berhenti menjadi youtuber dan influencer

(Terisak)

Semuanya berbeda tanpa kehadiranmu
Aku sadar, kamulah alasan dibalik setiap foto-foto terbaikku dan kamulah alasan tawa dan bahagiaku yang begitu lepas disetiap video-video terbaikku
Aku memang bodoh dan tidak peka. Aku tidak sadar dia lelah menungguku begitu lama. Anisa berharap hanya ada dia dan aku disetiap perjalanan hidup kami, bukan didepan jutaan orang yang tidak kami kenal
Aku tahu yang dia inginkan hanya menikah denganku, hidup sederhana, menetap dan hidup tenang bersamaku, tapi aku terlalu terlena dengan popularitas dan uang yang aku peroleh
Sampai terlambat untukku menyadari semuanya
Aku masih belum bisa menerima kepergiaan Anisa untuk selamanya

Dimas tertunduk

Anisa memegang pundak Dimas

Dimas bangkit berdiri

DIMAS

Kalian berdua beristirahatlah, kamarnya sudah aku siapkan

Nina dan Raka bangkit berdiri

RAKA

Terimakasih

Dimas mencegah Raka yang hendak mengambil kotak kayu dimeja

DIMAS

Biar kotaknya disini, aku ingin bersamanya

Raka mengangguk

Nina dan Raka masuk kedalam kamar mereka

Dimas menatap kotak kayu didepannya

Dimas menangis

Dimas mengambil kotak kayu itu lalu duduk disofa

Dimas mendekap erat kotak kayu itu

DIMAS

(Terisak)

Aku sangat merindukanmu


CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar