41. EXT. FOOD TRUCK - NIGHT
Cast : ALETA, GERALD
Kita melihat Gerald dan Aleta melahap roti panggang, duduk berhadapan.
GERALD
Let.
ALETA
Hm?
GERALD
Soal yang kemarin …
ALETA
Iya? Kemarin yang mana?
GERALD
Besok bisa luangin waktu?
ALETA
Hah? Jadinya ini yang kemarin atau besok?
GERALD
Aleta … kebiasaan deh kalau diajak ngomong fokusnya ke mana-mana.
Aleta nyengir dan melahap rotinya.
GERALD (CONT’D)
Let, gue nungguin jawaban lo.
ALETA
Eh, iya, lupa astaga. Besok? Ada kok. Kenapa emangnya?
GERALD
Datang ke rumah gue. Ada yang gue mau ceritain ke elo.
ALETA
Sungguh?
Gerald mengangguk.
ALETA (CONT’D)
Oke. Jam berapa?
GERALD
Sesenggang lo aja.
ALETA
Jam tujuh? Kemaleman?
GERALD
Boleh.
Aleta manggut-manggut. Mereka bersitatap canggung, lalu tertawa.
GERALD (CONT’D)
Roti segitu nggak kurang, Let? Katanya mau naikin kelas berat. Mau pesen lagi?
ALETA
Ah, enggak-enggak. Ini aja belum abis.
Gerald tertawa melihat ada sayuran di pipi Aleta. Gerald menyekanya. Aleta sontak terkejut dan membatu.
GERALD
Maaf, ada sayuran tadi.
ALETA
Hm? Oh iya makasih-makasih.
42. INT. SMA CENDRAWANA NASIONAL - LAPANGAN - DAY
Cast : ALETA, JINGGA, ALANA, GERALD, PARA SISWA, GURU
Kita melihat para murid berbaris menatap ke Guru Pembina Upacara yang berdiri di depan mikrofon.
GURU
Sebagai pelajar dan generasi penerus bangsa, sudah seharusnya memiliki rasa tanggung jawab terhadap negara ini. Akan dibawa ke mana negara ini dalam beberapa tahun ke depan?
Sinar matahari terik. Aleta berkeringat, tetapi badannya pucat. Tidak lama kemudian, Aleta terjatuh pingsan ke belakang. Tepat mengenai Jingga yang berdiri di belakangnya. Sontak Jingga menangkapnya.
JINGGA
Eh, Aleta. Let!
Murid-murid di sekitar melihat Aleta.
JINGGA (CONT’D)
Eh bantuin dong! Gue nih cewek.
42A. INT. SMA CENDRAWANA NASIONAL - UKS - DAY
Cast : ALETA, GERALD
Kita melihat Aleta siuman. Persis di sebelahnya ada Gerald yang tengah membaca buku.
GERALD
Eh, Let?
ALETA
Gerald?
Gerald beranjak dan mengambilkan teh hangat di meja untuk Aleta.
ALETA (CONT’D)
Kenapa lo di sini?
GERALD
Bukannya itu tugas seorang teman?
Aleta tersenyum kecil. Lantas menyeruput teh dengan bantuan Gerald.
GERALD (CONT’D)
Pelan-pelan, panas.
Aleta menyeka air teh yang tertinggal di sekitar bibirnya.
ALETA
Makasih.
GERALD
Lo belum sarapan tadi?
ALETA
U-udah. Gerald nggak makan ke kantin?
GERALD
Tadi udah kok. Gantian sama Jingga.
ALETA
Jingga ke kantin sendirian?
GERALD
Nggak tahu. Kalian kan temennya Alana. Mungkin sama Alana.
ALETA
Alana dispen hari ini.
Suasana hening sejenak.
GERALD
Let, kalau belum enakan. Nanti nggak usah datang ke rumahku. Sembuhi diri dulu.
ALETA
Eh, enggak. Santai, Aleta cuma syok mungkin tadi.
GERALD
Syok?
ALETA
Ah udahlah. Aleta nggak papa kok nanti kalau ke rumah Gerald. (beat) Kamu nggak keberatan, kan?
GERALD
‘Kamu?’
ALETA
Iya, Gerald nggak keberatan, kan?
GERALD
Kalau lo sanggup. Gue nggak masalah.
Aleta merebahkan punggung lagi. Gerald merapikan selimut Aleta. Aleta tersenyum pada Gerald.
43. INT. RUMAH GERALD - NIGHT
Cast : ALETA, GERALD
Kita melihat Gerald duduk di depan televisi. Bel rumah berbunyi. Gerald beranjak dan membuka pintu. Aleta berdiri di belakang pintu, lalu tersenyum pada Gerald. Gerald membalas senyumnya.
CUT TO:
Gerald membuka pintu sebuah ruangan.
ALETA
Ada apa di dalamnya?
Gerald menoleh dan tersenyum. Tuas ditarik. Aleta melongok, lalu masuk. Mendapati belasan biola terpampang rapi di ruangan tersebut dan beberapa foto dilapisi pigura yang menampakkan masa kecil Gerald tengah berdiri gagah di atas panggung dengan biolanya.
ALETA (CONT’D)
Ka-kamu … Kamu main biola?
Gerald tersenyum, lalu mengangguk.
GERALD
Itu masa kecil gue. (menunjuk sebuah foto) Di foto itu, ada gue sama kedua orang tua gue.
ALETA
Keren. (beat) Apa sampai sekarang masih main?
Gerald duduk di salah satu kursi. Aleta turut duduk.
GERALD
Ini yang mau gue ceritain. (beat) Ada kejadian yang ngebuat gue berhenti main biola. Sekaligus jadi alasan atas trauma yang gue derita selama ini.
CUT TO FLASHBACK:
44. INT. GEDUNG PERLOMBAAN BIOLA - FLASHBACK - NIGHT
Cast : GERALD, DEVANO, PENONTON
Kita melihat Gerald (12) memainkan biolanya di atas panggung, berada di pertengahan menuju akhir lagu. Penonton di bawah sana terpukau. Gerald menuntaskan penampilannya dan menunduk hormat.
45. INT. GEDUNG PERLOMBAAN BIOLA - RUANG TUNGGU - NIGHT
Cast : GERALD, JOSEPH, DEVANO
Kita melihat Gerald (12) berjalan dengan gembira di lorong hendak menuju ke ruang tunggu.
JOSEPH
Devano, percaya sama Ayah. Ayah bakal ngasih posisi nomor satu itu ke kamu.
DEVANO
Tapi, Yah …
JOSEPH
Ini sangat penting buat Ayah. Kamu hanya perlu diam. Paham?
Gerald mencuri pandang ke dalam ruang tunggu melalui celah pintu. Mendapati Joseph tengah berdiri dengan lutut ditekuk, menyeimbangi tinggi Devano (12).
DEVANO
Bukannya juara itu punya Gerald, Yah?
JOSEPH
Ayah akan membuatnya berhenti bermain biola. Ayah Gerald adalah bawahan Ayah. Ayah akan memberikan jabatan tinggi untuknya.
DEVANO
Yah, apa itu nggak terlalu jauh?
Gerald tidak sengaja menjatuhkan biolanya. Membuat Joseph reflek membungkam mulut Devano dengan tangan besarnya.
JOSEPH
Siapa di sana?
Joseph mendekat ke pintu. Gerald segera berlari.
46. INT. RUMAH LAMA GERALD - NIGHT
Cast : GERALD, RICHARD, JESS
Kita melihat Gerald tengah bersembunyi di bawah meja, duduk meringkuk. Ibu Gerald, Jess (37), datang bersama ayah Gerald, Richard (39), ke ruangan tersebut.
JESS
Itu keterlaluan, Mas. Bagaimana bisa Mas mengorbankan masa depan anak kita hanya untuk mendapat promosi di tempat kerja? Mas nggak akan nerima itu, kan?
Richard memukul meja di dekatnya.
RICHARD
Masa depan Gerald masih panjang. Kenapa kamu selalu nentang keputusan yang saya buat? Padahal ini semua saya lakukan untuk memberi kalian hidup layak.
JESS
Tapi nggak gini juga, Mas. Ngehancurin mimpi Gerald bukan jalan terbaik.
RICHARD
Kamu tahu apa? Mimpi anak kecil itu cuma sementara, bisa berganti pas dia dewasa.
JESS
Tolong ngertiin perasaan Gerald. Kenapa kamu selalu egois?
RICHARD
Egois? Kamu belum Ibu yang baik buat Gerald udah ngatain itu ke aku?
JESS
Mas! Jangan melewati batas! Jangan kira aku nggak tahu kelakuan kamu setelah pulang kerja. Kamu selalu jalan sama cewek lain dan aku terus-terusan diam cuma buat Gerald. Kalau bukan karena Gerald, pasti aku udah gugat cerai kamu.
RICHARD
Oh begitu? Ayo kalau mau cerai. Aku siap-siap aja. Asal kamu tahu, aku nggak pernah mau nikah sama kamu kalau bukan karena perjodohan.
Jess tercekat. Kita melihat Gerald turut terkejut mendengar itu. Gerald keluar dari persembunyian, membuat Jess dan Richard terkejut. Jess mendekati Gerald.
JESS
Gerald? Gerald, bukan begitu maksud kami …
Gerald menutup kedua telinganya dan berteriak. Gerald menatap tajam kedua orang tuanya dan berlari menuju kamar. Richard kembali keluar rumah. Jess menyibak rambutnya ke belakang dengan frustrasi.
FLASHBACK CUT TO:
CUT TO BACK:
47. INT. RUMAH GERALD - NIGHT
Cast : GERALD, ALETA
Kita melihat Aleta duduk di samping Gerald. Salah satu tangannya hendak merangkul Gerald di belakang, tapi ragu-ragu.
GERALD
Setelah itu, gue mutusin tinggal sama nenek gue. Hak asuh seharusnya jatuh kepada Ibu. Tapi Ibu ada dinas di luar negeri.
Aleta menarik tangannya kembali.
ALETA
Lalu, kamu mutusin tinggal sendiri?
GERALD
Iya, itu waktu gue baru masuk SMA.
Aleta mengunci pandangan pada foto Gerald dan Devano berangkulan di dinding.
ALETA
Apakah hubungan kalian pernah akur dulu?
GERALD
(mengangguk)
Devano adalah teman baik gue dulu. Kami sering main bareng. Mungkin alasan dia ngerundung gue, karena dia merasa bersalah pada gue. Tapi gue tahu, di dalam sana dia tengah hancur.
ALETA
Apa hidup terasa sangat berat bagimu, Gerald?
GERALD
Kadang kala seperti itu. Tapi gue nggak pernah mikir buat ngilang. Gue harus tetep ada, meski belum nemu alasan buat itu, tapi gue tetep harus berjuang, kan?
Aleta mengangguk dan merenung sejenak. Lantas berdiri dan mengulurkan tangan pada Gerald.
ALETA
Karena kita udah jadi temen dan aku sekaligus jadi mentor kamu. Kamu harus nurut perkataan aku. Nggak semua yang terjadi di masa lalu adalah kesalahan kita. Masa lalu adalah hak kita dan masa depan adalah tanggung jawab kita.
Gerald tersenyum.
ALETA (CONT’D)
Pelatihku pernah berkata, ‘Nggak papa sesekali ngelihat ke belakang, asal jangan sampai keblinger dan akhirnya lupa sama yang ada di depan.’
GERALD
Coach Andri?
Aleta menggeleng.
ALETA
Tentu bukan. Pelatihku dulu, sebelum Coach Andri. (beat) Em … jadi nggak mau jabat balik tangan aku, nih? Udah pegel loh.
GERALD
Eh (nyengir)
Gerald menjabat balik tangan Aleta.
ALETA
Aku akan bantu kamu.
48. INT. RUMAH ALETA - DAY
Cast : ALETA
Kita melihat Aleta duduk di depan laptop dan menuliskan sesuatu di kertas.
TEXT:
Kegiatan hari ini bersama Gerald:
a. Berlatih
b. Mengunjungi museum musik
c.
Aleta melanjutkan pencarian di internet.
ALETA
Apa lagi, ya? (beat) Eh?
Kita melihat layar Aleta menampilkan pamflet acara malam kesenian dan Devano menjadi salah satu pengisinya.
49. INT. SANGGAR TINJU ANDRI - SORE
Cast : ALETA, GERALD
Kita melihat Gerald memukuli tangan Aleta yang menggunakan punch mitt.
GERALD
Bisakah kita berhenti sejenak?
ALETA
Sepuluh kali lagi.
GERALD
Ah, serius?
Aleta mengangguk. Gerald melakukan pukulan sepuluh kali lagi.
ALETA
Stop! Sekarang praktikan teknik pukul dan tendang ke samsak.
GERALD
Lo mau nyiksa gue atau …
Aleta menatap sinis Gerald. Membuat suaranya tertahan. Gerald segera melakukan perintah Aleta. Aleta berjalan mengambil buku laporan progress di meja dan menuju ke alat timbangan.
ANDRI (O.S.)
Selalu catat progress kenaikan berat badan lo, oke?
Aleta menaikan alat tersebut. Timbangan menunjukkan angka 58 kg. Aleta menghela napas. Lalu berpikir sejenak sebelum menulis angka tersebut di buku. Dia menulis angka 61 kg.
GERALD
Let, gue nggak sanggup. Kita berhenti sekarang?
Aleta menoleh. Lantas mengangguk dan tersenyum pada Gerald.