112. I/E. WARTEG YUNI — THE NEXT DAY (MORNING) 112
Yuni dibantu seorang karyawan beres-beres meja dan kursi. Sementara karyawan yang lain menata makanan di meja dan etalase.
Ridwan duduk sambil membaca koran.
Lewat POV Yuni, kita akan melihat Rako naik Ojek Online memasuki halaman warteg. Rako menggendong tas besar.
Yuni berhenti beres-beres. Perasaannya mendadak masygul melihat kedatangan Rako.
Rako masuk. Tatapannya langsung bertemu Yuni.
Yuni dapat merasakan kesedihan di hati anaknya. Ia pun segera mendekat.
Rako merasa canggung. Ia menelan ludah. Tak sanggup menatap ibunya lagi.
Sementara Yuni terus menatap anaknya. Matanya berkaca-kaca. Yuni lalu mengambil tas anaknya.
Yuni lalu menoleh ke Ridwan.
Ridwan berdiri menatap istri dan anaknya. Dia merasa terenyuh.
Perlahan Rako menoleh ke bapaknya. Tatapan mereka bertemu.
Ridwan menghela napas. Walau berat, tapi akhirnya ia tersenyum.
113. INT. KANTOR FAISAL — RUANGAN FAISAL - CONTINUOUS 113
Terlihat ruangan kantor Faisal yang luas namun didesain minimalis. Tanpa suara kita akan melihat Faisal dengan meeting dengan sekretarisnya.
Terdengar bunyi ponsel. Faisal abai. Tapi ponselnya berdering terus.
Faisal akhirnya meminta jeda sebentar ke sekretarisnya. Ia menerima panggilan telpon.
Ekspresi wajah Faisal berubah.
114. INT. PABRIK TEKSTIL — KANTOR HRD - DAY 114
Sebuah ruangan yang tidak terlalu luas. Tidak banyak perabot. Di meja ada komputer. Dan di sebelah meja ada meja kecil tempat printer. Suara AC mendengung halus.
Rako merasa canggung. Sekalipun sikap HRD, 37 tahun, santai.
HRD membaca sebentar dokumen Rako. Ia tersenyum.
HRD
HRD terus tertawa.
Rako tak tahu di mana letak lucunya. Tapi ia memaksa diri tertawa kecil.
HRD (CONT’D)
Rako menganggukkan kepalanya sekalipun ia merasa ragu.
HRD (CONT’D)
Rako menganggukkan kepalanya lagi sekalipun ia tak tahu dan tak mau tahu maksud perkataan terakhir HRD.
HRD (CONT’D)
Rako mengerutkan dahi.
HRD tertawa kecil menyadari perubahan wajah Rako.
HRD (CONT’D)
(Sambil terus tertawa kecil)
Rako merasa tak yakin dengan kata-kata HRD. Ia menelan ludahnya.
RAKO
HRD tersenyum senang.
HRD
Rako tak punya pilihan. Ia akhirnya mengangguk.
HRD tersenyum puas. Ia menyalami Rako.
115. INT. PABRIK - RUANG PRODUKSI/EXT. RUSUNAWA — ROOFTOP - INTERCUT - DAY 115
Musik sedih terdengar.
Suasana pabrik yang sibuk. Kita akan melihat HRD terjun langsung memberi penjelasan ke Rako di bagian Pemintalan Benang.
HRD terus menjelaskan. Sementara Rako menyimak.
Di rooftop, Sephia menahan perasaan gamang sembari terus mengajar. Ia memainkan gitar. Di depannya ada Dini, Boni, serta Gilang. Sephia memainkan musik sedih.
Dini, Boni, serta Gilang saling menatap. Mereka merasakan kesedihan Sephia.
Di pabrik, HRD membawa Rako ke ruangan pewarnaan benang.
Tak lama sesi pengenalan itu berakhir.
HRD membawa Rako ke ruangannya.
Rako menatap berkeliling ke seluruh ruangan sempit itu. Hatinya gamang. Tapi ia memaksakan senyum.
116. E/I. TAKSI ONLINE — AFTERNOON 116
Musik sedih dengan suara Sephia menyanyi terus terdengar.
Rako duduk menyandarkan kepala. Pandangannya menuju ke luar. Menatap langit yang merah.
CUT TO:
Kita akan fokus ke jari tangan kanan di paha kanannya. Jari itu bergerak-gerak membentuk siluet kartun komik.
Rako lalu memejamkan mata. Ia membayangkan Sephia.
CUT TO:
Sephia berdiri di tepi rooftop. Ia menghadap ke barat. Ke arah matahari yang sedang terbenam.
Perlahan Sephia menoleh. Lalu tersenyum.
117. INT. RUSUNAWA — UNIT SEPHIA - EVENING 117
Sephia dan keluarganya makan malam bersama. Suasananya hangat. Sekalipun kita masih merasakan kesedihan dari sikap Sephia.
Haryati menatap Sephia. Lalu ke Putra yang tengah menatapnya.
Haryati berusaha tersenyum. Sekalipun matanya tidak bisa.
SMASH CUT TO:
118. INT. RUMAH FAISAL — RUANG MAKAN - SAME TIME (EVENING) 118
Seperti halnya Sephia, Rako juga sedang makan malam bersama keluarganya. Ada juga Vera di sana. Suasananya sama juga hangat. Namun, Rako masih terus merasa canggung berada di antara keluarganya.
Mereka semua makan sambil terus bicara.
FAISAL
(Ke Rako)
Semua menatap Rako. Rako terpaksa tersenyum.
RAKO
VERA
Rako menganggukkan kepala.
Ridwan, Yuni, serta Faisal merasa senang dengan perubahan sikap Rako. Kendati sangat terkesan mendadak.
RAKO
FAISAL
Ridwan berdecak. Yuni menggelengkan kepala. Sementara Faisal tertawa-tawa.
VERA
(Ke Rako)
Rako hanya menggelengkan kepala sembari tertawa kecil.
RIDWAN
Vera menghela napas lega. Sementara Faisal terus tertawa.
FAISAL
(Ke Ridwan)
Rako terpaksa tertawa lagi. Sementara Ridwan mendelik.
Yuni menatap Rako. Tapi Rako menundukkan pandangannya.
FAISAL (CONT’D)
(Ke Rako)
Rako hanya menganggukkan kepalanya. Sementara itu hanya Yuni yang merasakan kesedihannya.
VERA
(Ke Rako)
Ridwan mulai agak kesal. Ia berdecak.
Yuni lalu menatap Faisal dan Vera.
Faisal dan Vera menangkap maksud tatapan Yuni.
Faisal lalu diam-diam melirik Rako. Ia mulai merasakan kesedihan di wajah adik bungsunya itu.