95. INT. BUS — CONTINUOUS 95
Musik sedih mengalun.
Rako duduk di kursi paling belakang di apit penumpang-penumpang lain yang tidak ia kenali.
Rako memakai earphone. Dia mendengarkan musik. Sembari menggigiti kuku.
Orang-orang di sebelahnya ada yang tak nyaman. Ada yang tidak peduli.
96. EXT. RUSUNAWA — CONTINUOUS 96
OMITTED
97. INT. RUSUNAWA/LIFT — CONTINUOUS 97
OMITTED
98. INT. UNIT SEPHIA — AFTERNOON 98
Musik sedih masih terus mengalun. Televisi menyala. Rako dan Sephia duduk berhadap-hadapan di sofa.
Rako tegang. Raut mukanya sedih. Sementara Sephia jauh lebih rileks. Ekspresi mukanya tenang.
Sephia meraba wajah Rako. Menelusuri tiap inci wajahnya. Mulai dari jidat. Lalu turun ke alis. Turun lagi menelusuri hidungnya yang mancung. Lalu ke pipi. Naik lagi ke mata.
Rako memejamkan mata manakala jari-jari tangan Sephia menelusuri matanya.
Lalu tangan Sephia turun lagi dan kini membingkai rahangnya yang kokoh.
Sephia tersenyum kecil.
SEPHIA
(Berbisik)
Rako mencium tangan Sephia yang membingkai wajahnya.
Sephia tertawa kecil.
RAKO
(Berbisik)
SEPHIA
Sephia dan Rako tertawa.
SEPHIA (CONT’D)
RAKO
SEPHIA
Rako tertawa kecil.
RAKO
Sephia tertawa.
Ia lalu melepas tangannya dari rahang Rako.
Rako mengambil tangan Sephia dan ia menggenggamnya. Ia mulai merasa nyaman.
SEPHIA
Rako tersenyum.
RAKO
Sephia melepaskan tangannya dari tangan Rako. Ia lalu mengusap rahang Rako.
SEPHIA
Rako tertawa kecil. Ia mencium tangan Sephia.
SEPHIA (CONT’D)
RAKO
Sephia tersenyum penuh arti.
Ia lalu bangkit. Membuka white cane lalu berjalan menuju ke dapur.
Rako ikut bangkit dan menyusul Sephia ke dapur.
99. CONTINUED 99
Tanpa suara kita akan melihat Rako memotong-motong bahan makanan. Sembari terus bicara. Sephia berdiri di sebelahnya tertawa-tawa.
CUT TO:
Di talenan ada jamur kancing yang sedang di potong-potong.
Kita juga akan melihat cabe hijau, bawang merah dan bawang putih, serta tomat yang sudah diiris-iris.
Wajan dipanaskan. Minyak masuk. Lalu disusul aneka bumbu. Terakhir potongan jamur.
LATER
Rako dibantu Sephia menyiapkan makanan di meja.
Pintu membuka. Putra dan Dika masuk.
Dika dan Putra saling menatap. Tatapan Dika ke Putra mengatakan: “betul kan mereka pacaran”.
Rako tersenyum canggung ke Putra.
Putra dan Dika mendekat. Putra menyalami Rako.
Sephia yang mengetahui kedatangan kedua adiknya tersenyum.
SEPHIA
PUTRA
Rako berusaha menyamankan diri.
RAKO
(Ke Putra)
PUTRA
Sephia tersenyum malu. Sementara Dika membela diri.
DIKA
Putra berdecak ke Dika. Lalu menoleh ke Rako memberikan pandangan meminta maaf.
Sebaliknya Rako terkesiap dan malu.
SEPHIA
DIKA
100. INT. UNIT SEPHIA — EVENING 100
Rako duduk bersebelahan dengan Sephia. Ia merasa canggung. Suasananya tegang. Sekalipun, di seberang meja orang tua Sephia berusaha bersikap hangat padanya.
Ahmad dan Haryati saling menatap. Saling tunjuk untuk mulai bicara. Tapi tatapan Haryati ke Ahmad berkata: “Kamu yang ngomong, Pak. Kamu kan kepala rumah tangga”.
AHMAD
(Ke Rako)
Haryati kaget mendengar pertanyaan suaminya.
RAKO
Ahmad tersenyum sarkas.
Sedangkan Haryati memandang Rako dengan pandangan tak enak hati.
AHMAD
Rako tersenyum kaku. Sembari menggelengkan kepalanya.
RAKO
Ahmad terus menatap Rako. Tatapannya semakin menajam menunjukkan perasaannya yang mulai sangsi.
Haryati menatap Sephia. Ia terus merasa tidak enak hati sekaligus menyesal mendorong suaminya memulai percakapan.
Sephia tegang.
CUT TO:
Di bawah meja, kita akan melihat tangan Sephia meraih tangan Rako. Mereka lalu berpegangan tangan saling menguatkan.
CUT BACK TO:
RAKO (CONT’D)
AHMAD
Rako menahan napas.
Ahmad terus menatapnya sangsi.
RAKO
AHMAD
Rako menelan ludahnya. Ia menatap ke Haryati.
Haryati memberikannya pandangan meminta maaf.
RAKO
Ahmad menganggukkan kepalanya paham. Ia menoleh ke Haryati.
AHMAD
Haryati terpaksa tersenyum. Sembari terus memberikan pandangan meminta maaf ke Rako.