89. INT. RUSUNAWA — UNIT SEPHIA - CONTINUOUS 89
Haryati menyiapkan makan malam dibantu Putra.
Sementara Ahmad duduk sambil ngeteh.
Ada juga Dika yang bermain game di ponsel.
Di meja ada telur balado dengan teri, tumis labu siam, serta setumpuk tahu goreng.
Televisi menyala. Ada acara drama luar negeri.
Sephia masuk. Wajahnya semringah.
Semua orang menoleh. Semuanya merasa penasaran.
Haryati dan Putra saling menatap. Tanpa bicara keduanya saling sepakat bertanya-tanya dengan benda yang dibawa Sephia.
Sephia mendekat. Ia merasakan semua orang duduk di meja. Ia membaui aroma masakan.
HARYATI
Sephia tersenyum. Ia terus mendekat.
Ahmad menarikkan kursi. Sephia pun duduk di kursi tersebut.
Haryati mulai mengambilkan makanan.
Sephia meraba-raba meja. Setelah tahu letak piring di mana, ia pun meletakkan dokumen komik yang diberikan Rako padanya.
Semua orang menoleh ke dokumen. Raut muka mereka bertanya-tanya.
SEPHIA
HARYATI
Sephia merasakan semua tatapan menuju padanya.
SEPHIA
Haryati menatap Ahmad. Tatapannya menyuruh suaminya menjawab Sephia.
AHMAD
Sephia tersenyum.
Haryati, Ahmad, beserta Putra mulai saling tunjuk untuk bertanya pada Sephia.
Haryati memberi kode ke Ahmad dan Putra bahwa ia tak mau terlihat ingin tahu mengenai Sephia.
Hingga akhirnya Ahmad pun mengalah.
AHMAD (CONT’D)
DIKA
(Menyela)
Putra berdecak. Ia sengaja menyenggol pundak Dika.
Dika mengeluh. Ia menoleh protes ke Putra.
SEPHIA
Haryati menoleh kertas dokumen di meja. Memberi kode ke Ahmad agar suaminya menanyakannya.
AHMAD
Sephia tersenyum kecil. Ia akhirnya paham sedang diinterogasi lagi. Ia pun memutuskan berterus terang.
SEPHIA
Haryati mulai gusar.
HARYATI
Sephia menganggukkan kepala.
Haryati dan Ahmad bertatapan.
HARYATI (CONT’D)
SEPHIA
HARYATI
Sephia tersipu-sipu. Sekalipun ia merasa ditekan.
90. INT. UNIT RAKO — NIGHT 90
Sekarang unit Rako nyaris bersih dari perabot
Di dapur Rako sedang membuat makan malam. Ia masih memakai pakaian yang sama. Ia memasak mi instan.
Televisi menyala.
Sayup suaranya terdengar.
Rako menajamkan pendengaran.
Suara televisi mulai terdengar jelas.
Rako mematikan kompor. Suara televisi semakin jelas.
Rako bergegas ke ruang televisi.
Di tivi ada iklan produk teh Zsegar.
Rako tertegun. Ia nyaris mati lemas.
Di tivi durasi iklan menuju ending.
Talent nya memegang botol teh Zsegar. Talent tersebut berkata: “Drink tea. It’s keep yout health”.
Rako gusar. Ia merasa ditipu dan dikhianati.
LATER
Rako masuk kamar. Ia menelpon seseorang.
Terdengar bunyi bip panjang. Telpon tak kunjung diangkat. Sampai terdengar suara operator.
Rako menelpon ulang. Tapi tetap tak diangkat.
Rako mulai menggigiti kuku.
Ia menghubungi nomor lain. Tapi telponnya tak ada yang mengangkat.
91. INT. BUS — THE NEXT DAY (DAY) 91
OMITTED
92. INT. KANTOR KERTAS PUTIH KREATIF — CONTINUOUS 92
Rako memasuki gedung. Ia berjalan tergesa.
Orang-orang memperhatikan Rako. Raut wajah mereka penasaran. Ada yang berbisik-bisik. Ada yang memandang Rako sinis.
Rako masuk lift.
93. INT. LIFT — CONTINUOUS 93
Rako terus gugup. Ia mulai mengigit-gigiti kuku.
Lift berhenti. Pintu membuka dan Panji masuk.
Rako tak memperhatikan Panji. Sehingga Panji hanya memperhatikannya dengan ekspresi mengasihani.
Tak lama lift kembali berhenti. Pintu membuka dan Rako bergegas keluar.
94. INT. RUANGAN BOS — CONTINUOUS 94
Rako tegang. Ia berusaha menguasai emosinya.
Sementara Bos bersikap santai. Ia memahami kondisi Rako.
BOS
Rako tertawa sarkas. Ia menyandarkan punggung.
RAKO
BOS
Rako menatap Bos.
RAKO
Bos terus menatap Rako. Tatapannya tenang.
BOS
RAKO
BOS
Rako terus menatap Bos. Fokus ke bibir Bos dan perlahan-lahan suara Bos menghilang.
Rako merasa percakapan ini tidak akan mencapai titik temu.
Ia pun akhirnya bangkit meninggalkan ruangan Bos.
Sementara terlihat Bos yang berusaha mencegahnya pergi.