16. INT. RUSUNAWA/UNIT RAKO — KAMAR MANDI - NIGHT 16
Rako mendekatkan wajahnya ke cermin wastafel hingga penglihatannya buram. Lalu mundur beberapa senti hingga penglihatannya jelas lagi.
Dia sedang membuat beragam ekspresi dan mengubahnya tiap beberapa detik. Beberapa detik ekspresi gembira. Lalu diubah ke sedih. Diubah lagi ke marah. Terus ke skeptis. Lalu diubah lagi ke datar. Ke sinis. Ke sarkas. Lalu jenaka. Lalu ke kesakitan. Diubah lagi ke nelangsa.
We close to a mirror, notice a tears in his eyes from a slapping so hard. Then, Rako’s smiling. And laughing. A laughing is turning into a sarcasm. Back to sadly because of a painful.
Napas Rako ngos-ngosan. Dia terus menatap wajahnya di cermin.
Perlahan ekspresi wajahnya berubah menjadi penuh percaya diri. A brightly smile is raising. Rako is full of confidently.
Rako mengambil botol obat kumur sebagai media latihan presentasi iklan.
Rako pura-pura membuka tutup botol. Pura-pura menenggak air.
Rako tersenyum bahagia. Pura-pura merasakan kesegaran setelah minum.
RAKO
(Tanpa suara)
Rako terus tersenyum. Tapi ia merasa acting-nya tidak sempurna. Merasa kalimat itu belum tepat sebagai idiom dari produk teh. Ia pun mengulanginya lagi--
RAKO (CONT’D)
(Dengan sedikit suara)
Rako menghela napas. Ia terus merasa tidak yakin. Ia mengulanginya lagi--
RAKO (CONT’D)
(With a litle voice)
Rako mengulang kata “trust me” dalam desisan sebanyak empat kali.
Lalu mengeja kata “drink tea”, sebanyak empat kali.
Kemudian mengucap kata: “Drink tea. It’s keep your health” tanpa kata “trust me” sebanyak empat kali.
RAKO (CONT’D)
Rako tersenyum puas. Akhirnya ia merasa kalimat itu cocok untuk idiom produk teh Zeggar.
17. E/I. BUS — THE NEXT DAY (MORNING) 17
Hari terlihat cerah. Kita akan merasakan mood yang happy. Bus penuh. Sekalipun tidak terlalu berjubelan. Beberapa orang terpaksa berdiri. Termasuk di antaranya Rako.
Tanpa sadar, Rako menggigit-gigiti kuku tangan sebelah kiri. Sementara tangan sebelah kanan ia pergunakan untuk berpegangangan pada handle grip.
RAKO
(Menggumam)
Rako terus menggumam.
Orang-orang memandanginya. Ada yang tak nyaman. Ada yang kasihan. Ada juga yang mencibirnya tak waras.
Tapi Rako terlalu sibuk dengan dirinya sendiri.
18. E/I. GEDUNG KERTAS PUTIH KREATIF — INTERCUT - MOMENTS LATER 18
Bus berhenti. Rako turun.
Rako setengah berlari masuk ke dalam gedung.
Terlihat beberapa karyawan juga sedang masuk ke dalam gedung Kertas Putih Kreatif.
Rako masuk ke kubikel-nya. Ia segera menyalakan komputer. Kemudian mulai mengetik.
19. INT. KANTOR KERTAS PUTIH KREATIF — RUANG RAPAT - DAY 19
Suasana rapat yang menjemukan.
Rako berdiri di depan melakukan presentasi.
Beberapa anggota rapat terlihat memaksa diri. Terkecuali Bos yang terlihat optimis.
Tanpa suara kita akan melihat Rako mempraktikan gerakan yang ia latih semalam di kamar mandi. Kita akan melihat gestur Rako yang penuh semangat dan percaya diri.
RAKO
Semua orang memandangi Rako. Ada yang takjub. Ada yang underestimate. Tapi ada juga yang merasa tertolong karena merasa ide Rako bakal disetujui Bos.
Sementara Bos tampak puas. Bos menghela napas lega sembari menyandarkan punggung.
Gina menatap Rako skeptis. Ia meremehkan ide dan konsep Rako.
GINA
Bos menahan senyum. Ia tahu Gina hanya sedang mematahkan semangat dan ide Rako.
BOS
(Ke Gina)
Gina menghela napas. Sembari melirik ke Panji.
BOS (CONT’D)
(Ke Gina)
Gina tidak menjawab. Ia malah melirik Rako.
Bos lalu memandangi semua orang satu per satu. Wajah mereka terlihat stres.
BOS (CONT’D)
(Ke Gina)
Gina menggelengkan kepala. Ekspresi wajahnya penuh sesal.
BOS (CONT’D)
(Ke Panji)
Panji hanya menatap Bos balik. Ekspresinya pasrah.
BOS (CONT’D)
Rako mengangguk.
Bos lalu memberi tanda jika rapat selesai.
Semua orang membubarkan diri.
Rako keluar ruangan rapat paling akhir.