9. ACT 2B : SQ 6 : TITIK TERENDAH (2)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

91. INT. RUMAH DARMA/LAILA. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA, LAILA.

Bagas terduduk lemas didepan pintu kamar Laila. Lalu Dirga datang dan berdiri dihadapan Bagas.

DIRGA
Aku sudah menyelesaikan semua perintah yang kau arahkan.

Bagas bangkit dari duduknya dan menatap Dirga dengan tajam.

BAGAS
Berikan pistolnya.

Dirga mengeluarkan pistol dari dalam sakunya dan memberikannya kepada Bagas.

BAGAS (CONT'D)
Ayolah Dirga serahkan kepada saya yang lain, jangan hanya perkara barang bukti, rencana kita gagal total.
DIRGA
Tidak ada, hanya ini.

Bagas memandangi seluruh tubuh Dirga.

BAGAS
Baiklah kalau hanya ini, berarti semua rencana kita tersusun dengan baik.
(Beat)
Sebelumnya darimana kau memperoleh pistol ini.
DIRGA
Ayahku seorang polisi.
(Beat)
Jadi sekarang, apa yang harus kita lakukan.
BAGAS
Tidak ada cara lain, selain membawamu pergi jauh.
DIRGA
Pergi kemana?, aku tidak bisa meninggalkan duniaku apalagi keluargaku.

Bagas sedikit tertawa menatap Dirga.

BAGAS
Lucu kamu Dirga, jadi kenapa kau lakukan semua ini.
(Beat)
Tenang saja,kau akan kembali kepada mereka tapi tidak saat ini, kau harus dengarkan perkataanku jika kau ingin selamat dari kasus ini.
DIRGA
Tapi apa gunanya kau menyuruhku untuk menghilangkan jejak.
BAGAS
Memang jejak ini sulit ditemukan, tapi jiwamu butuh ketenangan, jika kau tidak pergi maka kau akan terus dihantui oleh perbuatanmu dan kau akan mengakui semua kesalahanmu.
(Beat)
Dan ingat, itu akan merusak nama baik ayahmu.
DIRGA
Baikla, aku akan pergi bersamamu.
BAGAS
Pintar sekali kamu Dirga.

Bagas mengelus kepala Dirga sembari tersenyum, lalu dia berjalan pergi, lalu Dirga menutup pintu kamar tidur Laila sambil melihat Laila yang tergeletak di kasur, lalu Dirga pergi mengikuti Bagas.

FLASHBACK CUT TO :

92. INT. HOTEL. MALAM.

CAST : DIRGA, RIKA.

Terlihat Dirga sedang berdiri didepan pintu kamar hotel dengan memegang bungkusan plastik (Berisikan tespek dan wadah penampung air kemih). Lalu dia perlahan membuka pintu kamar hotel dan dia melihat Rika yang sedang duduk melamun di kasur dengan memegang perutnya. Lalu dia berjalan masuk kedalam menghampiri Rika.

RIKA
Darimana saja kamu, apa yang kamu bawa.

Dirga berdiri dihadapan Rika, lalu dia membuka kantong plastik dan hanya memberikan kepadanya wadah penampung air kemih

DIRGA
Pergilah ke kamar mandi dan tampung air senimu untuk melihat hasilnya.

Dengan heran, Rika mengambil wadah. Lalu dia pergi ke kamar mandi.

Setelah Rika masuk kedalam kamar mandi, terlihat Dirga sedikit gelisah dengan mondar-mandir dikamar hotel. Lalu tidak lama kemudian, Rika keluar dari dalam kamar mandi menghampiri Dirga dengan membawa wadah yang sudah terisi air kemihnya.

RIKA
Ini sayang, alat untuk mengeceknya mana?.

Dirga mengambil wadahnya lalu pergi ke kamar mandi tanpa sepatah kata.

CUT BACK TO :

93. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, DARMA.

Darma menatap tajam Bagas sambil mengepalkan kedua tangannya.

DARMA
Kamu jangan mempermainkan saya, katakan dimana keberadaan Dirga, saya ingin dia bertanggung jawab atas semua yang dilakukannya terhadap Laila.
BAGAS
Percuma pak, tidak ada gunanya lagi, tapi setidaknya bapak sedikit lega karena dia telah mendapatkan hukuman yang setimpal.

Bobby dan Darma menatap heran Bagas.

FLASHBACK CUT TO :

94. EXT. HALAMAN RUMAH DARMA/LAILA. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Bagas berdiri di depan luar pintu utama rumah Laila, lalu Dirga keluar dari dalam rumah, lalu Bagas menutup pintu, lalu Bagas berjalan mendekati mobil Dirga dan diikuti Dirga.

BAGAS
Kita akan kerumahmu.
DIRGA
Kenapa kita harus kerumahku.
BAGAS
Dengarkan aku baik-baik, kau membawa mobil dan aku juga, mobilku ada di sana.
(Beat)
Sangat aneh kalau kita mengendarai dua mobil, jadi kita akan kerumahmu untuk mengantarkan mobil ini, lalu kita pergi dengan mobilku.
DIRGA
Baiklah kalau begitu.
BAGAS
Aku akan mengikutimu dari belakang.
(Beat)
Sekarang juga, sebelum ada yang melihat kita dan sebelum ayah almarhumah pulang.

Mereka bergerak cepat menuju dan masuk kedalam mobil masing-masing.

FLASHBACK CUT TO :

95. INT. HOTEL - KAMAR HOTEL. MALAM.

CAST : DIRGA, RIKA.

Dikamar mandi, Dirga terkejut sambil menggelengkan kepalanya ketika melihat hasilnya positif. Lalu dia sabotase alat tespek menjadi negatif. Setelah itu, dia keluar dari kamar mandi dengan menunjukkan hasilnya.

RIKA
Bagaimana hasilnya sayang.
DIRGA
Kamu salah besar.
RIKA
Maksud kamu negatif.
Coba aku lihat.

Dirga memberikan hasilnya dan Rika melihat dengan perasaan sedikit sedih.

RIKA (CONT'D)
Memang ini hasilnya sayang, apakah kamu tidak salah.
DIRGA
Sayang dengarkan aku baik-baik.
Bagaimana mungkin aku membohongi wanita yang sangat aku cintai.
Memang seperti itulah hasilnya.
Mungkin saat ini kamu lagi tidak enak badan jadi perasaan kamu seperti itu, kalau memang kamu tetap tidak percaya, kita akan pergi ke dokter. Bagaimana.
RIKA
Sudah tidak usah sayang, aku percaya kok dengan hasilnya.

Dirga memeluk Rika dengan erat dan dia terlihat lega.

CUT BACK TO : 

96. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, DARMA.

DARMA
Setimpal?.
(Beat)
Maksud kamu dia telah dipenjara, di kantor polisi mana dia ditahan, kenapa saya tidak dapat beritanya.
BAGAS
Jelas bapak tidak mengetahuinya karena dia tidak dipenjara di kantor polisi yang paling hebat sekalipun di dunia ini.
(Beat)
Karena dia telah dipenjara oleh Tuhan.
DARMA
Maksud kamu apa ini, maksud kamu dia telah meninggal.

Bagas tersenyum sinis.

DARMA (CONT'D)
Siapa yang telah membunuhnya.
(Beat)
Apakah kamu juga mengetahuinya.
BAGAS
Jelas saya mengetahuinya.

Darma dan Bobby melotot tajam menatap Bagas.

FLASHBACK CUT TO :

97. EXT. RUMAH BUDI/DIRGA. MALAM.

Mobil Dirga sampai dan terparkir di halaman rumahnya. Sementara mobil Dirga terparkir agak jauh dari rumah Dirga. Dari dalam mobil, Bagas membuka laci mobilnya dan mengambil sebuah kertas dan pulpen. Lalu Dirga keluar mobil dengan diikuti Bagas. Dirga mendekati Bagas yang berdiri di dekat mobilnya.

DIRGA
Perintah apalagi yang harus aku jalani.

Bagas menyodorkan sebuah kertas pulpen kepada Dirga.

DIRGA (CONT'D)
Untuk apa ini.
BAGAS
Ambillah.

Dirga mengambilnya dengan heran.

DIRGA
Perintah apalagi ini.
BAGAS
Tulis kata-kata untuk ayahmu yang mengandung makna bahwa kau ingin pergi jauh dan akan kembali dengan waktu yang tidak dapat ditentukan.
(Beat)
Seperti itulah intinya, bisa?.

DIRGA

Baiklah akan aku lakukan.
BAGAS
Kembali ke mobilmu dan tulis lalu letakkan saja di mobilmu.
(Beat)
Sekarang.

Dirga berjalan cepat menuju mobilnya, sementara Bagas mulai memotret rumah Dirga. Setelah berada didalam mobil, Dirga terlihat sedih sambil memegang sebuah kertas dan pulpen.

DISSOLVE + FLASHBACK CUT TO :

98. INT. CAFE. SIANG.

CAST : DIRGA, RIKO.

Terlihat didalam cafe, Riko sedang duduk serius dengan menatap layar handphonenya. Lalu tidak lama kemudian, Dirga datang dan berdiri tepat dibelakangnya sambil menggelengkan kepala.

DIRGA
Judi lagi judi lagi, hidupmu hampa kawan kalau satu hari tidak bermain judi.

Dirga mengambil posisi duduk tepat didepan Riko.

RIKO
Sama kau juga, hidupmu suram kawan kalau satu hari tidak mandi keringat dengan para wanita.
DIRGA

Mandi keringat.

Nge-gym dong.
RIKO
Asik, memang juara lah kau untuk mengalihkannya.

Mereka tertawa bersama.

DIRGA
Sudah menang berapa kau hari ini.
RIKO
Naik turun, naik turun.
DIRGA
Hentikan lah itu kawan.
RIKO
Sudah tidak usah mulai menceramahi aku.
DIRGA
Bukannya aku menceramahimu, tapi pikirkan kedepannya.
(Beat)
Kan lucu kalau nanti kau mati pada saat bermain judi, lucu gak itu.
RIKO
Kau doakan aku mati sambil main judi, Kejam kau kawan.
DIRGA
Maksud aku tidak seperti itu, tapi apakah ini akan terus-terusan berlanjut.
RIKO
Tenang lah kau, akan ada waktunya untuk meninggalkan ini semua.
DIRGA
Pada saat harta orang tuamu ludes, begitu.
Coba kau hitung, sudah berapa hektar tanah orang tuamu yang habis gara-gara kau kasih makan bandar.
RIKO
Sudahlah bisa tidak ganti pembicaraan yang lain.
DIRGA
Bagaimana kita berinteraksi secara asik jika kau tidak henti-hentinya menatap layar handphone.
RIKO
Yasudah akan aku matikan hpku ini tapi setelah kita ngobrol, apakah kau bersedia meminjamkan aku uang.

Dirga sedikit tertawa.

DIRGA
Minjam?.
Coba ulangi lagi.
Apa tidak salah dengar aku.
Minjam apa minta tadi.
RIKO
Minjam nanti aku ganti, kau tidak usah sepele denganku.
DIRGA
Baiklah kalau begitu, berapa yang kau butuhkan.
RIKO
Tidak usah banyak-banyak.
Lima juta aja
DIRGA
Sedikit sekali.
Mana puas nanti kau main judi.
RIKO
Sudah cukup itu, nanti kalau menang akan aku ganti dua kali lipat.

Dirga sedikit tertawa.

DIRGA
Oalah.
Lagu lama yang judulnya angin surga.
Kau berbahasa seperti itu, seakan-akan kau berhadapan dengan anak SD.
RIKO
Sudahlah tidak usah banyak cerita.
Intinya kau sebagai teman baikku, mau memberikannya apa tidak.

Dirga

Aku akan memberikanmu, bukan hanya 5 juta tapi 50 juta dengan cuma-cuma tanpa harus kau ganti sepeserpun.
RIKO
Lagi mabuk kau ini.
DIRGA
Serius.
Tapi ada misi yang harus kau jalani.
RIKO
Misi apa?.
DIRGA
Ikut aku kedalam mobil, akan aku jelaskan secara detail.

Dirga pergi dan diikutinya.

FLASHBACK CUT BACK TO :

99. INT. DALAM MOBIL BAGAS - JALAN PEGUNUNGAN. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Dijalan pegunungan yang sepi, didalam mobil Dirga ketakutan, sementara Bagas dengan seriusnya menyetir sambil sekali-kali melirik Dirga.

BAGAS
Kenapa kawan, kenapa kau masih ketakutan, kau sudah aman jadi tenangkan dirimu lalu berbagi cerita denganku.
DIRGA
(Sembari menerantukkan kepala)
Kenapa aku melakukan hal sekeji itu, bodoh kau Dirga, bodoh.
BAGAS
Cukup kawan, sudah cukup, itu akan membuat kepalamu pecah jika terus melakukan itu.
DIRGA
Biarkan saja, karena otakku ini sudah tidak waras, seharusnya aku tidak mengenalinya.
(Beat)
Aku kasihan kepada kekasihnya.
BAGAS
Oh wanita itu punya kekasih dan kamu siapanya, aku kira kamu kekasihnya.
DIRGA
Laila punya kekasih dan mereka saling mencintai tapi aku masuk dalam hubungan mereka tanpa tau kekasihnya.
BAGAS
Karena Laila tidak mencintai kekasihnya, kalau dia mencintai kekasihnya, dia tidak akan melakukan hubungan intim denganmu.
DIRGA
Sebenarnya Laila tidak menginginkannya tapi aku terus-menerus merayunya sehingga kami melakukan hal tersebut lalu terjadilah pertikaian diantara kami sehingga aku nekat membunuhnya.
BAGAS
Sungguh, itu adalah cerita yang menyedihkan kawan, tapi lupakan saja, jadikan itu sebuah pelajaran karena kehidupan barumu akan segera dimulai.

Bagas tersenyum sinis kepada Dirga yang ketakutan.

CUT BACK TO :

100. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, DARMA.

Darma tepuk tangan sambil tersenyum menatap Bagas.

DARMA
Hebat kamu, sungguh hebat, begitu banyak yang kamu ketahui pada kasus yang mengerikan ini, mulai dari kasus pembunuhan anak saya, yang saya kira itu adalah kasus bunuh diri, lalu kamu juga mengetahui pembunuhnya dan kamu juga mengetahui kalau pembunuhan telah tiada, saya dan pihak polisi lain saja tidak mengetahuinya tapi kamu sungguh hebat Bagas.
(Beat)
Benar begitu Bobby.
BOBBY
Iya pak, kawanku ini memang hebat, bakat dari lahir mungkin pak, seperti orang-orang pintar, aku bangga samamu kawan, terus asa ya bakat terpendam mu ini.
DARMA
Jadi Bagas, sudah cukup bermain dengan pikiranmu, saya ingin menanyakan mengenai mayat tengkorak yang kalian temukan.
(Beat)
Apakah kamu juga mengetahuinya.
BAGAS
Sepertinya bapak sudah tau jawabannya.

Darma bertepuk tangan sambil tersenyum dan Bobby juga ikut bertepuk tangan sambil menggelengkan kepalanya.

BOBBY
Aku bangga samamu kawan, orang tuamu juga pasti bangga melihat bakat anaknya ini.
DARMA
Ternyata pikiran saya dari awal sampai detik ini tidak salah, sungguh luar biasa kau Bagas.

Bobby bertepuk tangan sambil menggelengkan kepalanya menatap kagum Bagas.

FLASHBACK CUT TO :

101. INT. DALAM MOBIL BAGAS - JALAN PEGUNUNGAN. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Dari dalam mobil, Dirga memperhatikan keadaan lingkungan sekitar dengan penuh ketakutan.

DIRGA
Kita sedang dimana, kenapa tempatnya seperti ini.
BAGAS
Kita sedang di suatu tempat yang jauh dari keramaian, kamu bisa lihat sendiri, lingkungan seperti inilah yang bisa membuatmu tenang untuk memulai kehidupan barumu.
DIRGA
Apakah tujuan kita masih jauh.
BAGAS
Sabarlah tidak jauh lagi, aku tahu kalau kau ingin beristirahat.
DIRGA
Apakah kita bisa berhenti sejenak, soalnya aku sesak, ingin buang air kecil.
BAGAS
Tidak bisa kawan, kamu tahankanlah sebentar saja kalau kamu tidak tahan lagi, kau bisa mengambil botol dibangku belakang.

Dirga langsung menoleh kebelakang dan mengambil botol lalu dia buang air kecil dibotol.

DISSOLVE + FLASHBACK CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar