11. ACT 3 : SQ 8 : HASIL/ENDING/KESIMPULAN
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

111. INT/EXT. RUMAH BUDI/DIRGA. MALAM.

CAST : BUDI

Masih dengan keadaan mabuk, Budi masuk kedalam rumah dengan keadaan sempoyongan.

BUDI
Dirga, Dirga.
(Beat)
Dimana kamu nak.
(Beat)
Kesini kamu dulu, ada yang mau ayah katakan padamu mengenai wanita yang kamu cintai itu.

Budi terus berjalan dengan keadaan sempoyongan sampai dia tiba di depan pintu kamar tidur Dirga.

BUDI (CONT'D)
Dirga, oh Dirga.
(Beat)
Keluar lah kamu dulu, ada yang mau ayah bicarakan.
(Beat)
Dimana alamat rumah pacar kamu itu, ayah mau kasih dia pelajaran karena dia sudah tidak sopan kepada ayahmu ini.

Lalu Budi bersender di pintu kamar tidur Dirga dan tiba-tiba pintunya terbuka, lalu Budi merasa keheranan melirik lingkungan sekitar rumah.

FLASHBACK CUT BACK TO :

112. INT. DALAM MOBIL BAGAS - PINGGIR JALAN PEGUNUNGAN. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Dirga sangat ketakutan menatap Bagas.

DIRGA
Maafkan aku karena telah membunuh Laila.
(Beat)
Jadi tolong biarkan aku pergi dari tempat ini, aku ingin bernafas lega.

Bagas tersenyum sinis.

BAGAS
Tenang saja, kau akan pergi dari tempat ini, untuk selama-lamanya.

Bagas memegang dua pistol sambil menatap tajam Dirga.

DIRGA
Tolong jangan lakukan itu, aku mohon.

Bagas tersenyum sinis sambil mengokang kedua pistol.

DIRGA (CONT'D)
Aku mohon jangan bunuh aku, biarkan aku pulang, ayahku sudah menungguku dirumah.
BAGAS
Kau berpikir ayahmu sedang menanti kehadiranmu pulang kerumah, tapi kau tidak memikirkan ayah Laila yang sedang menangis meratapi kematian anaknya.
(Beat)
Apakah itu adil kawan, aku akan mengantarkanmu pulang, aku tau betul dimana tempat terbaik untukmu.
DIRGA
Tolong jangan bunuh aku, untuk membalas semua perbuatanku, aku rela memotong kemaluanku didepanmu, asalkan kamu biarkan aku hidup.

Bagas sedikit tertawa.

BAGAS
Penawaran yang sangat menarik.
(Beat)
Baiklah aku terima, sekarang buka celanamu.

Dirga perlahan membuka celananya dengan penuh ketakutan.

DISSOLVE + FLASHBACK CUT TO :

113. INT. KAMAR HOTEL. MALAM.

CAST : DIRGA, RIKA, RIKO.

Didalam kamar hotel, terlihat Riko sedang memakai celananya dan setelah itu dia melirik Rika yang sedang melamun terbaring di kasur dengan balutan selimut.

RIKO
Sudahlah tidak usah disesali yang telah terjadi diantara kita berdua ini.
(Beat)
Aku tahu kalau tadi kamu sangat menikmatinya, bukan begitu Rika.

Tiba-tiba Dirga datang dengan mendobrak pintu kamar hotel. Dia terdiam sejenak melihat keberadaan Rika dan Riko.

DIRGA

Apa yang telah kalian lakukan.

Melihat kedatangan Dirga, mereka panik lalu Dirga berjalan mendekati Riko. Tanpa sepatah kata, Dirga memukul Riko dengan emosi yang membuat Riko jatuh kelantai. Lalu dia berjalan menghampiri Rika yang bersedih di atas kasur.

DIRGA (CONT'D)
Aku tidak menyangka kamu telah mengkhianati cintaku yang begitu besar.
RIKA
Maafkan aku, tapi tolong dengarkan aku terlebih dahulu biar aku jelaskan semuanya.

DIRGA

Apa lagi yang harus aku dengar, tidak perlu kamu jelaskan lagi karena malam ini semuanya sudah jelas.
(Beat)
Setelah kamu permisi untuk ke toilet, aku terus-terusan mencarimu, tapi kenapa aku temukan dirimu dikamar ini bersama seseorang yang sangat aku kenalin.
RIKA
Maafkan aku tapi aku tidak tahu kalau aku berada dalam satu kamar hotel dengan Riko.
(Beat)
Aku tidak tahu sama sekali kalau semua ini bisa terjadi.
DIRGA
Sudahlah tidak usah lagi mencari kebenaran. Jika itu memang sudah terjadi maka aku mengikhlaskan kepergianmu bersama dia.

Rika terlihat menangis, lalu Dirga berjalan menghampiri Riko yang berdiri bersandar di dinding.

DIRGA (CONT'D)
Aku tidak menyangka seorang yang aku anggap sebagai saudara telah memberikanku pukulan telak dalam hidup ini.
(Beat)
Aku tidak ingin ribut terlalu lama, jadi tugasmu sekarang adalah untuk menjadikannya sebagai istri yang sangat kau cintai.
(Beat)
Terima kasih banyak temanku.

Dirga langsung berjalan pergi keluar dari kamar hotel.

FLASHBACK BACK TO :

114. INT. DALAM MOBIL BAGAS - PINGGIR JALAN PEGUNUNGAN. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Terlihat Dirga ketakutan melirik Bagas sambil menutupi kemaluannya dengan kedua tangan.

DIRGA
Sudah, dimana pisaunya.
BAGAS
Kita tidak sedang didapur kawan, jadi tidak ada pisau disini, jadi kita manfaatkan alat yang ada ya kawan.
DIRGA
Alat apa yang akan digunakan.

Bagas menyodorkan pistol diwajah Dirga. 

BAGAS
Ambillah, buktikan perkataanmu.

Pistol yang satu lagi, Bagas letakkan di kening kepala Dirga, lalu memberikan pistol satu lagi kepada Dirga. Lalu Dirga mengambil dan memegang pistol dengan ketakutan.

BAGAS (CONT'D)
Tembak, tepat dibatangnya.
(Beat)
Lakukanlah, setelah itu kita akan pergi mengunjungi dokter spesialis kelamin untuk mengubah jenis kelaminmu dan semuanya akan baik-baik saja kawan.

Dirga mengarahkan pistol ke kelaminnya dengan penuh ketegangan, lalu Dirga menembak dan menjerit.

BAGAS (CONT'D)
Pertunjukan yang menarik kawan.

Bagas lega, sementara Dirga kesakitan dan lemas.

BAGAS (CONT'D)
Sekarang giliran aku untuk menepati janji, kita akan pergi ke bedah kelamin terbaik di dunia ini agar kamu mendapatkan bentuk kelamin yang baru dan yang terbaik dunia ini.

Bagas menghidupkan mobilnya lalu menoleh ke Dirga yang sedang mengokang pistol, lalu Bagas dengan refleks menembak Dirga tepat dikeningnya.

DISSOLVE + FLASHBACK CUT TO :

115. INT. RUMAH RIKO/RIKA - KAMAR TIDUR. MALAM.

CAST : DIRGA, RIKA, RIKO, ANAK KECIL (EKSTRAS).

Didalam kamar terlihat Rika dan anaknya terduduk menangis histeris di lantai. Lalu tiba-tiba Dirga datang dan dia terkejut melihat RIKO bunuh diri dengan cara gantung diri dikamar tidur. Lalu tiba-tiba anak kecil bangkit dan berlari mendekati serta memeluk erat Dirga. Dirga semakin tidak berdaya ketika melihat tulisan di dinding kamar tidur dengan bertuliskan "JUDI MEMBUNUHMU".

CUT BACK TO :

116. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, BUDI, DARMA.

Bagas meneteskan air mata sambil menatap Bobby yang tertunduk bersedih. Sementara Darma dan Budi menatap tajam Bagas.

BAGAS
(Sambil duduk di bangku)
Semuanya sudah jelas, jadi lakukan tugas kalian sebagai polisi.

Bagas meletakkan kedua tangannya ke meja.

FLASHBACK CUT TO :

117. EXT/INT. RUMAH BUDI/DIRGA. MALAM.

CAST : BUDI.

Budi keluar rumah dengan keadaan mabuk dan sempoyongan.

BUDI
Dirga kenapa kamu tidak masuk kedalam rumah.
(Beat)
Kenapa kamu masih saja didalam mobil.
(Beat)
Masuklah nak, ada yang mau ayah tanyakan denganmu.
(Beat)
Maafkan ayah jika kamu mendengar percakapan ayah dengan pacarmu yang tidak sopan itu.
(Beat)
Putuskan saja dia nak, biar nanti ayah carikan kamu wanita yang lebih lebih dari dia.
(Beat)
Kenapa kamu juga belum keluar mobil, keluar lah nak.
(Beat)
Kamu mabuk ya seperti ayah mangkanya kamu tertidur di mobil.

Budi berjalan sempoyongan ke arah mobil Dirga. Sesampainya di pintu mobil Dirga. Dia membuka pintu dan melihat kedalam mobil yang kosong.

BUDI (CONT'D)
Lah kenapa dia tidak ada juga didalam mobil.
(Beat)
Dimana kamu nak.

Lalu Budi melihat sekertas surat dan dia mengambilnya. Setelah dia menangis setelah membacanya.

FLASHBACK CUT TO :

118. INT. RUMAH DARMA/LAILA. MALAM.

CAST : DARMA.

Darma berdiri tegak didepan pintu utama rumahnya dengan kedua tangannya memegang sebuah bingkisan kue ulang tahun dan juga buket bunga.

DARMA
Maafkan ayah karena hanya ini yang bisa ayah berikan.
(Beat)
Tapi ayah janji kalau ayah libur kerja, kita akan pergi kemanapun yang kamu mau.

Darma memegang gagang pintu, lalu dia merasa heran ketika pintu terbuka.

FLASHBACK CUT BACK TO :

119. EXT. JALAN PINGGIR JALAN PEGUNUNGAN. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Bagas menderet Dirga yang sudah meninggal ke parit. Lalu dia memasukkannya kedalam parit. Setelah itu, dia menutupinya dengan rerumputan serta dedaunan.

CUT BACK TO :

120.INT. KANTOR POLISI - PINTU SEL. MALAM.

CAST : BAGAS, BOBBY, EKSTRAS.

Bagas bersama dua polisi lainnya berdiri didepan pintu sel. Salah satu dari polisi membuka pintu sel. Lalu Bagas masuk kedalam sel dan pintu sel kembali dikunci.

Bagas berdiri tunduk didepan pintu sel, lalu Bobby datang dan berdiri didepan Bagas. Lalu Bagas menoleh menatap Bobby. Lalu Bobby menatap sedih Bagas yang tersenyum menatapnya.

BAGAS
Kenapa kamu bersedih kawan, aku akan baik-baik saja disini, jadi kamu tidak usah khawatir.
BOBBY
Mudah sekali kau berkata seperti itu, kau kira enak hidup dipenjara ini.
BAGAS
Aku tau tidak mudah dan tidak enak hidup dipenjara ini, tapi aku lega sekarang karena aku telah menjalani hukuman atas perbuatanku.
(Beat)
Selama kejadian itu, aku selalu dihantui oleh rasa bersalah, mungkin lebih baik aku menjalankan hidup di sini, daripada aku hidup di dunia yang luas, tapi aku sempit menjalankannya.

Bobby meneteskan air mata.

BAGAS (CONT'D)
Sudahlah, tidak usah larut dalam kesedihan.
BOBBY
Bagaimana aku tidak sedih, teman yang selalu mengerti keadaanku sudah tidak ada lagi disampingku.
BAGAS
Jangan berkata seperti itu, masih banyak orang diluar sana yang bisa mengerti dirimu kawan, percayalah denganku. Kau akan menemukan teman yang lebih baik dariku.
BOBBY
Tidak, tidak ada teman yang mengerti diriku selain kau.
BAGAS
Jadi aku harus bagaimana. Tempatku sudah disini. Apa kau mau ikut aku tinggal disini.
BOBBY
Ya tidaklah. Aku kan cuma bunuh tikus bukan bunuh orang.
BAGAS
Yasudah kalau begitu janganlah lagi bersedih. Pergilah Pulang.
BOBBY
Jika nanti aku pulang, bagaimana aku menjelaskan tentang dirimu dengan orang-orang yang mengenalimu, terutama keluarga mu, apa yang harus aku katakan.
BAGAS
Kalau itu tidak usah khawatir, aku sudah mengatakan kepada keluargaku, kalau aku merantau jauh dengan waktu yang lama.
BOBBY
Sejak kapan pula kau mengatakannya.
BAGAS
Tadi pagi, sebelum kita berangkat kesini, aku sudah mengatur ini semua.

Bobby semakin bersedih.

BAGAS (CONT'D)
Sudahlah tidak usah lagi menangis, kalau tidak berhenti, aku panggilkan polisi untuk masukkan kau kedalam ya.
BOBBY
Ya janganlah.
BAGAS
Yasudah hentikan kesedihanmu.

Bagas mengusap air mata Bobby.

BAGAS (CONT'D)
Pulanglah, aku mau istirahat.

Bobby menganggukkan kepalanya lalu melangkahkan kakinya. Beberapa langkah...

BAGAS (CONT'D)
Bob.

Bobby menoleh kebelakang.

BAGAS (CONT'D)
Sering-sering main-main kesini ya.

Bobby tersenyum lalu dia pergi dari tempat. Sementara Bagas berdiri tegak sambil memegang erat jeruji besi lalu dia tertunduk sambil menangis tersedu-sedu. Lalu Bagas membalikkan badannya dan dia menatap sedih bacaan dinding yang bertuliskan. "WELCOME HOME".

FADE OUT : END

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar