4. ACT 2 A : SQ 3 : PERJALANAN SERTA HALANGAN KECIL
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

36. INT. KANTOR POLISI - RUANG PRIBADI BUDI. PAGI.

CAST : BUDI.

Budi sedang duduk santai sambil menatap serius layar handphonenya.

CUT BACK TO :

37. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, DARMA.

Bagas melirik heran Bobby yang menahan buang air kecil.

DARMA
Sebelumnya saya meminta maaf karena telah mengganggu waktu kalian dipagi ini dan berterima kasih banyak karena telah hadir dipagi yang berbahagia ini.
BAGAS
Tidak apa-apa pak, ini sudah menjadi kewajiban kami untuk memberikan keterangan atas apa yang telah kami temukan.
DARMA
Sekali lagi terimakasih banyak, keterangan kalian akan menjadi senjata kami untuk memecahkan kasus ini.
BOBBY
Kami pak, kita cuma bertiga diruangan ini dan hanya bapak seorang polisi, dimana para penyidik lainnya pak, apakah yang lainnya sedang liburan.

Polisi tersenyum.

DARMA
Tidak, mereka tidak sedang berlibur, mereka ada di kantor ini, tapi karena kedatangan kalian, saya mengintruksikan para penyidik lain untuk bekerja diruangan yang berbeda agar tidak ada hambatan untuk kita berbincang.
BAGAS
Sungguh terharu saya mendengarkannya pak, terimakasih banyak pak atas undangannya.
(Beat)
Benar begitu Bobby.
BOBBY
(Berbisik)
Iya, terserah kau ajalah udah.

Darma dan Bagas saling melirik tajam.

DARMA
Saya sampai lupa, nama kalian siapa?.
BAGAS
Saya Andrepati Bagaskara, bapak bisa panggil Bagas biar lebih mudah mengingatnya.

Darma melirik sambil mengetik di laptop.

BOBBY
(Menahan buang air kecil)
Saya Bobby Darwin pak, terserah bapak mau manggil apa, Bobby bisa, Darwin bisa, Darwin Bobby juga bisa pak, tergantung selera bapak yang mana.

Darma melirik heran sambil mengetik di laptop.

DARMA
Baiklah kalau begitu, sekarang kita mulai pembicaraan yang lebih menarik.
BAGAS
Silahkan pak, dengan senang hati.

Bagas dan Darma saling menatap tajam.

FLASHBACK CUT TO:

38. INT. DALAM MOBIL DIRGA - JALAN RAYA. SIANG.

CAST : DIRGA, RIKO.

Didalam mobil, Dirga tersenyum sambil menyetir sementara Riko terlihat melamun.

DIRGA
Sudah tidak usah disesali, masih ada hari esok untuk balas dendam.
RIKO
Tidak ada kata untuk hari esok, selagi bisa hari ini, kenapa tidak.
DIRGA
Sepertinya masih menumpuk modal itu.
RIKO
Antarkan aku pulang sekarang juga.
DIRGA
Jangan dikuras habis, sisakan untuk hari tua mereka.
RIKO
Sudah kau tenang saja, cepat antarkan aku pulang.
DIRGA
Kenapa jadi ngatur.
RIKO
Turunkan aku jika kau tidak sudih mengantarkan aku pulang.
DIRGA
Untung saja kau temanku dari kecil, jika tidak, aku sangat mudah mengantarkanmu ke balikpapan.

Mereka saling menatap tajam, lalu Dirga melajukan mobil dengan kencang.

FLASHBACK CUT TO :

39. INT. DALAM MOBIL - JALAN RAYA KOTA. SIANG.

CAST : BAGAS.

Bagas dengan serius menyetir mobil, lalu salah satu tangannya membuka laci mobil dan dia melirik serius pistol didalam laci, lalu dia menutup kembali laci.

CUT BACK TO :

40. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, DARMA.

Bagas dan Bobby saling melirik, sementara Darma fokus mengetik di laptop.

DARMA
Siapa diantara kalian yang pertama kali mengetahui keberadaan mayat tengkorak itu didalam parit.
BOBBY
Saya pak.
DARMA
Ceritakan prosesnya.
BOBBY
Pada saat itu saya sedang menyetir dan seketika saya ingin buang air kecil, lalu saya turun dan berjalan kepinggir parit dan terlihatlah tengkorak tersebut.

Darma fokus mengetik di laptop. Lalu pandangannya tertuju menatap Bagas.

DARMA
Lalu anda sedang dimana saudara Bagas.
BAGAS
Pada saat itu saya sedang bermimpi pak.
DARMA
Maksudnya.
BOBBY
Maksudnya pak, pada saat itu dia sedang tidur pulas pak.
DARMA
Kalau memang begitu, tapi kenapa kalian pergi meninggalkan tempat tanpa sepatah kata penjelasan kepada pihak polisi, padahal kalian yang menemukannya.

Mereka saling melirik serius.

BAGAS
Sebagai warga negara yang baik, sepertinya kami telah menyelesaikan tugas kami dan menyerahkan semuanya kepada pihak yang berwajib, kami pergi bukan untuk menghindar pak, dan hari ini kami memenuhi panggilan bapak.

Darma menatap tajam Bagas sambil mengetik di laptop.

FLASHBACK CUT TO :

42. INT. DALAM MOBIL DIRGA - JALAN RAYA KOTA. MALAM.

CAST : DIRGA, LAILA.

Dirga sedang santai menyetir sambil salah satu tangannya memegang tangan seorang wanita (Laila tanpa terlihat wajahnya) yang terletak di pahanya.

CUT BACK TO :

43. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, DARMA.

Bagas, Bobby dan Darma saling melirik serius.

BOBBY
Lebih tepatnya seperti ini pak, kami bukannya menghindari pihak polisi, tapi saya rasa tanggung jawab kami sudah selesai karena sudah ada bapak ditempat, kami bisa saja menghindar dan tidak berada ditempat ini pada pagi hari ini, itu kalau saya tidak menghubungi pihak polisi, tapi itu tidak saya lakukan.

Darma melirik tajam mereka.

BAGAS
Kami sudah berada disini pak, jadi langsung saja pak, kalau rasa bapak kurang jelas, biar saya jelaskan lebih detail.
(Beat)
Begini pak, memang benar, hari itu saya yg membawa teman saya ini pergi buru-buru karena dia sudah terlalu banyak buang air kecil di celana, jadi saya menghindari agar dia tidak buang air besar. Itulah fakta yang sebenarnya pak.

Bobby kaget dan langsung mencubit paha Bagas.

BOBBY
(Berbisik)
Kenapa kau ceritakan aib aku, nanti masuk media masa, bagaimana marwa aku.
BAGAS
(Berbisik)
Memang seperti itu kenyataannya.
BOBBY
(Geram berbisik)
Tapi tidak perlu juga kau ceritakan itu Bagaskara.

Darma melirik heran mereka.

DARMA
Ada apa, kita bertiga disini tapi kenapa kalian asik ngobrol berdua, tolong berbagilah dengan saya.
BOBBY
Tidak ada apa-apa pak, memang benar pada saat itu, saya sudah buang air kecil di celana karena melihat mayat tengkorak itu, jadi kami buru-buru pergi karena celana saya sudah basah kuyup.

Darma fokus mengetik di laptop, sementara Bobby kesal menatap Bagas.

FLASHBACK CUT TO :

44. INT. DALAM MOBIL. JALAN RAYA KOTA. MALAM.

CAST : BAGAS, DIRGA.

Bagas dengan seriusnya menyetir dengan kecepatan tinggi dan seorang laki-laki (Dirga tanpa terlihat wajahnya) duduk tertunduk sedang bersedih.

CUT BACK TO :

45. INT. KANTOR POLISI. RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, DARMA.

Darma memeriksa sakunya dengan serius sambil bangkit dari tempat duduknya.

DARMA
(Merogoh saku sambil jalan)
Tunggu sebentar ya, ada yg ingin saya tunjukkan kepada kalian.
BOBBY
Silahkan pak.

Bagas heran melirik Darma.

BOBBY (CONT'D)
Apa yg ingin dia tunjukkan kepada kita.
BAGAS
Kau lihat sajalah nanti.
BOBBY
(Sesak memegang selangkangan)
Bagaimana ini, berapa lama lagi kita disini, aku sudah tidak tahan lagi.
BAGAS
Tahankanlah dulu dan jangan banyak bicara agar tidak keluar begitu saja, nanti bahaya.
BOBBY
Maksud kau apanya yg bahaya...

Darma datang.

DARMA
(Jalan lalu berdiri dihadapan mereka)
Iya, apanya yang bahaya anak muda.

Mereka saling melirik serius. Lalu Darma meletakkan sebuah foto di meja. Bagas dan Bobby melihat serius foto tersebut.

BOBBY
Apa ini pak.
DARMA
Foto.
BOBBY
Foto apa pak.
DARMA
Foto yang bergambarkan wajah seorang lelaki dan foto itu saya temukan didalam sepatu mayat tengkorak.

Bobby kaget lalu mengambil foto dan memandangnya dengan serius.

DARMA (CONT'D)
Tunggu sebentar ya, ada yang ingin saya berikan untuk kalian.

Darma berjalan pergi, sementara Bobby dan Bagas saling melirik.

BOBBY
Apalagi yang mau diambilnya dan ditunjukkannya kepada kita.
BAGAS
Sudah kau tidak usah ketakutan dan jangan panik, tenangkan dirimu, kita ikuti saja permainan dia dulu.
BOBBY
(Menunjukkan foto)
Kau kenal dengan orang yg ada di foto ini...

Bagas mengambil foto dari tangan Bobby dan mengamatinya, lalu Darma datang sambil memegang dua botol air minum.

DARMA
Apakah diantara kalian ada yang mengenalinya.

Mereka saling melirik serius.

BAGAS
(Mengamati serius foto)
Tidak pak, kami tidak mengenalinya.
DARMA
Kalau memang begitu, tidak usah serius sekali menatapnya.

Bagas dan Darma saling menatap tajam.

DARMA (CONT'D)
(Memberi boto air ke Bagas)
Ini minum dulu, air putih sangat baik untuk kesehatan jantung.
BAGAS
(Mengambil botol air dari Darma)
Terimakasih pak.

Bagas meletakkan botol air minum kemeja. Lalu Darma memberikan satu botol lagi kepada Bobby.

BOBBY
(Mengambil botol air dari Darma)
Terimakasih pak.
DARMA
Jika tidak tahan lagi dengan keadaan, kamar mandi ada diluar sana.

Mereka saling menatap tajam.

FLASHBACK CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar