3. ACT 1 : SQ 2 : KEPUTUSAN
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

25. INT. RUMAH BAGAS/BOBBY. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, EKSTRAS (POLISI).

Suasana lingkungan kamar mandi yang senyap, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka, lalu Bobby keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk sambil menggigil. Tidak lama kemudian, dia tersentak mendengar suara ketukan dari pintu utama rumah. Dengan rasa penasaran, dia berjalan perlahan menuju pintu utama rumah.

Setibanya Bobby didepan pintu utama, dia perlahan-lahan membuka pintu, lalu dia spontan kaget melihat seorang polisi berdiri tegak didepan pintu sehingga handuk yang dikenakannya lepas, polisi melotot melihatnya, lalu menutup matanya dan Bobby cepat-cepat mengenakan kembali handuknya.

POLISI EKSTRAS
(Berbisik sambil menutup mata)
Astaga, pagi-pagi disajikan serapan risol, sial kali ah.

Bobby senyum-senyum malu sambil memegang handuk.

BOBBY
Maaf pak, saya khilaf.

Polisi perlahan-lahan melepaskan tangannya dari wajahnya sambil melirik Bobby dengan serius.

POLISI EKSTRAS
Selamat pagi pak.
BOBBY
Iya selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu pak.
POLISI EKSTRAS
Begini pak, apakah benar ini rumah kediaman orang yang menemukan mayat tengkorak kemarin di pegunungan.
BOBBY
Iya benar pak, itu saya dan teman saya yang menemukannya pertama kali didalam parit, emangnya kenapa ya pak.
POLISI EKSTRAS
Begini pak, saya diperintahkan untuk membawa kalian ke kantor agar dimintai keterangan atas kasus penemuan mayat tengkorak yang ditemukan dipegunungan kemarin siang.
BOBBY
Oh begitu ya pak.
POLISI EKSTRAS
Iya benar pak, kalau begitu, bisakah sekarang bapak dan temannya ikut saya ke kantor.
BOBBY
Bisa pak, tapi saya sampaikan dulu ke teman saya.
POLISI EKSTRAS
Baik pak, silahkan.
BOBBY
Tunggu sebentar ya pak, saya kedalam dulu.
POLISI EKSTRAS
Baik pak, akan saya tunggu.

Bobby berjalan cepat menuju kamar tidur sambil memegang handuk yang mau lepas.

CUT TO :

26. INT. KANTOR POLISI - RUANG OTOPSI. PAGI.

CAST : BUDI.

Dengan pakaian dinasnya, Budi berdiri tegak sambil memandangi serius mayat tengkorak yang berada di kasur dan telah ditutupi selimut. Lalu dia melirik sepatu boots yang berada didekatnya, lalu dia memegang dan memandangi sepatu dengan sangat serius.

BUDI
Sepatu yang bagus.

Budi memegang erat sepatu sambil meremasnya.

DISSOLVE + FLASHBACK CUT TO :

27. INT. RUMAH BUDI/DIRGA. MALAM.

CAST : BUDI, EKSTRAS (KURIR PAKET).

Didalam rumah, tepatnya diruang santai. Dengan pakaian tidur, Bobby menikmati menonton acara televisi dengan ditemani secangkir kopi serta makanan ringan. Lalu tidak lama kemudian, dia tersentak mendengar suara ketukan dari pintu utama rumahnya. Lalu dia bangkit dan bergegas menuju pintu. Setibanya didepan pintu, dia membuka pintu dan melihat seorang kurir berdiri tegak dengan memegang sebuah bingkisan paket.

KURIR PAKET
Selamat malam pak.
BUDI
Selamat malam, ada yang bisa saya bantu.
KURIR PAKET
Begini pak, apakah benar ini rumahnya bapak Mahadirga Mahendra.
BUDI
Benar, saya orang tuanya.
KURIR PAKET
Ini pak, saya mau memberikan paket yang telah dipesan oleh saudara Dirga.
BUDI
Baik, bisa saya terima soalnya anak saya sedang tidak ada dirumah.
KURIR PAKET
Baiklah kalau begitu pak, tapi tanda tangan bukti penerimanya ya pak.

Kurir paket memberikan paket tersebut serta sebuah dokumen bukti penerima dan Budi menerimanya untuk ditandatangani.

KURIR PAKET (CONT'D)
Terimakasih banyak pak.
BUDI
Sama-sama.
(Beat)
Apakah kamu tahu isi dari paket ini apa.
KURIR PAKET
Yang jelas saya kurang tahu pak, tapi sepengalaman saya, sepertinya isi dari paket itu adalah sepatu.

Budi dengan sangat serius memandangi paket tersebut.

KURIR PAKET (CONT'D)
Baiklah kalau begitu pak, saya pergi dahulu untuk melanjutkan tugas saya.
BUDI
Silahkan.

Kurir paket pergi meninggalkan tempat, sementara Budi masih berada didepan pintu sambil memegang dan memandangi paket tersebut.

CUT TO :

28. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : DARMA.

Dengan pakaian dinasnya, Darma sedang duduk serius sambil mengetuk pelan meja dengan jari telunjuk.

CUT TO :

29. INT. RUMAH BAGAS/BOBBY - KAMAR TIDUR. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY.

Dengan pakaian yang dikenakannya, kaos dan celana panjang jeans, Bagas duduk termenung di pinggir tempat tidur. Lalu tiba-tiba Bobby masuk dengan kebingungan sambil mondar-mandir dan Bagas memandanginya dengan heran.

BAGAS
(Heran)
Kau kenapa.
BOBBY
(Bingung sambil mondar-mandir)
Gawat.
(Beat)
Gawat kita.
BAGAS
(Penasaran)
Gawat kenapa, kau jelaskan dulu apanya yang gawat.
BOBBY
(Melotot)
Ada polisi di depan rumah.
BAGAS
Mau apa dia disini.
BOBBY
Mengenai mayat tengkorak yang kita temukan kemarin.
BAGAS
Terus mau dia apa.
BOBBY
Dia mau membawa kita ke kantor polisi untuk dimintai keterangan.

Bagas memandangi serius Bobby yang terduduk lemas di lantai.

BAGAS
Yasudah kita akan kesana.

Bobby terkejut melotot memandangi Bagas.

BOBBY
(Heran)
Semudah itu kau katakan kalau kita akan kesana.
BAGAS
Jadi harus mau bagaimana lagi, maunya kau kita tidak memenuhi panggilan.
BOBBY
Seharusnya seperti itu, kita harus kabur lewat pintu belakang.
BAGAS
Jangan, kita tidak boleh melakukan itu, kita harus tetap memenuhi panggilan, kalau kita menghindar, pihak polisi akan semakin berpikiran aneh terhadap kita.

Bobby berpikir sejenak.

BOBBY
Iya juga ya, tapi aku takut.
BAGAS
Sudah kau tenang saja, sekarang kau pakai pakaianmu, tidak mungkin kau kesana hanya mengenakan handuk.
BOBBY
Iya juga ya, tapi model pakaian seperti apa yang aku pakai untuk kesana, soalnya aku belum pernah menjadi saksi kematian, tapi kalau jadi saksi pernikahan pernah.
BAGAS
Terserah kau mau pakai pakaian apa, yang penting kau nyaman dan sopan.

BOBBY

Baiklah.

Bobby bangkit perlahan dari duduknya sambil memegang handuk yang mau lepas.

BOBBY (CONT'D)
(Berbisik)
Aku mohon jangan sampai lepas untuk kedua kalinya, soalnya bahaya karena dia tukang gigit.

Bagas melirik heran Bobby. Lalu Bobby bergegas membuka lemari pakaian. Bagas terdiam sejenak lalu dia membuka laci lemari dan mengambil handphone dan kamera, lalu dia mengetik sesuatu dengan sangat serius di handphone, lalu dia mengamati serius foto-foto di kameranya.

DISSOLVE + FLASHBACK CUT TO :

30. EXT/INT. KANTOR POLISI. SIANG.

CAST : BAGAS, DIRGA, LAILA.

Mobil Bagas masuk dari gerbang utama kantor polisi dan berhenti didepan kantor penyidik. Lalu Laila keluar dari dalam mobil dengan begitu elegan dengan pakaian yang dikenakannya sambil memegang rantang makanan. Dia berjalan tertunduk memasuki pintu utama kantor penyidik, lalu dia bertabrakan dengan Dirga yang mau keluar dari dalam kantor penyidik. Dirga memandangi Laila dengan kagum yang melihat kondisi rantang yang tidak terjatuh.

DIRGA
Maaf, kamu tidak apa-apa.
LAILA
Tidak apa-apa, aku yang seharusnya minta maaf sama kamu karena aku tidak lihat jalan karena buru-buru masuk.
DIRGA
Lupakan saja, kamu kesini mau jenguk keluarga ya.
LAILA
Tidak, aku hanya mengantarkan serapan pagi untuk ayahku yang bertugas disini.
DIRGA
Oh, ayah kamu tugas disini, siapa namanya.
LAILA
Pramudya Darmasastra.

DIRGA

Pak Darma, beliau adalah teman baik ayahku, kalau begitu silahkan masuk, ayah kita sedang berbincang didalam.
LAILA
Oh iya, kalau begitu aku masuk dulu ya.
DIRGA
Tunggu sebentar, nama kamu siapa.
LAILA
Laila.
DIRGA
Dirga.

Dari dalam mobil, Bagas memotret mereka ketika bersalaman.

LAILA
Yasudah aku masuk dulu, sampai jumpa.
DIRGA
Sampai jumpa, senang bertemu denganmu.

Mereka saling memberikan senyuman. Sementara dari dalam mobil, Bagas menatap serius Dirga yang jalan menuju mobilnya.

Sesampainya didalam mobil, Dirga duduk sambil menggelengkan kepala melihat RIKO PRADANA (L/25) yang sedang seriusnya tertunduk menatap layar handphone.

DIRGA
Mau sampai kapan kau terus-terusan seperti ini kawan.
RIKO
Sudahlah, pagi-pagi tidak usah mencari bahan perdebatan.
DIRGA
Buat apa aku berdebat denganmu, ada rupanya untungnya untukku.
RIKO
Jadi maunya kau, aku harus apa.
(Beat)
Apakah aku harus bertabrakan dengan wanita cantik, seperti yang kau lakukan tadi.
DIRGA
Mungkin lebih baik seperti itu daripada kau menghabiskan uang dan waktu hanya demi nafsu judi.
RIKO
Tidak usah sok tau, tunggu saja sebentar lagi, kau akan melihat hasil kemenanganku dipagi ini.
DIRGA
Akan aku tunggu hasilnya, tapi sebelum hasilnya keluar, aku sudah tau hasilnya nanti seperti apa.

Mereka saling menatap serius.

CUT TO :

31. EXT. KANTOR POLISI. PAGI.

CAST : BAGAS, BUDI.

Sesampainya di halaman kantor polisi, Bagas dan Bobby terlihat begitu keren dengan pakaian yang dikenakan serta Bagas membawa tas sandang kecil yang berisi kamera, Bagas berdiri tegak menatap serius halaman depan kantor penyidik, sementara Bobby dengan wajah ketakutan memandangi lingkungan sekitar sambil memegang erat tangan Bagas.

DISSOLVE + FLASHBACK CUT TO :

32. EXT/INT. KANTOR POLISI - DALAM MOBIL BAGAS. PAGI.

CAST : BAGAS, LAILA.

ESTABLISHED : Memperlihatkan suasana kantor polisi di pagi hari.

Dari dalam mobil, Bagas memperhatikan Laila berjalan masuk kedalam mobil, setibanya didalam mobil, Bagas melirik heran Laila yang terlihat bahagia.

BAGAS
Sepertinya kamu bahagia sekali setelah bertabrakan.
LAILA
(Berpikir heran)
Maksud kamu gimana?.
(Beat)
Oh dengan laki-laki tadi, dia itu anaknya teman ayahku, jadi tidak salah dong untuk berkenalan, tidak masalah kan sayang.
BAGAS
Tidak akan menjadi masalah, jika kamu tidak larut dalam memikirkannya.
LAILA
Kamu tenang saja, tidak ada yang bisa menggantikan dirimu Bagas.

Laila mengelus pipi Bagas sambil tersenyum manis.

CUT TO :

33. INT. KANTOR POLISI - RUANG PRIBADI BUDI. PAGI.

CAST : BUDI.

Budi dengan santainya sedang duduk sambil menonton sesuatu di laptopnya yang terletak di meja.

FLASHBACK CUT TO :

34. INT. MOBIL DIRGA - JALAN RAYA. PAGI.

CAST : DIRGA, RIKO.

Didalam mobil, Dirga tertawa lepas sambil menyetir ketika melirik Riko yang sangat geram menggenggam handphonenya dan menepuk-nepuk dashboard mobil.

DIRGA
Hey, sudah cukup kawan, itu akan membuat mobilku rusak, daripada kau menepuk-nepuk mobilku lebih baik kau pukulin saja badanmu sendiri, mungkin itu akan membantumu.
RIKO
Jangankan mobilmu, kau juga akan aku pukulin jika terus-terusan mengejekku.
DIRGA
(Tersenyum)
Memukuliku!.
(Beat)
Apakah aku tidak salah dengar?.
(Beat)
Kau berkata seperti itu seakan-akan kau sedang berbicara dengan pohon pisang.
RIKO
Memang benar, saat ini aku sedang berbicara dengan pohon tapi bukan pohon pisang, melainkan pohon beringin yang senang melihat temannya menderita.
DIRGA
Wahai temanku, dirimu menderita karena ulahmu sendiri.
(Beat)
Jadi jangan libatkan orang lain dalam deritamu.

Mereka saling menatap tajam.

CUT TO :

35. INT. KANTOR POLISI - RUANG PENYIDIK - MEJA KERJA DARMA. PAGI.

CAST : BAGAS, BOBBY, DARMA.

Bagas dan Bobby telah tiba di depan pintu ruang penyidik yang tertutup rapat.

BOBBY
Apakah benar ini ruangannya.
BAGAS
Iya benar, ini ruangannya.
BOBBY
Kenapa kau tahu kalau ini ruangannya, apakah sebelumnya kau pernah kesini juga, dalam rangka kasus apa kau kemari.
BAGAS
Nanti aku beri tahu setelah sampai dirumah.
BOBBY
Rumah lagi, rumah lagi.
(Beat)
Kenapa tiba-tiba perasaan aku jadi tidak enak ya.

Bagas tersenyum melirik Bobby yang takut.

BAGAS
Sudahlah kau tenang saja, kita disini hanya dimintai keterangan, lebih kurang seperti itu.
BOBBY
Segampang itu kau mengatakan tenang ditempat ini, seharusnya kita tadi pergi lewat pintu belakang rumah, agar kita tidak ada ditempat ini.

Bagas tersenyum dengan sedikit ketawa memandangi Bobby.

BAGAS
Seharusnya pada saat itu kau tidak menghubungi pihak polisi, itulah cara terbaik agar kita tidak berada disini, tapi nasi sudah menjadi kotoran, jadi kita harus mengikuti prosedur yang ada, paham kawan.
BOBBY
(Cemberut)
Yasudah lah kalau begitu kita masuk kedalam untuk mengikuti prosedurnya.

Bagas memegang gagang pintu sambil memandangi Bobby yang memegang erat celananya.

BOBBY (CONT'D)
Tunggu sebentar, sebelum kita masuk kedalam aku mau buang air kecil dulu.
(Beat)
Kau tahu dimana letaknya kamar mayat, maksudnya kamar mandi.
BAGAS
Kelamaan, buang air kecilnya didalam saja.
BOBBY
Emangnya ada kamar mandi didalam.
BAGAS
Ada, didalam sel.

Dengan cepat Bagas membuka pintu dan pintu terbuka lebar, mereka pandang-pandangan dengan Darma yang sedang duduk serius menatap mereka. Lalu Darma berdiri melihat kehadiran mereka.

DARMA
Selamat datang anak muda, kemarilah, duduk disini, dihadapan saya dan kita akan berbagi cerita.

Bagas memegang erat tangan Bobby yang ketakutan. Lalu mereka berjalan mendekati Darma dan mereka berdiri dihadapannya.

BAGAS
Apakah benar, bapak yang ingin sekali bertemu dengan kami.
DARMA
Benar, tidak salah lagi.
BAGAS
Sebelumnya kami meminta maaf yang sebesar-besarnya karena telah membuat bapak lama menunggu di meja ini.
DARMA
Tidak, tidak apa-apa untuk menunggu hal yang sangat penting dan ini sudah menjadi tugas saya.
(Beat)
Baiklah kalau begitu, silahkan duduk dulu.

Bagas dan Bobby duduk di bangku yang berhadapan dengan Darma.

CUT TO : 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar