Warisan Keluarga
2. ACT 1 Bagian 1

ACT 1

INT – KAMAR MILA – NIGHT

Mila sedang mengisi biodata dari sosialisasi masuk perguruan tinggi yang akan dikumpulkan besok. Mila menulis nama, nomor hp, dan berhenti ketika melihat kolom bakat dan hobi.

Terdengar ibu Mila memanggilnya untuk makan malam. Lalu mematikan lampu belajarnya.

INT – RUANG KELUARGA – NIGHT

Mila berjalan kearah dapur melewati ruang keluarga dan melihat Adi yang berdiri sambil memegang piring berisi makan malamnya. Mereka saling tatap sebentar. Lalu pandangan kearah ujung sofa. Adi bergegas menduduki tempat itu dan membuat Mila mendengus.

INT – DAPUR – NIGHT

Mila memasuki dapur dan melihat Ayah sedang melahap makanannya dan ibu sedang mengambil nasi dan meletakannya di piring. Mila juga langsung mengambil piring dan sendok yang ada di sebelah kanan meja makan.

IBU

Mil? Tadi kata bu guru waktu sosialisasi itu ada seleksi pake nilai rapot ya? Kamu bisa daftar itu mil?

MILA

Hmm.. bisa sih bu.. (ragu)

IBU

Tapi?

MILA

Tapi.. belum tahu mau jurusan apa

IBU

Dipikirin ya Mil. Siapa tahu bisa keterima. Kan jadi gaperlu tes. Ibu sama bapak pengen banget kamu kuliah, jadi sarjana, terus nanti kerja dapet duit banyak, punya rumah gede, punya mobil-

Mila meringis dan memotong ucapan Ibu. Lalu pergi meninggalkan dapur.

MILA

Hehe..Iya Bu iyaa

Ibu dan Ayah saling memandang dan mengangkat bahu.

CUT TO

Mila kembali ke kamarnya sambil membawa makan malamnya. Lalu ia duduk di meja belajarnya dan menonton film lewat HP nya yang ia sandarkan dibeberapa buku belajarnya.

Tiba-tiba video buffering dan muncul pop up kuota habis. Mila kesal dan mengambil batu kecil diatas buffet dan melemparkannya tepat keluar jendela dan mengenai jendela lain disamping rumahnya.

Jendela itu terbuka dan terlihat Danang dengan muka bosan.

Mila hanya memasang muka memelas, lalu laki-laki itu langsung menutup jendelanya kembali.

Mila kembali duduk dan tersenyum ketika HP nya kembail tersambung internet dari Danang.

CUT TO

EXT – PINGGIR JALAN – DAY

Mila dan Danang yang berseragam putih abu-abu segera turun dari angkot dan membayar supir. Lalu berjalan menuju rumah mereka.

DANANG

Oke, keinginan deh kayak cita-cita lo mau jadi apa?

MILA

Ya kalo gue sih mau jadi istri Noah Centenio

DANANG

Hadeh mulai...

MILA

Tapi serius deh, lo bakal bangga sahabat lo jadi istri artis Hollywood. Lo mau ketemu siapa? Taylor Swift? Selena Gomez? Gigi Hadid? Tinggal bilang gue.

DANANG

Duh capek gue ngomong sama orang kebanyakan halu. Yang di Indonesia aja ga ada yang mau sama lo apalagi si Noah Noah itu

MILA

Dih sapa bilang ga ada yang mau sama gue? Ada kali

DANANG

Siapa?

MILA

Lo.

DANANG

Dih emang gue pernah bilang gue mau sama lo?

MILA

Ya enggak. Tapi gue yakin 100% lo gabakal biarin gue jadi perawan tua.. atau ntar gue bakal ikut tinggal sama istri lo jadi kita bertiga.

DANANG

(menggeleng-geleng kepala) Gila!

Di depan mereka tampak ada penjual somay. Mila langsung berlari kearah penjual itu. Di ikuti Danang.

MILA

Bang, baru ya?

PENJUAL

Apanya, Neng? 

Mila

Pacar Abang

Penjual

Hah istri saya setia kok, Neng

Mila

Ihh yaa Abangnya lah. Abang di sini baru? baru jualan somay di daerah sini?

Penjual

Oh ya yang jelas atuh Neng. Iya Neng, kenapa?

Mila

Nah pas banget. Kenalin (mengulurkan tangan) Azmi Nayla Somiya. Panggil aja Mila. CEO taster somay terbaik di kampung ini (Danang memutar bola matanya) dan ini asisten saya Danang Ardi Saputra. Panggil aja Bejo haha(Danang menyikut Mila) canda, panggil saja Danang. Kami berdua ditugaskan oleh pak RT untuk menilai rasa semua somay yang akan didistribusikan ke kampung ini, Bang. Jadi, somay abang ini harus lewat pemeriksaan kami dulu.

Penjual

Oh gitu ya, Neng. (menggaruk kepala)

Mila

Iya, Bang. Saya sama Danang udah coba semua somay yang ada di kampung ini bang. Kalo penilaian somay abang dari kami bagus, Abang boleh ini leluasa jualan disini, dijamin laris. Tapi ada juga bang, yang ga lulus pemeriksaan kami terus nekat jualan, akhirnya bangkrut deh. Coba aja tanya penjual lain bang kalo ga percaya.

Danang memelototi Mila dan Mila hanya mengisyaratkan untuk diam.

Penjual

Oh Yauda Neng. Boleh deh langsung diperiksa.

Penjual somay langsung menyiapkan piring dan mengambil beberapa somay lalu diberikan pada Mila dan Danang.

Danang

Eh lo yakin kali ini abangnya percaya?

Mila

Liat aja tu (melirik kearah penjual yang berada dibelakang danang)

Abang penjual terlihat serius menunggu mereka.

Danang

Pokoknya kalo sampe ada masalah kaya penjual yang lama itu, gue ga ikutan.

Mila

Yeh tenang aja, lagian ga ikutan ga ikutan tetap makan juga lo.

Setelah selesai mila beranjak menghampiri penjual dan memberikan mangkok yang sudah kosong.

Mila

Bang, somaynya enak. Lembut, kenyal, rasa ikannya juga lumayan kerasa. Cuma bumbunya sih bang masih manis kurang pedes dikit. Tapi gapapa bang, overall enak. Jadi, selamat berjualan dikampung ini, Bang. (menepuk gerobak)

Penjual tersenyum bahagia.

Penjual

Oke makasih ya neng, bang.

Mila dan Danang mengangguk lalu kembali berjalan menuju rumah mereka di gang depan. Mila berjalan mendahului Danang tanpa mengetahui Danang sedang tersenyum melihat tingkah Mila.

CUT TO

EXT – HALAMAN RUMAH MILA - DAY

Mila berpisah dengan Danang didepan rumah Danang. Mila melihat ada pria yang sedang duduk di ruang tamu rumahnya berbincang serius bersama ayahnya.

Mila memutuskan untuk masuk lewat pintu belakang. Namun saat didekat jendela, Mila mendengar percakapan ayahnya dengan si tamu dan berhenti.

Tamu

Okee jadi kapan pak?

Ayah

Saya harus kumpul duit-

Tamu

Engga, saya Cuma butuh jawaban kapan? Seminggu lagi? Dua minggu lagi? Sebulan?

Ayah

Nanti saya kabarin lagi, Pak.

Tamu

Ngga begitu pak, bapak bilang sebulan lalu “saya kabari, saya kabari” tapi buktinya saya sekarang yang kesini.

Ayah

Iya mohon maaf, Pak.

Mila mendengarkan dengan tertegun.

Tamu

(menghela nafas) yaudah saya kasih waktu sebulan ya pak. Dan nanti bapak yang kerumah ya, saya sebenernya ga enak dateng kaya gini buat nagih hutang.

Ayah

Iya, pak. Pasti, saya janji, terima kasih pak.

Pria tersebut langsung pergi meninggalkan rumah mereka. Mila tetap masuk lewat pintu belakang.

INT – RUMAH DANANG – DAY

Danang berjalan dari kamar menuju dapur dan melihat ibunya sedang memasak makan malam. Danang mengambil bakwan di meja kemudian duduk.

 

Ibu

Eh bang, tolong ambilin ibu sendok itu

Danang segera memberi ibunya sendok dan lanjut memakan bakwan. Tiba-tiba adik Danang berjalan melewati dapur.

Dini

Bu, mau keluar sebentar.

Ibu

Mau kemana Din?

Dini

Mau beli somay bu. Dikasih tahu temen, ada somay baru di gang depan.

Danang menyaut.

Danang

Uhhmm enak tuh. Cuma bumbunya manis, kurang pedes.

Dini

Nah kan, beli ga ngajak-ngajak.

Danang

Yee gue ga beli kok

Dini dan Ibu saling menatap lalu bersama menatap Danang.

Dini

Seriously? Tester lagi?

Danang mengangkat bahu.

Ibu

Kebiasaan ini abang sama Mila. Kasian lho sama abangnya yang jual. (tersenyum)

Dini

Tau nih. Dosa lo nambah. Dahlah. Pergi ya Bu.

Dini langsung pergi menuju pintu depan.

 

Danang

DEK NITIP!

Dini

(dari kejauhan) OGAH!

Danang

GUE PINJEMIN LAPTOP BUAT MAEN GAME!!

Dini

OKE!

Ibu yang sudah selesai masak langsung duduk dihadapan Danang.

Ibu

Gimana? Abang udah tau mau pilih jurusan apa?

Danang

Udah Bu. Teknik Arsitektur. Gimana Bu?

Ibu

Apapun yang abang pilih, asal itu baik, ibu pasti dukung.

Danang dan Ibu sama-sama mengangguk.

Danang

Makasi bu

Ibu

Eh terus kalo Mila gimana? Dia bisa ikut seleksi nilai rapot kan?

Danang

Bisa Bu. Tapi gak tau tuh. Katanya mau jadi istri artis Hollywood aja.(mengangkat bahu)

Ibu

(tertawa) Ada-ada aja. Yaudah kalo abang mau makan sekarang, ini sudah siap. Ibu mau kerumah tante Leni sebentar.

Danang

Iya bu. Hati-hati

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar