UP & DOWN
5. BABAK II - Part 3

INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - MALAM

Para karyawan bersiap untuk menutup outlet. Dimas dan Laras berada di meja kasir.

LARAS

Pastikan bahwa kantung belanja selalu tersedia di meja kasir. Jangan sampai habis. Stok harus selalu dicek untuk masing-masing ukuran. Kalau stok disini habis, langsung ambil lagi dari gudang.

DIMAS

Baik Mbak Laras.

Laras tengah berkonsentrasi melihat stok kantung belanja di meja kasir. Dimas menatap Laras dalam. Laras terlihat cantik.

LARAS

Mas Dimas pulangnya gimana? Kan ga ada ibu.

DIMAS

Pulang sendiri.

LARAS

Yasudah, kalau gitu saya antar aja, ya.

Dimas diam. Dia ingin pulang bersama Laras.

LARAS (CONT'D)

Gimana? Saya antar, ya?

DIMAS

Iya, Mbak.

EXT. DEPAN RUMAH DIMAS - MALAM

Mobil Laras tiba di depan rumah Dimas. Dimas keluar dari mobil. Laras membuka kaca jendelanya.

LARAS

Selamat istirahat, Mas Dimas. Salam untuk Ibu.

Dimas mengangguk.

LARAS (CONT'D)

Kalau gitu, sampai ketemu besok, Mas Dimas.

DIMAS

Sampai ketemu besok, Mbak.

Laras menutup kaca jendelanya. Lalu mobilnya melaju pergi.

DIMAS

(melambai-lambaikan tangan ke udara)

HATI-HATI DI JALAN!

Laras menengok ke kaca mobil depan. Ia melihat pantulan Dimas di kaca mobilnya. Dimas sedang melambai-lambaikan tangannya. Laras tersenyum.

INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - PAGI

Dimas tiba di outlet.

DIMAS

Selamat pagi!

Semua karyawan sibuk dengan handphonenya. Mereka sedang berbelanja online.

RIO

Oi, Dim. Pagi! Gimana, gaji udah masuk belum?

DIMAS

Hari ini gajian?

RIO

Iya, hari ini kita gajian. Tuh liat anak-anak langsung pada belanja online semua-- Oi, Maya, lagi beli apa?

MAYA

Skin care nih. Mau check out.

RIO

Skin care mulu yang dibeli. Cakep kagak.

MAYA

Rese ih!

RIO

Dim, ini kan gaji pertama lo, ada yang mau dibeli ga?

DIMAS

Gak mau beli apa-apa.

RIO

Lah, gimana? Terus gajinya buat apa?

DIMAS

Buat Ibu. Nanti kasih ke Ibu aja. Saya ga mau beli apa-apa.

RIO

Wah, emang anak yang berbakti lo, ye.

Rio meninggalkan Dimas.

INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - SIANG

Seorang wanita paruh baya tiba di depan outlet. Wanita ini berpenampilan mewah dan terlihat angkuh. Laras menyambut wanita ini. Wanita ini adalah Ibu Tina (40 th) pemilik Be You Boutique.

Ibu Tina masuk ke dalam outlet. Mendadak suasana outlet menjadi mencekam. Karyawan menjadi canggung dan mendadak bersikap sangat sopan. Hari itu tidak banyak pengunjung di dalam outlet.

Ibu Tina memandang ke seluruh penjuru, memantau tajam outletnya. Karyawan terlihat sibuk atau pura-pura sibuk bekerja.

IBU TINA

Laras, kok outlet saya sepi begini sih? Kita itu harus cetak profit, Laras. Kalau kayak gini, saya bisa rugi.

LARAS

Saya sudah siapkan program promosi yang menarik, Bu, seperti yang pernah saya sampaikan sebelumnya. Saya yakin program tersebut dapat menaikkan omset kita.

IBU TINA

Program kamu itu nyeleneh. Oh iya, mana anak baru itu?

LARAS

Mas Rio...

Rio yang kebetulan sedang merapikan tatanan baju di dekat Laras dan Ibu Tina, menoleh ke Laras.

RIO

Iya, Mbak Laras.

LARAS

Tolong panggilkan Mas Dimas, suruh dia ke ruangan ya. Sekalian tolong Mas Rio gantikan Mas Dimas dulu untuk standby di kasir.

RIO

Baik Mbak.

Rio meninggalkan Laras dan Ibu Tina.

INT. BE YOU BOUTIQUE - RUANG KANTOR - SIANG

Ibu Tina, Laras dan Dimas duduk melingkar di kursi.

IBU TINA

Namamu Dimas Wijaya, betul?

DIMAS

Iya, Bu.

Ibu Tina melihat Dimas. Tatapannya dalam dan terkesan merendahkan.

IBU TINA

Kamu itu, punya kelainan-- apa itu-- syndrome--

DIMAS

Down syndrome.

LARAS

(memotong pembicaraan)

Kelainan genetik kromosom 21.

Ibu Tina menatap Laras sinis.

IBU TINA

Sebelum kerja disini, apa kamu pernah bekerja sebelumnya?

DIMAS

Belum. Ini pekerjaan pertama saya.

IBU TINA

Gara-gara lihat video Instagram kamu, Laras langsung kepincut. Dia minta saya supaya bisa rekrut kamu disini. Semoga Laras ini ga salah rekrut orang-- Kamu sudah bisa kerja?

LARAS

(memotong pembicaraan)

Mas Dimas sudah bisa bekerja dengan baik tanpa pengawasan.

IBU TINA

Saya gak tanya kamu, Laras.

Laras terdiam.

IBU TINA

Kamu sudah bisa kerja?

DIMAS

Sudah, Bu. Dibantu Mbak Laras. Dibantu teman-teman. Disini semuanya baik. Semuanya mau bantu saya. Mba Laras, Mas Rio, semuanya.

IBU TINA

Pesan saya, kamu jangan ngelakuin hal-hal aneh. Disini kamu harus kerja yang bener. Mau kamu down syndrome kek, apa kek, pokoknya saya ga bisa terima orang yang gak bisa kerja sesuai yang saya mau.

DIMAS

Iya, Bu.

IBU TINA

Yasudah, kamu kembali kerja lagi.

LARAS

Mas Dimas, terima kasih atas waktunya. Sekarang Mas Dimas sudah boleh kembali bekerja lagi. Ke meja kasir lagi ya?

DIMAS

Baik Mbak Laras.

Dimas meninggalkan ruangan.

IBU TINA

Edan ya kamu, Laras. Orang yang kayak gitu kok kamu rekrut gitu loh? Apa iya dia bisa kerja? Saya itu kan butuh orang yang cekatan.

LARAS

Sampai saat ini saya sudah betul-betul mengamati kinerja Mas Dimas. Sejauh ini Mas Dimas mampu bekerja disini, Bu. Seperti yang saya sampaikan juga sebelumnya, Mas Dimas adalah penentu keberhasilan program yang saya usulkan.

IBU TINA

Saya kok ga yakin sama program kamu itu loh.

LARAS

Kita bisa memperbanyak konten promo kita di media sosial. Daripada menggunakan model dari agency, kita karyakan saja pegawai kita. Nah, Mas Dimas adalah wajah baru outlet kita.

IBU TINA

Ya tapi kenapa harus orang kayak dia gitu loh?

LARAS

Kita bisa menaikkan citra outlet kita di masyarakat. Kita akan menjadi outlet yang ramah bagi penderita Down Syndrome. Dengan begitu, reputasi outlet kita akan naik, masyarakat akan berempati dengan keadaan Mas Dimas dan juga penderita Down Syndrome lainnya. Kita akan menjadi bahan perbincangan orang-orang. Kita akan menjadi pelopor yang berani memberikan kesempatan kerja kepada penderita Down Syndrome. Ini akan membangun persepsi yang baik di mata masyarakat. Kita bisa manfaatkan rasa empati itu dari masyarakat.

IBU TINA

Laras, kamu juga harus pikirkan risikonya untuk kita. Mungkin saat ini dia terlihat baik-baik saja, terlihat bisa bekerja. Tapi ke depannya bagaimana? Kalau tiba-tiba dia hilang kontrol diri? Reputasi outlet saya bisa hancur.

LARAS

Saya pastikan program ini berjalan sesuai rencana. Kita bisa meraih keuntungan dari empati masyarakat. Saya pastikan akan ada banyak orang yang mau berbelanja ke outlet kita.

INT. BE YOU BOUTIQUE - DEPAN PINTU BAGIAN LUAR RUANG KANTOR - SIANG

Dimas menguping dari luar pintu. Dimas mendengar semua pembicaraan Laras dengan Ibu Tina.

LARAS (V.O)

Kita bisa manfaatkan para netizen yang juga berempati pada video Mas Dimas di Instagram. Bu Tina tidak perlu khawatir. Jika program ini sukses, kita bisa bangun outlet baru kita di Surabaya.

Dimas termenung.

EXT. DEPAN RUMAH DIMAS - MALAM

Mobil Laras tiba di depan rumah Dimas. Dimas turun dari mobil. Laras membuka kaca jendelanya.

LARAS

Besok kita ada pemotretan di outlet bareng temen-temen lainnya ya, Mas. Untuk promo kita di media sosial. Sampai besok Mas Dimas.

DIMAS

Sampai besok, Mbak Laras.

Laras melaju dengan mobilnya. Ia melihat kaca spion depan. Terlihat Dimas tampak lesu.

INT. BE YOU BOUTIQUE - OUTLET - SIANG

Outlet tampak sepi. Saat itu terdapat beberapa kru photographer yang sedang memotret Dimas dan 2 karyawan lainnya. Laras bersama dengan photographer mengarahkan gaya para karyawan.

LARAS

Mas Dimas di tengah, yang lainnya di samping-- Nah, iya begitu.

Photographer terus menjepret foto para karyawan.

LARAS (CONT'D)

Sekarang Mas Dimas foto sendiri, ya. Ini, bawa properti ini.

Laras memberikan properti foto bertuliskan,

BE CONFIDENT.

BE YOU!

LARAS (CONT'D)

Tulisannya ditunjukin ke kamera, ya Mas-- Nah, iya begitu.

Dimas dan 2 karyawan lainnya telah selesai difoto. Terlihat Laras dan photographer berdiskusi terhadap foto tadi. Sang photographer menunjukkan hasil jepretannya dan terlihat Laras mengamati hasil-hasil foto.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar