UP & DOWN
2. BABAK I - Part 2

EXT. JALANAN PERUMAHAN - PAGI

Kita kembali ke alur dimana Dimas sedang berangkat ke suatu tempat, di pagi hari.

Dimas merasakan amarah yang memuncak karena diejek sebagai orang gila orang bocah-bocah tadi.

DIMAS

SALAH! SAYA DOWN SYNDROME, BUKAN GILA!

Para bocah itu telah berlari-lari kecil menjauhi Dimas, sambil sesekali menengok ke belakang ke arah Dimas dan sambil mengejek Dimas "orang gila".

DIMAS (CONT'D)

Pergi sana! Pergi!

Bocah-bocah itu kini sudah makin jauh dari Dimas.

Emosi Dimas sudah mulai agak tenang.

DIMAS (CONT'D)

Dasar bocah gila.

Tiba-tiba kita mendengar anjing yang sama kembali menggonggong. Dimas sontak kaget.

DIMAS (CONT'D)

(menggerutu)

Dasar anjing.

Bapak yang punya anjing sudah di depan pagar rumahnya, bersama anjing di sampingnya. Si bapak ingin mengajak si anjing jalan-jalan.

BAPAK YANG PUNYA ANJING

Maafin saya, mas.

Dimas tampak tak peduli. Ia melanjutkan perjalanannya.

EXT. JALANAN DI LUAR PASAR - PAGI

Dimas kini melewati jalanan pasar perkotaan.

Orang-orang di pasar tampak ceria dan bahagia.

CUT TO: Beberapa angkot berhenti di pinggir jalan, menunggu penumpang.

CUT TO: Para ibu yang sedang menawar sayur ke si pedangang. Mereka berbincang sambil bercanda. Mereka terlihat ceria.

CUT TO: Seorang bapak duduk di atas motornya tengah memundurkan motornya dibantu si juru parkir. Si bapak mengeluarkan sejumlah uang sebagai uang parkir. Si bapak dan juru parkir terlihat sangat sopan satu sama lain, mereka tersenyum kecil. Kemudian si bapak pergi dengan motornya.

CUT TO: Pengemis yang duduk di pinggir jalan. Di depannya ada peci hitam tempat uang memberikan sedekah. Seorang Ibu menghampiri dan menaruh sejumlah uang kecil ke dalam peci tersebut. Si pengemis berterima kasih. Si ibu tersenyum.

CUT TO: Dua orang ibu-ibu yang menenteng keranjang belanja kosong. Mereka hendak masuk ke dalam pasar. Keduanya bercengkerama dan saling tertawa.

EXT. JALANAN DI LUAR PASAR - PAGI

Balita laki-laki berumur 4 tahun bermain-main dengan pedagang gelembung sabun. Dia berusaha untuk memecahkan balon-balon tersebut. Ibu dari si balita berdiri di sampingnya, tersenyum melihat kelakuan anaknya.

BALITA

Bang, lagi dong gelembungnya.

PEDAGANG GELEMBUNG SABUN

Siap-siap, ya. Niiihh....

Si pedagang mencelupkan alat pembuat gelembung berupa kawat ke dalam cairan berbusa. Kemudian ia menghempaskan alat tersebut dan gelembung-gelembung sabun terbentuk dan terbang ke udara.

BALITA

Bunda, lihat nih aku punya kekuatan super.

Balita meninju gelembung-gelembung sabun itu. Ia melompat, berpose menendang layaknya superhero.

Si Ibu tertawa.

IBU SI BALITA

Ceritanya kamu jadi superhero apa nih?

BALITA

Iron man.

(sambil terus meninju-ninju gelembung sabun)

Si ibu dan pedagang tertawa melihat tingkah balita ini.

CUT TO:

INT. PANTAI - SIANG

Kita kembali ke flashback saat Dimas berumur 10 tahun ketika ia dan ibunya berada di pantai.

Ibu Dimas menggandeng Dimas, ingin mengajaknya ke bibir pantai. Tapi Dimas menahan tangan ibunya, enggan melangkah.

DIMAS

Enggak, enggak. enggak

IBU DIMAS

Dimas kenapa? Ini kita sudah sampai loh di pantai. Tadi katanya sudah ga sabar mau main di pantai...

DIMAS

Pulang. Berisik.

Dimas melepas tangannya dari genggaman ibunya. Lalu dia lari kencang menjauhi bibir pantai. Ibu Dimas mengejarnya.

IBU DIMAS

DIMAS!

Ibu Dimas berhasil menangkap Dimas.

DIMAS

Berisik. D...disini berisik.

Dimas mulai ketakutan. Ia melihat kanan-kiri, kikuk. Ia ingin pergi dari sini.

IBU DIMAS

Ini suara ombak. Dimas gak perlu takut.

DIMAS

(menarik tangan ibunya)

Enggak mau pantai. Berisik. Pulang.

IBU DIMAS

Ini suara ombak nak. Enggak papa berisik sedikit. Lama-lama akan terbiasa.

Dimas menggoyang-goyangkan tangannya.

DIMAS

Enggak. Enggak. Enggak.

Dimas makin terlihat cemas. Ia menarik-narik tangan ibunya, seolah mengajak ibunya untuk pulang.

DIMAS (CONT'D)

Pulang. Pulang.

IBU DIMAS

Loh kok pulang? Katanya mau main air, mau main pasir, mau seneng-seneng, kok sekarang malah minta pulang? Nanti kalau langsung pulang, Dimas nyesel loh.

DIMAS

Pulang aja.

IBU DIMAS (O.S)

Coba itu liat, banyak anak seumuran Dimas yang pada main air disana itu. Ada yang berenang, ada yang bikin istana pasir.

Terlihat anak yang berlarian mengejar ombak, anak yang bermain pasir.

IBU DIMAS (CONT'D)

Keliatannya seru kan?

Dimas mulai agak tenang.

IBU DIMAS (CONT'D)

Ayo sini, kita duduk sebentar. Kita lihat ombak dari sini sambil dengerin suara ombaknya. Lama-lama suara ombak itu indah loh.

Ibu Dimas duduk. Ia menarik hangat tangan Dimas dan menuntunnya agar Dimas duduk di sampingnya. Ibu Dimas merangkul anaknya.

IBU DIMAS (CONT'D)

Coba tutup matanya dan coba dengerin suara ombak.

Dimas menutup mata. Dahinya berkerut. Lama kelamaan dia mulai merasakan ketenangan.

IBU DIMAS (CONT'D)

Gimana, udah ga takut lagi kan sama suara ombak?

Dimas tersenyum malu-malu.

EXT. PANTAI - SIANG

Ibu Dimas dan Dimas sedang meminum kelapa.

DIMAS

Bu, pantai ini kolamnya siapa? Besar banget.

Ibu Dimas tertawa.

DIMAS (CONT'D)

Ini kolam siapa bu?

IBU DIMAS

Pantai itu bukan kolam. Pantai itu pertemuan daratan dan lautan. Nah, air itu namanya laut.

DIMAS

Oh, kayak yang ada di buku ya bu? Yang banyak ikannya itu?

IBU DIMAS

Iya, ada banyak banget ikan di laut.

DIMAS

Bisa lihat ikan Hiu, Bu? Yang besar itu.

IBU DIMAS

Kalau mau lihat Hiu, kita harus ke tengah laut dulu. jauh ke sana.

(menunjuk jauh ke arah laut)

DIMAS

Kalau kita di tengah laut, apa kita bisa lihat ujung laut?

IBU DIMAS

Nanti kalau Dimas sudah besar dan sudah bisa mandiri, coba Dimas buktikan sendiri. Dimas bisa naik kapal ke tengah laut dan coba lihat dimana ujung laut.

DIMAS

Ibu ikut juga?

IBU DIMAS

Tunggu kalau Dimas sudah besar, ya-- Dimas mau coba main air?

DIMAS

Mau.

Dimas dan ibunya menuju bibir pantai. Ombak datang dan menyapu kaki mereka. Dimas teriak gembira, walau ada sedikit ketakutan. Ia menggenggam erat tangan ibunya.

CUT TO: Dimas mulai berani bermain air tanpa menggenggam tangan ibunya. Ia berlari-lari kecil saat ombak datang menghampiri. Ibunya menggodanya dengan mencipratkan air ke Dimas. Dimas dan ibunya terlihat menikmati momen itu.

CUT TO: Dimas dan ibunya bermain seolah melompati ombak yang datang. Mereka tertawa lepas. Ada saat Dimas terjatuh saat melompat sehingga bajunya basah. Dimas segera bangkit, ia tidak takut. Ia menghadap ke ibunya dan menertawai dirinya sendiri karena terjatuh. Ibu Dimas ikut tertawa.

CUT TO: Dimas mulai berani masuk lebih dalam ke air laut. Kini ia menikmati bermain air laut. Dia tertawa bahagia.

EXT. PANTAI - SIANG

Dimas menghampiri ibunya yang sedang duduk di atas pasir. Dimas membawa satu ember kecil berupa kerang-kerang cantik.

DIMAS

Dimas nemu ini.

IBU DIMAS

Wah, cantik banget... Dimas dapat dari mana?

DIMAS

Ada banyak. Disana, disana, disana, dimana-mana ada.

(sambil menunjuk)

IBU DIMAS

Kerangnya boleh dipake?

DIMAS

Untuk?

IBU DIMAS

Untuk buat istana pasir.

DIMAS

(tersenyum penasaran)

Boleh.

IBU DIMAS

Dimas mau buat istana pasir sama Ibu?

DIMAS

Mau.

Keduanya bersenang-senang membuat istana pasir dan menghiasnya dengan kerang-kerang.

CUT TO: Dimas duduk di samping istana pasir. Kakinya lurus ke depan. Ia mencoba mengubur kakinya. Ibu Dimas membantu dimas. Lalu Dimas menggoyang-goyangkan kakinya hingga kuku kakinya muncul dari tumpukan pasir di atasnya. Dimas tertawa lepas.

EXT. PANTAI - SIANG

Ibu Dimas duduk di pasir dan sedang memperhatikan Dimas bermain sendiri di bibir pantai. Beberapa anak seumurannya berdiri berdekatan di dekat Dimas. Anak-anak ini lah yang kita ketahui sebagai segerombolan anak yang mengejek Dimas pada scene sebelumnya.

DIMAS

(melambaikan tangan ke ibunya)

Ibuuuuuu...

Dimas terlihat sangat bahagia di momen itu.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar