UP & DOWN
7. BABAK III - Part 1

INT. RUMAH DIMAS - KAMAR DIMAS - MALAM

Dimas berbaring di tempat tidurnya, termenung, tatapannya kosong, ia menahan tangis. Ibu Dimas mengetok kamar Dimas dari luar.

IBU DIMAS (V.O)

Dimas, ayo makan dulu.

Tidak ada jawaban dari Dimas.

IBU DIMAS (V.O)

Ibu sudah siapkan di meja, nanti Dimas makan ya.

Dimas tetap tidak menggubris ibunya. Ia termenung. Handphone Dimas tergeletak di sampingnya. Ia membuka handphone dan membuka aplikasi Instagram. Ia melihat banyak notifikasi pada video yang sempat ia posting sebelumnya. Video terakhirnya mendapat lebih banyak views dan comment dari sebelumnya. Ia membuka kolom comments tersebut:

- @mifasol.la : Yah, namanya juga Down Syndrome, ga punya urat malu sampe berani mau kerja di tempat orang.

- @37vidi : Mending rekrut orang normal aja ga sih daripada yang begini?

- @gu.nna.w4n : Gua lagi nyari karyawan sih. Kalo liat videonya, gua juga jadi kasian sama orang ini. Tapi kalo dia kerja di tempat gua, bakal jadi beban ga sih? Hahaha

- @hitedd_ : Gua lagi cari kerja. Yang punya kerjaan, boleh contact gua aja. Gua normal!

Dimas membentur-benturkan tangannya di atas kasur. Ia kesal.

Dimas melihat handphone nya kembali. Ia membuka Direct Message yang masuk ke dalam instagramnya. Ada banyak DM dari orang yang ia tidak kenal. Semuanya berisi hujatan. Saat ia sedang scroll down DM tersebut, ada 1 DM baru yang masuk, dari akun @widiyanto.nugraha

"Selamat malam, Mas Dimas Wijaya. Saya Widiyanto Nugraha. Saat ini saya mengelola sebuah kedai kopi dan sedang membutuhkan tambahan karyawan. Jika Mas Dimas tertarik untuk bergabung, mohon untuk membalas pesan saya ini."

EXT. JALAN UTAMA PERKOTAAN - PAGI

Kita kembali ke alur saat Dimas berjalan di pagi hari.

Kini Dimas berjalan di trotoar jalan, ia melihat orang-orang berlalu lalang membawa minuman kopi. Ada yang membawa kopi satuan, ada juga yang membawa 4 kopi sekaligus dengan cup holder.

Dimas tersenyum melihat orang-orang tersebut. Ia terus berjalan, langkahnya riang.

INT. KEDAI KOPI BERCERITA - SIANG

Dimas dan Ibu Dimas duduk di meja pelanggan. Widi (50 th), membawa 1 nampan berisi 1 kopi susu dan 1 air putih. Bapak Widi sangat ramah dan sopan.

WIDI

1 kopi susu untuk Mas Dimas, dan 1 air putih untuk Ibu. Silahkan.

IBU DIMAS

Terima kasih, Pak.

DIMAS

Terima kasih.

WIDI

Jujur saja, Bu. Saya telat banget liat video nya Mas Dimas di Instagram. Viralnya udah dari lama, eh saya baru lihat. Saya kudet ya, Bu. Kurang update. Hehehe

IBU DIMAS

Video Dimas itu viral banget ya Pak?

WIDI

Viral, Bu. Yang nonton banyak banget. Kalau ga viral, saya ga bakal ketemu Mas Dimas. Hehehe.

IBU DIMAS

Anu, pak. Apa betul tidak apa-apa kalau Dimas bekerja disini? Seperti yang Bapak lihat, Dimas ini berbeda dari orang-orang normal lainnya.

DIMAS

(memotong pembicaraan)

Down Syndrome. Kelainan genetik kromosom 21.

WIDI

Kelainan genetik kromosom 21. Begitu ya...

IBU DIMAS

Betul pak, Dimas memang berbeda karena ia memiliki kelainan genetik.

WIDI

Setiap orang pasti ada perbedaannya, Bu. Saya sama Ibu saja berbeda, kan? Kalau soal itu, tidak perlu khawatir Bu.

IBU DIMAS

Karena Dimas berbeda dari orang kebanyakan, mungkin nanti Dimas akan merepotkan Bapak. Saya yakin Dimas bisa bekerja, tapi jika nantinya Dimas merepotkan Bapak dan rekan-rekan kerjanya--

WIDI

Tidak perlu terlalu khawatir, Bu. Mudah-mudahan semua akan baik-baik saja.

IBU DIMAS

Jadi tidak apa-apa kalau Dimas bekerja disini, Pak?

WIDI

Wah, dengan senang hati, Bu-- Mas Dimas, apa betul Mas Dimas mau bekerja disini?

DIMAS

Iya, mau.

WIDI

Kenapa mau bekerja disini?

DIMAS

Kopinya enak.

WIDI

Hahahahaha, jawabannya jujur sekali ya! Oke, kalau gitu Mas Dimas diterima kerja disini! Selamat bergabung.

Widi mengulurkan tangannya. Dimas memukul-mukul meja, kegirangan. Ia kemudian menjabat tangan Widi yang masih menggantung. Kemudian Dimas memukul-mukul meja lagi, kegirangan.

INT. KEDAI KOPI BERCERITA - SIANG

Kedai masih tutup. Di dalam kedai, karyawan sedang bersiap-siap untuk membuka kedai.

WIDI

Ayo, kumpul-kumpul-- Mba Hanum, ngumpul dulu sebentar.

Hanum (26 th) meninggalkan meja yang sedang dibersihkannya, dan bergabung dengan 3 karyawan lainnya, Luky, Jamal, Yoga, di tengah ruangan.

WIDI (CONT'D)

Hari ini, kita akan kedatangan 1 karyawan baru. Namanya Dimas Wijaya. Saya harus beritahu kalian bahwa Mas Dimas adalah penderita Down Syndrome, yaitu kelainan genetik kromosom 21. Mungkin kalian juga sudah lihat orangnya saat saya bertemu dengan Mas Dimas kemarin.

HANUM

Oh, orang yang kemarin itu ya, Pak? Yang datang sama ibunya?

WIDI

Iya, betul, yang itu. Dia akan menjadi rekan kerja kita hari ini. Saya butuh kerjasama kalian, tolong Mas Dimas didukung dalam pekerjaannya, diawasi. Saya yakin, untuk mengajarkan Mas Dimas dan membuatnya bisa beradaptasi di kedai ini, pasti akan butuh ekstra kesabaran. Saya harap teman-teman memaklumi dan mau berteman dengan Mas Dimas. Mungkin dia akan butuh sedikit bantuan dari kita, tapi nantinya dia akan bisa bekerja secara mandiri.

HANUM

Pak, mohon maaf sebelumnya, apa Mas Dimas bisa baca-tulis?

WIDI

Ya bisa dong, Mba. Kalau ternyata enggak bisa, Mba Hanum tolong ajarin, ya!

HANUM

Loh kok jadi saya?

Yang lain tertawa.

HANUM (CONT'D)

Pak, Mas Dimas bertugas di bagian apa?

WIDI

Dia akan bantu di dapur untuk bersihkan gelas dan piring. Nantinya dia yang akan membersihkan meja-meja yang kotor. Jadi nanti kerjaan Mba Hanum akan berkurang, dan Mba Hanum bisa bantu-bantu untuk siapkan pesanan customer.

HANUM

Baik, pak.

Dimas dan Ibu Dimas masuk ke dalam kedai. Keduanya merasa canggung. Semua karyawan menatap mereka berdua.

IBU DIMAS

Maaf, apa kami mengganggu?

WIDI

Panjang umur, Bu. Ini kami sedang kumpul-kumpul, diskusi sebelum kedai dibuka. Mari bergabung, Bu.

Dimas dan Ibu Dimas bergabung dengan kumpulan karyawan tersebut dan berdiri di samping Widi.

WIDI (CONT'D)

(menepuk bahu Dimas)

Nah, silahkan memperkenalkan diri.

DIMAS

Nama saya Dimas. Umur saya 23 tahun. Saya penderita Down Syndrome, kelainan genetik kromosom 21. Saya bukan idiot dan saya tidak gila. Saya tinggal bersama ibu saya. Ini ibu saya

(menunjuk Ibu Dimas)

Ibu saya bisa menjahit baju. Saya suka bantu ibu menjahit baju-- Mulai hari ini saya akan bekerja disini.

Semua bertepuk tangan.

WIDI

Ibu, silahkan memperkenalkan diri.

IBU DIMAS

Oh, saya juga Pak?

WIDI

Iya dong, Bu.

IBU DIMAS

Anu, saya ibunya Dimas. Saya akan menemani Dimas di awal dia bekerja hingga Dimas bisa beradaptasi dan bekerja secara mandiri. Saya harap agar semua yang disini bisa memaklumi keadaan Dimas-- itu saja, Pak.

Semua bertepuk tangan.

WIDI

Selamat bergabung Mas Dimas di kedai kopi kami. Karena Mas Dimas baru disini, saya akan coba perkenalkan tim kami, ada saya sendiri, kemudian Mba Hanum, Mas Luky, Mas Jamal, dan Mas Yoga. Kalau Mas Dimas butuh sesuatu atau mau tanya-tanya apapun, jangan sungkan untuk tanyakan ke saya atau ke teman-teman disini-- Gitu ya?

(meminta persetujuan dari karyawan)

HANUM, LUKY, JAMAL, YOGA

Baik, pak.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar