9.INT. RUANG MAKAN KELUARGA DARIAN RAPHAEL — PAGI
ESTABLISH RUMAH DARIAN
Pagi itu, sebuah keluarga sedang sarapan bersama. Darian Raphael (18) yang baru pulang kampung karena libur kuliah juga ikut makan bersama.
Mama Hana (42 Tahun)
Darian, jadi gimana nilai kamu di semester 2 ini? Ada peningkatan kan?
(Sambil tetap fokus pada makanannya)
Darian Raphael
Enggak yakin ma, setidaknya gak nurun aja sih. Aku gak bisa berharap banyak.
Mama Hana
Kamu itu gimana sih? Masa baru semester 2 aja udah gak semangat gini. Dulu ya, mama pikir kamu berbakat di IT. Kan kamu jago nge game.
Darian Raphael
Ma, jago ngegame sama kuliah IT itu beda Ma. Ga ada hubungannya bakat IT sama gamer. Kuliah IT ga semudah main game Ma.
Mama Hana
Masa sih? Lihat itu si Tobi, teman kamu waktu SMA yang suka ngegame bareng. Dia juga kuliah IT, nilainya bagus, sekarang kata mamanya malah dia udah bisa buat aplikasi game sendiri.
Darian Raphael
Ma, dia dua tahun di atas aku Ma. Wajarlah dia udah bisa.
Mama Hana
Kamu kok yo gak bisa? Dapat nilai bagus aja kamu ga bisa.
Papa Darma
Kalian ini ya, sambil makan kok ya berdebat. Lagian Ma, percaya aja sama Darian. Dia juga masih tingkat pertama loh, wajar dong kalau masih menyesuaikan diri.
Mama Hana
Gak ada salahnya kan pa kalau mama mau Darian bisa pintar dan berprestasi kaya Tobi, kaya cece kamu tuh, dia dulu juara olimpiade nasional. Adik kamu juga, si Nada. Kemarin dia juara 1 umum.
Papa Darma
Ma, udahlah. Ini bukan ajang perlombaan, udah ah. Mending makan aja. Papa mau langsung berangkat kerja.
(Semuanya pun kemudian diam dan melanjutkan makanan)
10.EXT. PINGGIR KOLAM IKAN RUMAH DARIAN, RUANG RAPAT KAMPUS — PAGI
Darian sedang memberi makan ikan-ikannya.
Darian Raphael
(Duduk di pinggir kolam ikan, merenung jauh, sambil berbicara pada ikan seperti yang dia lakukan sejak kecil ketika sedang banyak pikiran)
Apa aku emang salah jurusan ya Kan? Mama benar sih, diantara semuanya aku yang paling bodoh. Hadeh mana semester ini kebanyakan gak jelas lagi ujiannya. Aku takut Kan, nilai aku turun. Goblok bangett aku tuhh
(Mengambil ponselnya dari saku celana dan menelpon seseorang)
(Suara sambungan telepon)
INTERCUT
Chriss yang sedang mempersiapkan rapat pun segera mengangkat telepon dari dari Darian.
Chriss (19 Tahun)
Ini dia nih ketua Humas kita nelpon
Hallo Ma Man, Gimana kampung halaman? Seru gak?
Darian Raphael
Seru apanya, udah stress nih bro.
Chriss
Ya elah, masih juga sehari di sana udah stress aja. Kalem bro, sisain bahan stress buat besok. Mendingan nikmatin dulu bro disana, kalo dah balik kesini buanyak bro yang harus diurusin. Ingat, kita ada penyambutan mahasiswa baru.
Darian Raphael
Astagaaa, makin nambah stress dah. Pusing nih di roasting mulu sama Mama.
Chriss
Hahahaha, biasanya juga gitu kali bro. Selamat mengikuti perlombaan yang tidak pernah dilombakan alias di banding-bandingin hahahah.
Darian Raphael
Hmmm, malah makin diroasting.
Chriss
Becandaaaa, udah mending segera pikirin kapan tanggal paling tepat balik Arlando. Kelamaan di rumah entar jadi gila kamu bro. Dah ya, masih mau lanjut rapat..
Darian Raphael
Yaa, si paling ketua ospek
(sambil menutup telepon)
11. INT. KAMAR DARIAN RAPHAEL — SIANG
Darian membereskan kamarnya yang memang sedikit berdebu dan masih sama seperti yang dia tinggalkan 6 bulan lalu. Darian menyatukan buku buku lama dan memasukkannya ke dalam kotak hingga dia menemukan satu buku, yaitu buku hariannya.
Darian Raphael
(Membuka bukunya)
FLASHBACK
12. INT.KAMAR DARIAN KECIL — MALAM
Darian masih duduk di kursi SD saat itu, hendak pergi tidur.
Mama Hana
Darian! Mama ngelarang kamu lansung tidur. Baru jam segini udah mau tidur aja, kamu harus belajar. Mama malu sama orang-orang punya anak yang nilainya jelek. Contoh dong kakak kamu.
(Pergi dari kamar Darian dan menutup pintunya)
Darian Raphael
(Membuka sebuah buku dan menulis disana)
Aku anak paling bodoh, Mama malu punya aku, mungkin Papa juga. Teman-teman juga sering bully aku karena gendut dan bodoh.
Tuhan, aku pengen banget, sebentar aja semua orang yang di sekitarku bisa sayang sama aku dan gak bully aku, sebentar aja. Gak perlu selamanya kok.
(Menutup bukunya lalu tidur)
FLASHBACK END
13. INT.KAMAR DARIAN RAPHAEL — SIANG
(Ponsel Darian Raphael berbunyi "tring", tanda ada pesan masuk)
Darian Raphael
(Membuka pesan masuk dari group UKM Seni)
Carla
(Melalui Chat)
Guys, adik sepupu aku keterima di kampus kita. Please be kind ya kalian yang ngurusin ospek, jangan buat sepupu aku susah hehehe
Chriss
Oh, saya jadi tertantang untuk menyusahkan para anak baru hahahaha. Darian, noh anak barunya udah pada mau datang ke Arlando nih. Balik Arlando segera.
Darian Raphael
(Tersenyum, geleng-geleng kepala sambil meletakkan ponselnya dan mengambil bukunya lagi, membacanya sambil berbaring di tempat tidur)
14. INT. UKS SEKOLAH DARIAN — SIANG
FLASHBACK ON
Mama Darian buru-buru masuk ke UKS dan menemukan Darian yang terbaring di atas tempat tidur.
Ibu Penjaga UKS
Bu Hana?
Mama Hana
Iya Bu, anak saya kenapa?
Ibu Penjaga UKS
Tadi waktu upacara bendera, Darian mimisan dan pingsan Bu. Ini sudah terjadi tiga minggu terakhir. Mungkin lain kali, setiap upacara bendera, usahakan sarapannya cukup Bu.
Mama Hana
Anak saya itu sudah sarapan Bu. Ya sudah, saya bisa bawa Darian pulang kan? Dia pasti butuh istirahat.
Ibu Penjaga UKS
Iya Ibu silahkan.
Mama Hana
(Membantu Darian turun dari tempat tidur)
Kata Ibu penjaga UKS kamu sudah tiga kali pingsan dan mimisan kaya gini, kokkamu gak cerita sama mama?
Darian Raphael
Kalau pingsan sih belum terlalu sering ma, tapi kalau mimisannya emang udah sering. Tiap hari malah.
Mama Hana
Apa? Tiap hari dan kamu gak pernah bilang sama Mama? Kenapa? (khawatir)
Darian Raphael
Aku takut Mama marah.
Mama Hana
Kita kasih tahu Papa sekarang.
(Menelpon suaminya)
Pa, kita harus bawa Darian ke rumah sakit.
15. INT.RUANGAN DOKTER,KAMAR DARIAN KECIL — SIANG
Mama Hana dan Papa Darma duduk di depan dokter yang sedang menjelaskan kondisi Darian Raphael.
Dokter
Dari gejala yang Bapak dan Ibu sampaikan serta hasil pemeriksaan kami, ananda Darian Raphael didiagnosa mengidap kanker otak.
Papa Darma & Mama Hana
(Keduanya kaget, Mama Hana menangis)
Dokter
Tapi jangan khawatir, syukurnya ananda Darian secepatnya di check karena kankernya masih stadium awal.
Mama Hana
Gimana kami gak khatir dok, anak kami kena penyakit yang terkenal mematikan. Apa yang harus kami lakukan, pengobatan apa yang harus dilakukan untuk menyembuhkan anak kami dokter?
Dokter
Ada seorang dokter kenalan saya yang sering menangani kasus seperti ini, yang penting sabar dan percaya bisa sembuh. Tapi dokter itu based in Singapore.
Papa Darma
Apapun akan kami lakukan demi kesembuhannya dokter.
Dokter
Kalau begitu kita mulai berjuang bersama ya untuk kesembuhan Darian, pastikan selama pengobatan dia tidak lelah dan tidak stress.
Darian Raphael
(Monolog)
MONTAGE
(Selama Darian Monolog, ada adegan yang sama persis dengan yang dia ceritakan)
Saat itulah, doaku dikabulkan. Aku disayang oleh semua orang di sekitarku. Mama gak pernah nyuruh aku belajar sampai larut lagi, Papa bahkan beliin aku sepeda padahal aku gak minta, teman-teman yang dulu bully aku minta maaf dan menjadi teman yang baik, sering jenguk aku dan guru sekolah yang sering neriakin aku juga berubah jadi guru yang sangat perhatian.
Aku pikir aku akan mati, jadi aku menulis buku harian, seperti seorang tokoh di sinetron kesukaanku yang memiliki penyakit sama.
(Adegan Darian kecil menulis di buku harian)
Seperti doaku, aku ingin disayangi oleh semua orang hanya untuk sebentar saja. Dokter di Singapura itu berhasil dan aku akhirnya sembuh. Semuanya kembali seperti sedia kala, termasuk mereka semua. Ya, mereka berhenti menyayangiku.
FLASHBACK END
16. INT.KAMAR DARIAN RAPHAEL — SIANG
(Setelah mengingat kembali semua cerita masa lalu, Darian tersadar bahwa dirinya ingin membersihkan kamarnya)
Darian Raphael
Aishh, apaan dah. Malah baca diary
(Meletakkan diarynya diatas meja dan mulai merapikan kamar)
Nada
Koh, kata Papa siap-siap. soalnya kita mau ke arisan keluarga.
Darian Raphael
Hah? Arisan keluarga? Skip-skip, malesin banget.
Nada
Sama. Kokoh ingat gak? Terakhir kali kita ikut arisan apa kata para tante-tante itu?
Darian Raphael
(Sambil menirukan gestur si tante)
Loh loh, kalian berdua ini anaknya Darma ya? Kok hitam? Ga ada cinanya sama sekali deh.
Nada
Tuh kokoh tau. Cari alasan lah koh biar gak usah ikut.
Darian Raphael
Apalagi kalau ada kamu atau cece. Aduh mati aku di roasting.
(Tiba-tiba Papa Darma masuk ke kamar Darian)
Papa Darma
Eh, udah selesai bersih-bersihnya? Yuk siap-siap yuk, kita mau kumpul keluarga besar.
Darian Raphael
Pa, aku gak usah ikut ya.
Nada
Nada juga Pa, ga ikut yah.
Papa Darma
Loh kok pada gak mau ikut? Lagian kan kalian udah lama gak ikut ngumpul. Terutama kamu Darian. Udah-udah, sekarang lebih baik kalian mandi supaya kita cepat berangkat.
(Meninggalkan kamar Darian)
Nada
Yah...
Darian Raphael
Belum sempat nyiapin mental lagi, hadeuhh. Mandi Nad mandiiii
(Dengan ekspresi kesal, mengambil handuk dan pergi mandi)
Nada
Koh Dariannnn, aku gak mau ikut, gak mau di roasting.
17. EXT. TEMPAT ARISAN KELUARGA — SORE
Segenap keluarga besar Darian sudah hadir di lokasi pertemuan, di sebuah taman yang memang di set untuk pertemuan keluarga agar satu sama lain semakin akrab.
Tante Ria
(Menghampiri Darian dan Nada yang sedang duduk sambil menyantap rawon, menyendiri dari yang lainnya)
Eh, kalian berdua ini anaknya Hana sama Darma kan?
Nada
Iya tante Ria, udah lupa ya?
Tante Ria
Bukan gitu, tadi udah gak kenal. Kok ya sekarang ga hitam lagi hehehe.
Darian Raphael & Nada
(Terdiam karena kaget)
Tante Ria
Cece kalian mana?
Darian Raphael
Gak ikut tante, soalnya lagi persiapan wisuda.
Tante Ria
Dia kuliah di luar negeri kan ya? Kamu kuliah dimana Darian?
Darian Raphael
Aku di Arlando tante.
Tante Ria
Nah loh itu, kok malah mundur. Kalau cece kamu bisa ke luar negeri, kok kok cuma di Arlando?
Darian Raphael
(tersenyum sambil mengunyah rawon)
Tante Ria
Nada nanti jangan mau di Indonesia ya kuliahnya. Kalau bisa ikut jejak cece kamu. Syukur-syukurnya bisa kaya anak tante tuh kuliah di Amerika.
Nada
Nada sih santai aja tante, masih satu tahun lagi. Lagian kan kuliah itu bukan perlombaan masuk universitas bagus juga.
Tante Ria
Iya sih tapi kan tetap aja, usahain cari yang bergengsi gitu loh biar gak malu-maluin.
Darian Raphael
Eh, Koh.
(Darian pura-pura dipanggil untuk menyelamatkan diri dari tante Ria)
Nada
Eh tante Ria tadi ditanyain mama tuh disana (sambil menunjukk mamanya yang sedang ngobrol dengan keluarga lain).
Tante Ria
Oh iya. Tante kesana dulu ya. Kamu jangan makan banyak-banyak, nanti gendut kaya kokomu dulu tuh.
(berlalu pergi meninggalkan Nada)
Nada
Idihhh, gila banget ni orangtua satu, mulutnya pedes banget kaya ayam geprek cabe 10.
Darian Raphael
(Mendatangi adiknya ketempat semula)
Seharusnya tadi kamu ikut aku kabur Nad. Si tante gak akan habis-habisnya ngeroasting.
Nada
Sama aja kak, kalau kita kabur entar bakal tetep aja ketemu sama tante-tante lain yang sejenis.
Darian Raphael
Hahahah, sejenis apa tuh.
Parah banget sih, abis ini pasti Mama bakal ngeroasting aku juga sampai di rumah.
Nada
Hahaha, siapin mental koh.
Darian Raphael
Kayanya aku yang salah keluarga kali yak. Keluaraga ini tuh ambis dan berprestasi semua loh, aku doang yang beda. Untung aja tadi gak ada yang nanyain, "IPK kamu berapa Darian?". Hadeuhh dasar keluarga pecinta angka.
Nada
Mau gimana lagi koh, selama kita ada di keluarga ini bakal kaya begitu. Paling obrolan seangkatan Papa Mama itu lebih parah lagi.
Darian Raphael
Mungkin mereka ngomongin income perusahaan siapa yang paling banyak.
Nada
Anak siapa yang paling berprestasi? That's why Mama selalu keras sama kita kalau masalah pendidikan. Lihat tuh tadi, saingannya aja yang anaknya kuliah di Amerika.
Darian Raphael
Seharusnya Ci Orel disini deh, biar Mama gak malu banget.
Nada
Kokoh juga sih, gak berhasil bujuk Papa supaya kita diijinin gak ikut.
Darian Raphael
Aku tahu kita harus cari siapa disini supaya gak ada tante-tante lagi yang mengusik.
Nada
Siapa?
Darian Raphael
Koh Tito.
Nada
Oh iya, gak kepikiran. Sama koh Tito, terbebas dari tante-tante mulut pedas plus bonusnya dapat foto bagus.
Darian Raphael
Pinter, yuk cari Ko Tito.
Darian dan Nada berkeliling mencari sosok ko Tito yang ternyata sedang sibuk memotret moment-moment di acara tersebut.
Darian Raphael
Koh Tito....
(Teriak Darian)
Tito
Eh, Darian. Sini-sini. Kapan balik Surabaya? Kok aku ga tahu?
Darian Raphael
Baru kemarin malem koh. Datang ke rumah tuh, aku bawa oleh-oleh dari Arlando.
Tito
Siap, nanti datang ya. Yang penting kamu sehat aja abis dari sana.
Darian Raphael
Sehat kok Koh. Meskipun emang semenjak jadi anak kost, hidup gak teratur, makan gak jelas, tidur juga gak jelas hahaha.
Tito
Tapi yang penting, mental aman.
Darian Raphael
Kalau itu sih sedikit aman koh, waktu di Arlando. Semenjak kemarin udah gak aman ini mental.
Tito
Ngerti aku hahahah, sabar ya. Santai aja sih. Kalau Nada gimana. Setahun lagi juga kamu kaya koh Darian loh.
Nada
Pengennya sih kuliah di sini aja koh, tapi kayanya bakal sering di roasting sama keluarga besar. Aku jadi takut deh.
Tito
Udah biasa itu. Maklumin aja.
Darian Raphael
Mungkin kalau kelamaan di sini, aku bakal jadi klien koh Tito deh bentar lagi.
Tito
Silahkan, tapi jangan datang pas udah parah banget ya hahahaha.
Darian Raphael
Gimana yak koh, sekarang aja udah parah kayanya.
Tito
Eits, jangan diagnosa sendiri dong.
Nada
Bener tuh koh. Jadi mendingan sekarang fotoin aku koh. Ya kali ke acara keluarga cuma dapat roasting yak. Mendingan kita foto biar abis ini ada bahan postingan instagram.
(Nada langsung berpose)
Tito
Yuk lah para modelku.
(Mereka bertiga (pun menyibukkan diri dengan berfoto sampai acara selesai).
18. INT.DALAM MOBIL — MALAM
Acara keluarga sudah selesai, dalam perjalanan pulang, Papa Darma nyetir mobil dan Mama Hana duduk di sebelahnya sedangkan Darian Raphael dan Nada duduk di belakang.
Mama Hana
Tadi Mama lihat kalian asik banget sama Tito. Inget makan kan tadi?
Nada
Inget dong Ma, tadi aku sama koh Darian udah makan rawon.
Mama Hana
Tapi kamu gak makan kebanyakan kan Darian? Ga sehat loh.
Darian Raphael
Gak kok Ma, satu porsi rawon doang. Lagian gak selera makan karena di ganggu sama tante Ria.
Papa Darma
Loh, diganggu gimana?
Nada
Si tante ngajak julid Pa!
Mama Hana
Tapi kayanya kamu diet lebih bagus deh Darian. Supaya badan kamu kaya dulu lagi waktu kamu sering berenang.
Darian Raphael
Emang kenapa Ma? Tante Ria yang bilang aku udah kegendutan?
Mama Hana
Niat tante Ria itu baik, dia takut kamu sakit. Dan menurut mama itu saran yang baik loh.
Darian Raphael
Iya Ma, besok kalau aku udah balik Arlando, aku mulai diet.
Papa Darma
Kenapa harus tunggu balik Arlando Yan?
Darian Raphael
Oalah, Papa ga tau? Aku loh Pah, anak kos yang makannya gak jelas selama ini, lambung aku menjerit tiap hari Pa, dan sekarang aku punya kesempatan untuk perbaikan gizi, terus Papa juga mau nyuruh aku diet?
(Papa Darma dan Nada tertawa)
Papa Darma
Kasihan sekali anak malang ini hahahaha
Nada
Emang anak kos semenderita itu ya koh?
Darian Raphael
Hooh, ntar kamu cobain nah. Semoga aja kamu gak harus operasi usus buntu.
Nada
Hahahaha kayanya gak sampai semengerikan itu juga Koh.
Mama Hana
Makannya gak jelas aja bisa nambah berat badan, gimana kalau makannya teratur dan enak.
Papa Darma
Justru karena makannya gak jelas Ma, makanya penambahan berat badan juga jadi gak teratur. Coba kamu mulai dari makan sehat aja Darian, semuanya akan menjadi baik kalau back to basic.
Darian Raphael
Makan sehat itu hanya akan berlaku selama aku di rumah Pa, kalau udah masuk kuliah lagi bakal tetap kacau lagi.
Papa Darma
Emang serba salah ya. Yo wes ra sah mikir to. Yang penting happy.
Darian Raphael
Darian sih maunya gitu Papa, tapi kan dalam hidup Darian gak cuma ada Papa dan Darian aja. Orang lain maunya Darian itu enak di pandang.
Nada
Hooh, berlomba jadi yang paling kurus, paling pinter, paling kaya. Ya elah ga selesai-selesai apa yak itu perlombaan.
Darian Raphael
Emang pernah dilombakan?
Nada
Perlombaan yang tidak pernah dilombakan sih, gak ada panitianya tapi ada pesertanya, ga jadi peserta tapi tetap aja ada juri yang ngasih komentar.
Darian Raphael
Nad, tumben kata-kata kamu bener. Karena abis makan rawon ya?
Nada
Idiiihhh ngeremehin, kokoh lupa yang Mama ceritain tadi pagi? Nada ini juara satu umum Koh.
Darian Raphael
Oiya, lupa.
Bersambung...