47. Scene 47. Int. Kelas - siang
CLOSEUP - BUNGA
ROY
Ini bunga untukmu.
ELENA – V.O
Pertama kalinya ada yang perhatian denganku.
ROY
Tolong pekerjakanku sebagai manajer.
ELENA
Ha?
ROY
Maaf.. tiba – tiba banget yaa.
ELENA
G-gak, ma-maaf sepertinya gak bisa.
ELENA – V.O
Karena sepertinya aku gak bakal debut.
ROY
Kenapa?
ELENA
Kita baru pertama kali ketemu..
ROY
Aku paham. Tapi.. yang peru kamu ingat. Apapun yang kamu lakukan. Aku akan mendukungmu.
ELENA
A-akan kupertimbangkan..
Tidak ada topik lagi dan suasana menjadi canggung. Roy berjalan mundur karena tidak tahu harus berkata apa yang dia pikirkan segera pergi dari tempat itu.
ROY
Kalo gitu.. aku pulang dulu..
ELENA
Bentar.. terimakasih (memberikan senyuman) kak.
Hanya senyuman, tapi itu merupakan balasan yang setimpal atas kerja keras Roy selama ini. Roy merasa mereka berdua punya perasaan yang sama.
48. Scene 48. Int. Ruang latihan - malam
PELATIH
Apa ini??
Melemparkan rokok ke arah Elena.
PELATIH
Aku menemukannya di ruang ganti. Ini milikmu kan? Gara – gara ini makannya napasmu cepat habis? sebenarnya niat atau gak!
ELENA
Maaf..
PELATIH
Contoh tuh Anna. Emang bener ya anak yang baik – baik bisa dilihat dari cara orangtuanya didik.
Elena mengepalkan tangannya erat – erat.
49. Scene 49. Int. Rumah – malam
Roy berbaring di tempat tidur. Dia berulang kali melihat ke arah ponsel, menunggu chat dari seseorang yang sudah pasti tidak akan chat. Elena.
ROY
Kangen..
Tanpa basa – basi, Roy segera beranjak pergi dari kasur. Dia mengambil jaket dan pergi ke suatu tempat.
50. Scene 50. Ext. Perusahaan rekaman - malam
Elena menatap ke langit malam. Hari ini termasuk hari yang berat bagi Elena. Masa depannya terasa terancam.
ELENA
Ternyata sampai akhir pun aku masih di bayang – bayang oleh Anna.
ROY – O.C
Elena?
Di belakang Elena dikagetkan dengan keberadaan Roy.
ELENA
Kok kakak bisa di sini?
ROY
A-aa.. kebetulan lewat. Abis beli makan. U-udah makan?
Roy menjinjing bungkus plastik berisi makanan. Elena berpikir, dia juga harus mengisi energi yang terkuras.
CUT TO – TAMAN
ELENA
Enak banget.. kalo laper gini.. kakak gak makan?
ROY
Gak.. udah kenyang kok. Abisin aja.
ELENA
Kalo aku udah sukses nanti, aku janji traktir kakak makanan mahal.
ROY
(Tersipu malu)kamu mau beliin aku apa?
ELENA
Hm.. kakak udah pernah coba tuna? Aku suka sekali.. Anna pernah beliin itu.. Makanan mahal memang beda yaa.. langsung lumer di mulut.
Roy memangku kepalanya dengan satu tangan. Dia hanya bisa mengangguk melihat Elena yang menggemaskan saat cerewet membicarakan hal tidak penting dengan mulut yang penuh makanan. Elena yang asik sendiri berbicara bahwa dari tadi dia terus – terusan dipandangi oleh Roy.
ELENA
Ceritaku bosenin ya?
ROY
E-enggak.. seneng aja liat kamu ketawa. Daritadi kayak lemes gitu.
ELENA
Aaa iya tadi ada masalah dikit..
ROY
Masalah? Apa?
ELENA
Gak papa.. asal ada kakak.. aku gak papa.
Roy memalingkan wajahnya, menyembunyikan senyumnya dengan tangan. Roy berjanji tidak akan melepaskan Elena.
51. Scene 51. Int. Ruang musik - sore
Memang benar Elena kurang dalam bernyanyi. Maka dari itu dia tidak menyerah. Dia mencurahkan semua tenaga dan keringat dalam membuat lagu. Terlihat Elena sedang mencorat – coret not balok, menulis lirik, dan memainkan instrumen.
ELENA
Aku akan membuat beliau menyesal jika mengeluarkanku.
CUT TO – RUANGAN DIREKTUR
Elena berjalan cepat sambil membawa sheet music untuk diberikan kepada direktur. Saat ingin membuka pintu, terdengar suara.
ANNA – O.C
Bu, ijinkan saya untuk debut solo.
DIREKTUR – O.C
Lalu gimana dengan Elena?
ANNA – O.C
Tenang saja dia punya tugas lebih penting. Dia akan mengiring lagu sekaligus membuat lagu untukku.
Elena yang merasa dimanfaatkan oleh temannya sendiri langsung pergi melarikan diri. Seolah dunia tidak pernah berpihak padanya.
INSERT
DIREKTUR
Kenapa kamu meminta hal seperti ini?
ANNA
Ini waktunya dia sadar akan posisinya.
52. Scene 52. Int. Ruang ganti - malam
Elena menangis di ruang ganti bagian pojok. Dia merobek kertas itu menjadi kepingan kecil. Layaknya pertemanan dirinya dengan Anna yang hancur berkeping – keping, dan membuangnya. Dia menangis sesenggukan.
INSERT – LORONG
Seorang bapak paruh baya yang tengah menyapu di lorong dekat ruangan direktur. Dia berjalan santai masuk ke ruang evakuasi. Dia berjalan turun sampai menuju parkiran. Bertemulah dia dengan Roy.
CUT TO - PARKIRAN
O.B
Oh masnya udah di sini aja?
ROY
Gimana pak? Dapet info apa?
O.B
Santai to mas..
Roy segera mengeluarkan uang dari dompetnya.
O.B
Mas nya gak perlu repot – repot hehe. Tapi ini berita panas. Denger – denger Elena gak bakal jadi artis.
ROY
Ha? Kok bisa?
O.B
Hehe cuma itu yang saya tau mas.
ROY
Cih. Ya udah ini buat tambah – tambah bapak aja.
Roy menyerahkan semua uang yang ada di dompetnya ke bapak O.B.
O.B
Eh.. mas.. gak..
Roy langsung meluncur pergi tanpa memedulikan O.B. tersebut.
53. Scene 53. Ext. Perusahaan rekaman - malam
Roy mencoba menelpon Elena. Dia ingin menenangkan perempuan yang ia sayangi itu. saat keluar dari perusahaan itu, Elena terlihat sedang duduk sendirian di tempat yang sama seperti kemarin. Namun berbedanya, dia menatap ke bagian atap perusahaan. Dia sedang menghitung jumlah lantai. Roy segera menghampirinya.
ROY
Elena!
Elena tersentak dengan teriakan itu. Sebelum memalingkan wajah, dia sudah dipeluk oleh Roy dari belakang.
ROY
Tolong jangan lakuin yang gak – gak.
Elena melepas pelukan laki – laki itu dan membalikkan badan. Mata Roy memerah.
ROY
Jangan lihat aku.
Elena mengusap pipi Roy. Elena lupa bahwa masih ada satu orang yang masih memanusiakan dirinya.
ELENA – V.O
Kenapa menangisi orang sepertiku?
ROY
Kamu gak papa?
ELENA – V.O
Kenapa khawatir sama orang gak berguna sepertiku?
Tiba – tiba hujan turun
ROY
Na, hujan! Ayok kita berteduh dulu.
CUT TO - GAZEBO
ELENA
Kak.. boleh tanya sesuatu?
ROY
Apa?
ELENA
Kenapa kakak mau jadi manajerku?
Pertanyaan yang tiba – tiba membuat Roy kebingungan. Dia tidak bisa menyatakan perasaan dalam keadaan seperti ini.
ELENA
Apa kakak butuh sesuatu dariku?
ROY
Memangnya aku terlihat seperti itu di matamu?
ELENA
Semua orang yang berusaha mendekati seseorang pasti butuh sesuatu kan.
ROY
Kalo aku bilang, mungkin terdengar klise. Aku pingin kamu bergantung denganku.
ELENA
Pfft.. hahaha apaan sih kak..
ROY
Akhirnya ketawa juga.
Elena terdiam karena tidak sadar dia tertawa barusan. Sejenak dia melupakan masalah yang ia lalui tadi. Tanpa sadar juga Elena membutuhkan pelukan, dia memeluk Roy.
ELENA
Kakak belum pernah pacaran ya? Harusnya cara menghibur seorang perempuan dengan diberi pelukan seperti ini.
Roy membalas pelukan itu lebih erat. Dia benar – benar yakin bahwa Elena juga menyukainya.
ROY – V.O
Dan kamu belum ada satu orangpun yang berpihak padamu kan? Hanya aku. (Smirk).
54. Scene 54. Ext. Taman - sore
Roy dan Elena hanya berjalan santai mencari udara segar. Elena yang dari tadi jalan bersama dengan Roy tapi pikirannya tidak berada di situ. Roy merasa diabaikan mulai bertanya padanya.
ROY
Latihanmu lancar?
ELENA
Ha? Ah iya.. lancar..
Terasa suasana lebih berat dari biasanya.
ELENA
Kak.. (wajah serius) kakak akan mendukungku kapanpun kan?
ROY
Tentu saja
Elena tersenyum dia hanya membutuhkan jawaban itu dari mulut Roy. Roy merasakan firasat buruk.
55. Scene 55. Ext. Puncak gunung – siang
SFX. SUARA LANGKAH KAKI
CLOSEUP – JALAN BEBATUAN
SFX. SUARA TERENGAH - ENGAH
Roy sebisa mungkin berlari cepat. Jalan yang terjal membuat dia kewalahan hingga menggunakan tangannya untuk sampai ke suara teriakan yang dia dengar tadi.
CLOSEUP – WAJAH ROY
Wajah Roy pucat pasi. Dia benar – benar tercengang dengan apa yang dia lihat didepannya.
CLOSEUP – BOLA MATA ROY
Terlihat siluet salah satu perempuan yang hampir jatuh menarik kaki perempuan lain yang posisinya masih berdiri sehingga kedua perempuan itu jatuh bersama.
Para pelatih yang bersama Elena dan Anna baru sampai di tempat kejadian. Dia mulai berlarian mencari bala bantuan untuk menyelamatkan Elena dan Anna. Roy masih berdiam diri di tengah keributan itu.
56. Scene 56. Ext. Basecamp – siang jelang sore
SFX. BUNYI SIRENE
Dua mobil ambulan datang. Para medis segera mengangkut dua orang. Beruntungnya mereka berdua ditemukan di pepohonan. Di perjalanan, mereka melakukan segala pertolongan pertama agar bisa menyelamatkan keduanya hingga sampai di rumah sakit.
57. Scene 57. Int. Rumah sakit - sore
Sampai di rumah sakit, Roy segera menghubungi sang direktur untuk mengabari bahwa anak didiknya mengalami kecelakaan menggunakan ponsel Anna. Walaupun direktur tidak mengenali suara dibalik telepon ini, dia menyuruh untuk mereka berdua segera dioperasi.
DIREKTUR – O.C
Saya akan segera ke sana.
Namun takdir berkata lain, Anna tidak bisa diselematkan sedangkan Elena masih jatuh koma. Keluarga Anna datang, mereka benar – benar tidak percaya anak bungsu yang mereka sayangi, yang masih memiliki masa depan cerah berakhir seperti itu. keluarganya pun marah besar pada direktur perusahaan itu dan menuntut balik.
MONTAGE – TEMPAT PEMAKAMAN
Perusahaan pun hanya bisa meminta maaf dan memberikan kompensasi. Hal tersebut sama sekali tidak mengurangi amarah orang tua Anna selain membangkitkan anaknya kembali. Anna akhirnya dimakamkan.
58. Scene 58. Int. Rumah sakit - pagi
Roy memasuki ruangan seorang dokter yang bertugas memeriksa kondisi Elena.
DOKTER
Apa anda walinya?
ROY
Iya. Saya satu – satunya keluarga yang dia punya dok.
DOKTER
Kalau begitu akan saya sampaikan bagaimana kondisi Elena sekarang.
SFX. SUARA RIBUT RUMAH SAKIT
Roy yang mendengarkan semua ucapan dokter itu hanya bisa diam tercengang. Roy tidak percaya bahwa Elena bisa menderita hal itu. Dokter pun memberikan sebuah lembaran hasil tes pada Roy agar dia membacanya sendiri.
CUT TO - KAMAR
Elena memandangi langit – langit dari balik jendela. Elena sedang dalam pemulihan.
SFX. SUARA PINTU TERBUKA
Elena membalikkan badan. Wajah Elena terlihat tanpa berekspresi. Biasanya Elena langsung sumringah ketika Roy datang menemuinya tapi sekarang dia menatap Roy dengan tatapan kosong.
ROY
Elena?
ELENA
Elena namaku ya?
ROY
Kamu gak inget apapun?
ELENA
Kamu siapa?
Roy menundukkan kepala sejenak.
CLOSEUP – WAJAH ROY
Alih – alih bersedih, dia tersenyum menyeringai.
ROY
Aku pacarmu, Roy.
FADE OUT