TOPENG VANILA
Daftar Bagian
1. Kecewa dan Amarah Masih Teringat (Scene #1-4)
Kelurga seharusnya menjadi tempat ternyaman untuk pulang. Keluarga seharusnya menjadi obat saat kelu
2. Di Abaikan Selalu (Scene #5-7)
Terkadang ada banyak hal yang ingin disampaikan, namun terkadang hanya bisa berharap bahwa akan ada
3. Hari Kesehatan Mental (Scene #8-11)
Mentel setiap orang itu berbeda-beda, setiap masalah yang di alami orangpun berbeda-beda. Lingkungan
4. Toxic Relationship (Scene #12-14)
Bertahan dalam sebuah hubungan yang toxic hanya akan menyakiti diri sendiri.
5. Perkara Buku Diary (Scene #15-18)
Buku Diary adalah salah satu tempat menuangkan segala isi perasaan yang sulit tersampaikan langsung.
6. Lo Sekarang Tau Tentang Gue (Scene #19-23)
Gue pernah ngerasa paling payah di dunia ini, paling menderita, Tapi ternyata ada orang yang memilik
7. Gue Nggak Boleh Baper (Scene #24-26)
Ketika lo hadir dalam hidup gue, semuanya berubah menjadi sedikit berwarna.
8. Terimakasih Sudah Hadir (Scene #27-29)
Terimakasih telah datang untuk menyemangati, telah memberi ruang baru dalam kehidupan yang terasa be
9. Ada Banyak Hal Yang Sangat Berpengaruh Terhadap Mental (Scene #30-32)
Bisa salig speak up terhadap masalah yang menggenggu kesehatan mental adalah salah satu proses penye
10. Gara-Gara Lo Gue Jatuh Cinta (Scene #33-36)
Lo selalu ada saat gue butuh, sejak lo hadir gue merasa lebih aman.
11. Konsultasi Mental (Scene #37-41)
Penyakit mental bukan hal yang sepele, dan lingkungan yang baik akan mempengaruhi kesehatan mental y
12. Biang Onar (Scene #42-44)
Semua terjadi karna Rangga, semua menjadi berantakan!
13. Cinta dan Patah Hati Dua Sisi Berdampingan (Scene 45-47)
Terkadang cinta bisa membuat kesalah fahaman.
14. Penjelasan Hati (Scene 48-53)
Mencintai antara kedua manusia, yang memiliki perasaan yang sama. Dan untuk menguatkan bukan menyaki
15. Terimaksih untuk diri sendiri dan orang-orang baik (Scene 54 - The END)
Tujuannya hanya satu bisa self healing dan saling menguatkan bahkan bonusnya cinta,
10. Gara-Gara Lo Gue Jatuh Cinta (Scene #33-36)

33. INT//EXT. KAFE // DEPAN KAFE– BANDUNG – MALAM HARI

Cast : Brian, Chila, Rangga.

 

Disebuah Kafe, Chila meyakinkan dirinya untuk berani mengambil keputusan yang tepat yaitu mengakhiri hubungannya dengan Rangga. Ia mencoba untuk berani keluar dari hubungannya yang toxic.

 

CHILA VO

Come on Chila, ini keputusan yang bener. Gue nggak boleh takut.

 

Rangga telah sampai di Kafe dan langsung menemui Chila.

 

RANGGA

Hai sayang? Cantik banget pacar gue (Mengelus pipi Chila)

 

(Mereka makan malam seperti biasa)

 

BG : Beberapa orang yang sedang makan di Kafe.

 

Setelah cukup lama untuk makan malam, Chila mulai memberanikan diri untuk berbicara kepada Rangga.

 

CHILA

Rangga?

 

RANGGA

Kenapa sayang?

 

CHILA

Sorry, gue harus bilang ini ke lo. Gue udah nggak bisa bertahan sama hubungan ini Ngga, maaf…

 

RANGGA

Apa lo bilang?!

 

Rangga berdiri dan menggebrak meja. Membuat beberapa orang yang berada di Kafe memperhatikan mereka berdua.

 

RANGGA

Lo keterlaluan ya Chila!

 

(Rangga menarik Chila keluar Kafe)

 

Saat berada diluar Kafe Rangga mendorong tubuh Chila ke tembok. Jarak mereka sangat dekat, Rangga menyentuh pipi Chila dengan kuat.

 

RANGGA

Lo nggak bisa mutusin gue gitu aja, gue sayang sama lo Chila!

 

CHILA

(Menangis ketakutan)

Maaf Ngga..

 

RANGGA

Lo berani-beraninya mutusin gue!

(Tangan Rangga menyentuh wajah Chila dan tersenyum)

Gue nggak akan lepasin lo gitu aja Chila.

 

Tiba-tiba Brian datang dan menarik lengan Chila. Ia berdiri berhadapan dengan Rangga yang terlihat penuh amarah.

 

RANGGA

Wow-wow lo lagi lo lagi.

 

BRIAN

Lo emang cowok brengsek! Wajar aja cewek lo mutusin lo.

 

RANGGA

Bangsat!!

 

(Mereka berkelahi)

 

CUT TO :

 

34. INT. RUMAH CHILA – RUANG TAMU – MALAM HARI

Cast : Brian, Chila.

 

Brian mengantar Chila pulang ke Rumahnya, akibat perkelahian itu ada beberapa memar di bagian wajah Brian. Di sofa Chila mengobati luka di wajah Brian.

 

CHILA

Sorry ya, gara-gara gue lo kayak gini.

 

BRIAN

Nggak papa kok, lo harus lebih hati-hati ya.

 

CHILA

(Mengangguk)

Oh ya kenalin gue Chila…

(Mengulurkan tangannya)

 

BRIAN

Gue Brian.

 

CHILA

Sebelumnya kita pernah ketemu ya, di Toko Buku. Lo juga yang waktu itu bantuin gue terus Rangga malah salah faham sama lo, maaf ya.

 

BRIAN

(Tersenyum)

Udah nggak usah minta maaf terus, bukan salah lo kok.

 

Chila merasa bahwa Brian jauh berbeda dengan Rangga. Lelaki yang kini berada di hadapannya memiliki kepribadian yang baik. Bahkan Chila merasa aman jika berada didekat Rangga, dia rela membantu dirinya.

 

CUT TO :

 

35. EXT. KAMPUS – KANTIN – SIANG HARI

Cast : Vanila, Raisa, Fahri.

 

Vanila memesan es teh, tangannya memegang sebuah buku.

 

VANILA

Makasih teteh.

 

Setelah itu Vanila akan beranjak dari Kantin, namun baru berjalan beberapa langkah ia melihat Raisa dan Fahri yang duduk satu meja dan saling bertatapan, tangan mereka berdua yang saling bergenggaman.

 

FAHRI

Pulang nanti gue yang anter ya sayang?

 

RAISA

Aaa so sweet, thanks you Oppa.

 

Vanila yang melihatnya sambil tersenyum dan menggelengkan kepala, lalu kembali berjalan menuju Taman Kampus.

 

CUT TO :

 

 

36. EXT. KAMPUS – TAMAN KAMPUS – SIANG HARI

Cast : Vanila, Brian.

 

Vanila duduk di Kursi Taman, mencari bagian yang tak ramai oleh mahasiswa lainnya. Ia duduk sembari membaca buku dan earphone yang terpasang di kedua telinganya.

 

INSERT : Brian yang melihat Vanila dan tersenyum.

 

VANILA VO

Jadi gue harus mikirin hal-hal postif yang terjadi dalam hidup gue, dan jangan terlalu kasih celah buat pikiran negatif itu nguasin diri gue.

 

Brian datang dan melepaskan satu earphone dari telingan Vanila dan memasangkan ke telinganya.

 

BRIAN

Boleh ditemenin nggak neng?

 

CU : Vanila yang menatap Brian yang kini duduk disampingnya.

 

(Vanila menggaruk pelipisnya yang tak gatal)

 

VANILA

(mengangguk)

Hmm.

 

Mereka terdiam sesaat mendengarkan lagu yang diputar pada earphone yang terpasang di telinga mereka berdua.

 

VANILA VO

Makasih ya Bri. Mungkin kalau nggak ada lo gue nggak akan bisa sampai di titik ini, milih untuk nyembuhin diri gue. Lo bikin gue buka mata, bahwa di luar sana ada banyak orang yang mungkin juga punya masalah yang sama. Gue janji sama lo Bri, gue harus bisa lebih bersyukur lagi dan lebih sayang sama diri gue sendiri.

 

Tak lama, Vanila membuka Tasnya dan mengambil sebuah kertas warna yang diberikan Brian untuknya. Ia mengambil warna hijau yang artinya (Aku sedang berjuang) dan memberikan kertas itu kepada Brian.

 

VANILA

Makasih ya…

(Memberikan kertas hijau dan tersenyum)

 

BRIAN

(Menatap Vanila dan tersenyum)

Sama-sama Van. Gue seneng liat lo kayak gini.

                                                                             

  CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar