FADE IN
69. INT. HOTEL VILLAIN — KAMAR PESERTA — PAGI
Hari ini adalah hari kedua BIMA mengikuti kelas bisnis. Panitia kembali mendatangi ruang tidur peserta dan memberikan pengumuman.
PANITIA/PRIA
SELURUH PESERTA
PANITIA/PRIA
BIMA
MAHASISWI A/NILA
70. INT. RUANG KELAS BISNIS — PAGI
BIMA dan peserta lainnya sedang menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk konsultasi. BIMA tampak sangat bersemangat.
NILA tiba-tiba mendatangi BIMA.
NILA
BIMA
NILA
BIMA
NILA Hanya tersenyum dan dan terus berjalan sampai ke halaman gedung Villain.
Tampak BONO sedang duduk di kursi taman dengan menundukkan wajahnya.
BIMA
BONO
BIMA
BONO
CUT TO:
71. EXT/INT. HALAMAN RUMAH KELUARGA BIMA — TERAS — RUANG TAMU — SIANG
Halaman rumah tampak sangat ramai, ada beberapa kendaraan yang terparkir, dan salah satunya adalah.. mobil BAYU.
BIMA menangis dan berlari masuk rumah, di ruang tamu sudah ada BAYU yang wajahnya sudah merah padam.
BAYU langsung menerjang BIMA dan memukulinya bertubi-tubi. RINA menjerit dan berusaha melereai.
BAYU
BIMA
BAYU
BIMA
BAYU
BONO
Paklik Hasan (Adik LINDA, 47 tahun) datang melerai.
PAKLIK Hasan
BIMA dengan langkah terseok dan wajah babak-belur memasuki kamar Linda, masih menggendong ransel.
LINDA terbaring di atas kasur, wajahnya pucat, matanya lebam, bibirnya miring ke kiri.
BIMA menangis sejadi-jadinya melihat LINDA.
LINDA juga ikut menangis melihat BIMA yang dipukuli kakaknya.
BIMA
LINDA
BIMA
RINA
BIMA masuk lagi ke kamar LINDA, menangis di tepi ranjang. LINDA menggapai tangan BIMA dan menggenggamnya.
CUT TO:
72. INT. RUMAH KELUARGA BIMA — KAMAR BIMA — MALAM
BIMA termenung di kamar sendirian. Kemudian mengambil mic karaoke LINDA dari dalam ranselnya. BIMA membuka baterainya, ternyata masih bisa dipakai, hanya longgar saja. BIMA menangis lagi.
BIMA kemudian mengambil hpnya yang masih tertancap di charger. BIMA menemui ada 15 panggilan tak terjawab dari LINDA dan BONO. Lalu membaca beberapa pesan yang LINDA kirimkan.
MAMA:
“Bim, Mama agak pusing. Kayanya tensi Mama naik lagi deh.”
“Bim, kalo pas waktu istirahat bisa pulang sebentar ngga, beliin Mama obat penurun tensi? Udah nggak karuan nih”.
“Bima sayang? Sibuk ya?”
“Bima ...”
BIMA sesenggukan dan merasa sangat bersalah. Masih sambil menangis BIMA juga membaca pesan dari BONO.
BONO:
“Bim, buruan pulang. Tante LINDA pingsan di lantai.”
“Bim, gue panggil ambulance ya?”
“Gue kabarin mas Bayu Bim”
“Lo dimana sih, woi”
Tiba-tiba pintu kamar BIMA terketuk.
BONO
BIMA
BONO masuk dan duduk di tepi ranjang.
BONO
CUT TO:
72. INT. RUMAH KELUARGA BONO — KAMAR BONO — MALAM.
Bono kesal dan mengacak-acak maskernya, kemudian mengambil jaket dan kunci motor.
CUT TO:
73. EXT/INT. RUMAH KELUARGA BIMA — TERAS — DAPUR — DEPAN KAMAR MANDI — MALAM.
BONO mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Bono langsung masuk dan mencari LINDA. Ruang tamu kosong, dapur kosong, hanya ada telor Ceplok gosong di atas teflon dan spatula yang tergeletak di lantai. Bono panik dan mencari-cari LINDA hingga akhirnya menemukannya di depan pintu kamar mandi dalam kondisi pingsan.
BIMA
CUT TO:
74. INT. RUANG TAMU KELUARGA BIMA — PAGI.
BIMA dan BAYU duduk bersama dengan suasana yang sangat kaku.
BAYU meletakkan beberapa lembar kertas tagihan rumah sakit di atas meja.
BIMA menatap BAYU dengan ragu-ragu, kemudian mengambil kertas tagihan tersebut dan membacanya. BIMA membaca rentetan biaya hingga Paling bawah yang dicetak tebal: 17.006.850.
BAYU
BIMA
BAYU
BIMA
BAYU
BIMA
BAYU
BIMA
BAYU
BAYU meninggalkan BIMA di ruang tamu. BIMA menatap ujung kukunya dan tampak sedang berfikir keras.