47. INT. RUMAH BAYU — DAPUR — MALAM.
Rina (Istri Bayu, 30 tahun) sedang mencuci piring. Bayu mengambil kopi sisa pagi di kulkas lalu meminumnya sambil duduk memperhatikan punggung istrinya dari belakang.
BAYU
Sayang, kalo capek jangan dipaksain. Aku ngga masalah kok, kalo sesekali rumah kita berantakkan.
(Beat)
Kamu kan udah capek ngurus Cila.
(meletakkan gelas bekas kopi di tepi wastafel, lalu memijit pelan bahu istrinya)
RINA
(mengambil gelas Bayu dan mencucinya)
Ngga papa mas, aku sendiri juga ngga nyaman kalo rumah berantakkan. Pusing nanti.
BAYU
Maafin aku ya...
(Melepas pijitannya dan kembali duduk di kursi dapur)
RINA
(Tersenyum)
Maaf untuk apa sih...?
(Selesai mencuci dan melepas celemek)
RINA mengambil kursi dan duduk di hadapan BAYU.
BAYU
Belum bisa bayar pembantu buat bantuin kamu.
RINA
Yaa.. semoga... Nanti Allah kasih kita rezeki lebih banyak ya, biar bisa bayar pembantu.
BAYU
Apa.. aku cari pemasukan tambahan ya? Jual produk desain grafis gitu loh, kan aku bisa kerjain setelah pulang ...
RINA
Ngga aku izinin mas.
Aku ngga ridho.
BAYU
Aku ngga papa kok.. Kan ngga terlalu capek juga.
RINA
(Kesal)
Mas udah seharian kerja depan monitor, trus pulang mau lanjut kerja depan monitor lagi? Mas pulang kantor aja udah jam 5 sore loh mas. Belum kalo pas lembur, bisa sampe jam 10.
(Beat)
Nggak segitunya cari uang Mas.
BAYU
Tapi kan kamu tau, meskipun gaji mas sudah cukup besar, tapi tanggung jawab Mas juga ngga kalah besar. Nafkahin Kamu, Cila, Ibu..
RINA
Bima juga kan?
BAYU
(terdiam)
RINA
Sampe kapan dia akan jadi anak bungsu yang manja mas? Aku udah sabar loh selama ini. Aku ikhlas Mas biayain sekolah Bima sampai lulus sarjana. Tapi harusnya dia juga ngerti lah, nggak malah seenaknya begitu. Udah dewasa kan dia?
BAYU
Yaa, Mas juga udah berkali-kali bilangin dia untuk segera cari kerja, Sayang.
RINA
Trus? Sampai sekarang belum kan?
BAYU
Yaaa... Gitu deh, masih jualan daster. Keuntungan sama biaya operasionalnya masih kejar-kejaran. Jadi belum bisa bantuin mas nopang kebutuhan bulanan Ibu.
Tiba-tiba handphone Bayu yang ada di atas meja berdering. Satu pesan masuk dari Bima. Rina yang membaca pesannya.
BIMA:
“Assalamualaikum, Mas. Bima boleh pinjem uang lagi nggak? 500ribu. Insya Allah awal bulan depan Bima kembaliin.”
BAYU
Siapa, Sayang?
Rina meletakkan kembali handphone Bayu di tempat semula tanpa berkata sepatah katapun, kemudian pergi ke kamar.
CUT TO:
48. INT. RUMAH KELUARGA BIMA – RUANG TAMU – MALAM.
BIMA meletakkan handphonenya di atas meja kemudian buru-buru menyusul LINDA yang sedang asik karaoke lagu Titiek Sandora yang berjudul “Dunia Belum Kiamat”. Seperti biasa, BIMA akan berperan sebagai Muchsin Alatas, suami sekaligus rekan duet Titiek Sandora. LINDA sangat bahagia, terlihat dari seringnya dia tertawa saat salah tempo.
Tampak di atas meja dua cangkir kopi susu, martabak manis dan handphone Bima yang menampilkan pop-up chat dari BAYU.
BAYU:
"Ngga bisa. Cari uang sendiri. Stop jadi beban keluarga dan bikin Ibu mikir terus."
Lagu Titiek Sandhora semakin menggema dan bayangan wajah LINDA dan BIMA yang terus-menerus tertawa bersama.