INT. PANGGUNG VOICE. MALAM (THE DAY)
Riuh tepuk tangan penonton terdengar. Pembawa acara begitu semangat untuk mempersilahkan Bening untuk menyanyi di kesempatan kedua.
PEMBAWA ACARA VOICE
Marilah kita sambut Bening
untuk penampilan keduanya malam ini.
Panggung yang awalnya ditutupi oleh kegelapan mendadak bercahaya. Bening, dengan plaster di kepalanya, berada di tengah-tengah panggung, duduk di atas sebuah kursi. Semua lampu menoyorot padanya.
BENING
Malam ini, saya memberanikan diri
untuk menyanyi di depan kalian semua,
lagu yang saya tulis sendiri bersama seorang sahabat.
Walau ini bukan lagu cinta,
tapi saya dedikasikan lagu ini
sebagai bukti cinta dan hormat saya pada sahabat saya.
CUT TO:
INT. RUANG TAHANAN BAYU. MALAM
Bayu nampak termenung. Dia melamun. Matanya menatap kosong pada dinding sel tahanan yang kosong dan hitam, layaknya masa depannya sendiri.
BENING (V.O.)
Tanpa dia mungkin saya gk akan bisa ada di panggung ini juga.
Tanpa dia, saya mungkin tidak akan punya keberanian
untuk bertahan dan menunjukkan diri saya
kepada temen-temen di sini.
CUT TO:
INT. PANGGUNG VOICE. MALAM
Bening menitikkan air mata.
BENING
Semoga ini bukan lagu yang terakhir,
yang saya nyanyikan.
Selamat menikmati.
“Bukan Yang Terakhir”
Suara alat musik perkusi terdengar, disusuli dengan suara piano.
Bening menyanyikan lagunya sendiri dengan penghayatan yang sangat baik. Dengan gesture dan pelafalan yang tepat. Dia menyanyikan dengan penuh keyakinan. Tidak ada keraguan sama sekali.
Penonton nampak terpana melihat penampilan Bening yang sangat berbeda.
Lagu pun diakhiri dengan tarikan nada tinggi yang syahdu. Lalu suaran instrumen musik pun ikut berhenti.
Seluruh gedung nampak hening sejenak sebelum tepuk tangan satu persatu terdengar hingga akhirnya satu gedung penuh dengan tepuk tangan penonton.
Bening menangis terharu. Dia menundukkan badannya untuk menghormati penonton dan fansnya.
CUT TO:
EXT. HALAMAN LAPAS. SIANG
Bayu sedang membabati rumput-rumput yang tinggi dengan tangannya yang diborgol. Wajahnya terlihat serius, namun pandangannya sedikit kosong. Beberapa meter di belakangnya, ada sipir yang mengawasi pekerjaannya.
Untung Bayu begitu berhati-hati membabat rumput, karena hampir saja dia membabat setangkai bunga yang tumbuh di antara rerumputan.
Dia melewati bunga tersebut dan berjalan mundur sambil membabati rumput yang lain.
Dari kejauhan kita melihat seorang membisikkan sesuatu ke sipir penjara yang mengawasi kinerja Bayu.
Sipir penjara itu mendekati Bayu dan dengan gestur tubuhnya meminta Bayu meninggalkan pekerjaannya dan mengikuti dirinya.
Bayu pun menaruh sabitnya, dan berjalan mengikuti sipir tersebut dengan wajah yang penasaran.
CUT TO:
INT. RUANG KUNJUNGAN LAPAS. SIANG
Monica berpakaian seksi memamerkan kulit punggungnya yang mulus. Kita bisa melihat betapa putih dan tak bercelanya bagian punggung Monica yang terekspos.
Di depan Monica sudah ada tas berwarna pink dari brand yang sangat mahal.
Bayu datang menghampiri Monica dan masuk ke dalam bilik khusus. Antara dirinya dan Monica kini dibatasi oleh sebuah kaca.
Bayu membuang mukanya malu.
BAYU
Nanti kekurangannya akan saya ganti
begitu saya keluar dari sini.
MONICA
Gak perlu tunggu nanti.
Bayu kaget dengan jawaban Monica. Dia memberanikan diri memandangi Monica sekarang.
MONICA
Thank you!
Bayu semakin bingung dengan perkataan yang dilontarkan oleh Monica.
BAYU
Maksudnya?
MONICA
Aku ke sini untuk berterima kasih sama kamu.
Karena kamu, aku jadi bisa beli tas ini.
Bayu menggaruk kepalanya.
MONICA
Setiap bulan setelah dia mampir,
dia selalu kasih hadiah seperti ini.
Untuk membuat saya diam.
Diam supaya gak mencari-carinya
atau menelponnya dan membuat imagenya jadi buruk.
Padahal aku istrinya juga.
Monica tertawa namun suaranya terdengar parau.
MONICA
Semuanya perhiasan, dan aku bosan.
Dari dulu aku mau dibeliin tas ini,
tapi dia gk pernah ngertiin aku.
Bayu memperhatikan Monica yang menggelengkan kepalanya.
MONICA
Ya, gk dapet cintanya, gak papa lah.
Setidaknya aku dapet uangnya.
Ya kan?
Air mata menetes ke pipi Monica tanpa dia sadari. Monica buru-buru menyeka air matanya dan bangkit berdiri.
Seorang sipir datang menghampirinya dan melepaskan borgol yang melingkar di kedua tangan Bayu. Bayu kembali merasa kebingungan.
MONICA
Kamu bisa bebas hari ini.
Aku udh cabut tuntutan itu!
Mata Bayu membelalak mendengarkan perkataan Monica.
MONICA
Sekarang kita impas, kan?
Bayu masih terpana. Tidak percaya kalau hal ini bisa terjadi.
CUT TO:
EXT. JALANAN JAKARTA. SORE
Bayu berjalan menyusuri trotoar yang ada di Jakarta. Langkahnya terhenti ketika dia lewat di depan counter sepeda motor mahal.
Dia mendekati kaca dan melihat motor CBR terpampang di etalasi, seperti menginginkannya.
CUT TO:
INT. RUMAH BAYU. MALAM
Bayu menaruh tasnya di lantai. Dia melihat di meja makan, ada makanan yang sudah dibuatkan oleh Adinda.
Bayu melongok ke kamar Adinda dan melihatnya tidur dengan pulas. Wajahnya nampak sumringah.
Dia membuka tudung saji untuk makan, ketika dia melihat ada sebuah amplop besar di atas meja makan.
Bayu kaget dan membuka isi amplop tersebut. Dia melihat ada banyak sekali bundel uang seratus ribu rupiah. Bayu kaget. Dia juga melihat ada secarik surat di dalamnya.
Dia membuka surat tersebut yang ternyata berasal dari Bening.
BENING (O.S.)
“Dear Bayu,
Terima kasih atas waktunya. Terima kasih juga sudah mau bersusah payah membantu aku. Kemarin saya belum punya kesempatan untuk berterima kasih. Dan maaf kalau ucapan terima kasih ini datang begitu terlambat.
Ketika kamu membaca surat ini, aku pasti sudah terbang ke China untuk studiku. Aku masih belum tahu apakah ini keputusan yang tepat atau tidak. Waktu yang akan membuktikannya. Tapi aku janji mimpiku gk akan pernah mati karena aku akan tetap hidup dan berjuang.
Dan sebagai imbalan aku pergi ke China, aku minta papa untuk mengirim uang ini untuk kamu. Bayu, kamu tahu gak, aku berhasil menyanyikan lagu yang kita buat bersama di malam final. Aku lega sekali. Aku bangga! Tidak kusangka, penonton suka lagu kita. Benar apa kata kamu, kalau mereka tidak seburuk yang aku pikir. Setidaknya sebagian besar mereka masih bisa menghargai aku.
Aku pikir sekarang waktunya mimpi kamu bisa terwujud. Semoga uang ini bisa membantu kamu memenuhi cita-cita kamu, memberikan pengajaran musik kepada orang-orang yang terpinggirkan dan tidak pernah punya kesempatan. Cita-cita kamu sekarang sudah menjadi cita-citaku juga. Aku harap ketika kita bertemu lagi suatu saat nanti, aku akan bisa menemui senyum anak-anak yang kau ajarkan. Untuk semuanya, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih.
Salam hangat,
Bening Kertanegara”
Bayu melipat surat dari Bening dan memeluknya erat-erat.
CUT TO:
INT. RUANGAN KANTOR PAK HERMAWAN. SIANG
Pak Hermawan sedang berdiri seperti patung. Memandangi pesawat yang sedang terbang di langit. Sekretarisnya, AYU (30), yang sedari tadi berdiri di belakangnya melontarkan pertanyaan,
AYU
Dia gak selemah yang bapak bayangkan ya?
Dia menang tanpa ratusan ribu vote dari bapak.
Pak Hermawan terkekeh, lalu berbalik dan memandangi Ayu.
PAK HERMAWAN
Aku pikir dengan mengijinkannya ikut kontes itu,
dia akan puas dan mau ikut keiiginanku.
Ternyata.. di luar prediksiku,
dia malah semakin cinta dengan musik.
Pak Hermawan tersenyum sendiri.
PAK HERMAWAN
Tapi semakin dia melawan semakin menyenangkan, bukan?
AYU
Apa reaksi Bening
jika dia tahu tentang aktor bayaran itu?
PAK HERMAWAN
Pertanyaanmu keliru.
Seharusnya apakah dia bisa mengetahui hal ini?
Pak Hermawan tersenyum licik. Ayu sedikit bingung.
PAK HERMAWAN
Kalaupun dia tahu, semuanya pasti sudah terlambat.
Seperti aku dulu, materi yang berlimpah
akan membuatnya sadar
kalau memperjuangkan suaranya hanya sia-sia belaka.
Pak Hermawan tertawa.
CUT TO:
INT. KAMAR BAYU. MALAM
Bayu sedang tertidur pulas. Terdengar suara pintu kamarnya dibuka dan bayangan seseorang kini berdiri di atasnya. Bayu terbangun membelalakan matanya dan hendak berteriak ketika mulutnya disumpal.
Dia meronta sekuatnya namun semuanya sia-sia.
CUT TO:
EXT. DEPAN RUMAH BAYU. MALAM
Kita bisa melihat pintu rumah Bayu tertutup dengan rapat dan dikunci dengan gembok baja.
CUT TO:
EXT. PERSIMPANGAN JALAN KEMAKMURAN. SIANG
Hujan dera mengguyur jalan kemakmuran. Angin juga berhembus dengan kencang, menggoyang ranting pepohonan.
Nampak plank nama Jalan Kemakmuran sedikit mengelupas. Namun karena terkena cipratan air hujan dan dihembuskan oleh angin kencang. Robekannya semakin melebar.
Dan di balik tempelan nama Jalan Kemakmuran, kita bisa melihat kalau nama jalan tersebut bukan Jalan Kemakmuran.
FADE IN:
-----THE END-----