The Tale of Piano: Neige de Printemps
2. ACT 1 - Part 2

6. INT. LORONG - DAY

Sekolah usai. Para murid keluar kelas.

CUT TO:

7. EXT. TAMAN SEKOLAH - DAY

Jun dan Shan sedang mengerjakan tugas kelompok normatif bersama ketiga teman lainnya di taman. Di teras koridor, Jun tersenyum ke arah guru musiknya yang lewat dan melihat ke arahnya. Tiba-tiba Jun teringat kejadian siang kemarin waktu matanya melirik ke arah jendela tengah gedung lalu buru-buru meminta ijin ke Shan untuk ke toilet.

CUT TO:

8. INT. LORONG - DAY

Di lorong kelas yang sepi, Jun melihat ke dalam kelas musik, tapi kosong. Lalu tiba-tiba dari ujung lorong, tanpa sengaja ia mendengar langkah kaki seseorang dan melihat bayangan Vinia yang berjalan dengan membawa tas. Jun langsung mengikuti Vinia diam-diam.

9. EXT. JALAN SETAPAK - DAY

Jun melihat Vinia yang terus jalan melewati taman di belakang gedung kejuruan. Ia berjalan menuju Gedung lama. Kawasan Gedung lama sebenarnya nggak boleh di masukin orang, dan kabarnya banyak hantunya. Tapi Vinia kelihatan nggak takut. Tiba-tiba Ponsel Jun bergetar, ia mendapat pesan dari Shan kalau mereka sudah mau pulang. Sementara memandangi Vinia yang masuk ke kawasan gedung lama, Jun pun kembali ke teman-temannya.

10. INT. PERPUSTAKAAN TUA - DAY

Vinia memasuki perpustakaan tua di lantai dua gedung lalu duduk di piano tua yang ada di tengah ruangan. Dia membuka kotak pensilnya dan mengambil sticky notes kecil. Lalu menulis diary sedikit di sana. "ada seseorang yang menyelamatkanku. Tapi, gara-gara dia, semua orang di kelas nganggap aku gila. Sekarang, aku bingung harus sebal atau tenang." (notes Vinia) Lalu dia melipat kertas itu sampai kecil, dan menyelipkannya di antara tuts piano. Lalu, pelan-pelan, dia mengeluarkan sheet kertas tua dari map plastiknya dan berlatih sheet itu sendirian. 

11. INT. LORONG - DAY

Bubaran sekolah, karena pelajaran terakhir Vinia itu kelas umum, dia pun keluar bersama anak-anak yang lain. Tapi tiba-tiba dari belakang seseorang memanggil namanya, dan Vinia melihat Jun yang sedang berlari ke arahnya.

JUN

Vin, ini.. Kemarin gue lupa kasih formulir ke elo.

VINIA

(memandangi formulir itu sejenak)

Vinia menggenggam kertas formulir dengan kop sekolah lengkap dan pengajuan lomba resmi dari Polandia.

JUN

Buat Kompetisi Piano Chopin di Polandia Desember nanti. Lo di suruh ikut kan, sama Pak Chan?

VINIA

(menatap jun acuh, lalu mengangguk kecil)

JUN

(merasa Vinia nggak ngomong apa-apa lagi, dia pun hendak beranjak)

Okay--

VINIA

Makasih.

Jun terdiam melihat ke arah Vinia yang berlalu langsung turun pergi dari hadapannya.

JUN

Sama-sama...

12. INT. LORONG - DAY

Jun baru keluar dari ruang guru. setelah menerima beberapa arahan dari Pak Chan soal Note informasi Kejuaraan di Polandia beberapa bulan nanti. Gedung sudah sepi dan ia berjalan sendiri di koridor. Tapi ketika melewati kelas, dia mendengar suara orang sedang main piano. Jun mendengar dari ruang kelasnya sendiri lalu melihat lewat jendela dan ada Vinia sedang bermain piano. Jun agak terpana melihat Vinia main, jadi dia pun langsung menghampiri gadis itu dan masuk ke dalam ruangan.

13. INT. KELAS - DAY

Jun mask ke dalam kelas, tapi ketika ia masuk, Vinia sudah lebih dulu menoleh ke arahnya ketika Jun sudah di ambang pintu. JUN Kenapa berhenti? VINIA Ngapain?

JUN

Ya mau lihat lo main.

VINIA

(melengos ke arah lain)

Udah selesai.

Vinia udah kayak mau beranjak pas Jun berjalan masuk ke dalam kelas.

JUN

Eh,tunggu!

VINIA

(menghentikan gerakannya sebentar)

JUN

Gue nggak berniat musuhin lo.

VINIA

(menatap Jun makin tajam)

JUN

Okay, mungkin semua orang beranggapan aneh tentang lo, tapi lo nggak bisa kayak gini terus.

VINIA

Buat apa urusin aku?

Vinia mengemas barang-barangnya dan beranjak keluar kelas. Tapi Jun terus menahan.

JUN

Hey, kita nggak harus jadi rival kan, kalau kita bisa sama-sama menangin Kejuaraan?

Langkah Vinia terhenti. Dia berdiri di tengah kelas, menunggu Jun melanjutkan. JUN Dan soal-- Tiba-tiba perut Jun sakit. Ia agak membungkuk untuk menahan sakit perutnya, lalu melihat Vinia yang pelan-pelan menoleh ke arahnya. Vinia menatapnya beberapa saat agak bingung.

JUN

(mengibaskan tangan buat ngusir Vinia pergi tapi gerakannya malah bikin perut Jun makin sakit)

VINIA

(meneliti ke arah tubuh Jun)

Mana obatnya?

JUN

(menatap Vinia dengan kerut di keningnya dan keringat mulai membasahi wajah) Obat? Ngg-ngga ada. Gue--gue nggak apa-apa.

Vinia tiba-tiba menghampiri Jun yang membungkuk, lalu merogoh semua saku baju dan celana.

JUN

(kening Jun berkerut karena rasa sakitnya makin menjadi-jadi, tangannya tanpa sadar mencengkram perutnya sendiri)

Lo ngap--ngapain?

VINIA

Obatnya mana?

Jun agak melengos, dia masih menahan sakit perutnya. Pas dia mau ngomong, dia sendiri malah tersungkur ke lantai, dan memilih memberi kunci loker ke Vinia tanpa menjelaskan apapun. Vinia lari keluar kelas.

CUT TO:

14. INT. KORIDOR - DAY

Vinia membuka loker milik Jun. Matanya terpaku dengan beberapa botol obat kosong dan dua botol pil berisi untuk beberapa detik. Dia mengambil botol obat itu satu lalu segera memberikannya pada Jun. CUT TO:

15. INT. KELAS - DAY

Vinia memasukkan obat ke mulut Jun. Jun bersandar di tembok setengah tiduran. Dia memejamkan mata, masih menahan sakit dengan napas tersendat-sendat. Setelah 3 menit obat bekerja, jun melihat Vinia lalu terlihat menyesal.

JUN

Jangan bilang ke siapa-siapa..

VINIA

(terdiam beberapa detik, lalu mengacungkan kelingkingnya)

JUN

(terlihat bingung tapi ia melakukan promise finger itu)

VINIA

Bilang ke semua orang, kalau aku bukan kelainan jiwa. Impas?

JUN

Maksudnya?

VINIA

Obat aku yang rainie lihat, jatuh dari meja yang kamu senggol. Lupa?

Vinia beranjak dan pergi meninggalkan Jun. Sementara Jun menganga tak menyangka. 

(lanjut ke part 3)

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar