INT. AREA BELAKANG PANGGUNG UTAMA — MALAM HARI
Gea berjalan menuju ruang tunggu. Seorang staf tv memanggil dan menghampirinya.
Staf itu menunjuk sebuah ruangan yang ada di ujung lorong. Gea mengangguk, kemudian berjalan kesana sendirian.
Di tengah jalan Gea berhenti. Dari ujung matanya Gea melihat gerak-gerik seseorang. Gea mencari dan menemukan dua orang di area pojokan. Gea mengintip. Dua orang tersebut ternyata adalah Hema dan Igo. Keduanya sedang berbicara dengan berbisik. Hema menyentuh tangan Igo, dan keduanya saling berpelukan.
Gea menutup mulutnya dengan tangan, sambil menggelengkan kepala. Gea menghela napas panjang, lalu kembali berjalan menuju lokasi tujuan.
INT. RUANG MIXER — MALAM HARI
Gea melepas headset di sebelah seorang staf mixer.
Gea mengangguk dan meninggalkan ruangan tersebut.
INT. PANGGUNG UTAMA — MALAM HARI
Igo sudah berada di belakang panggung persis, menunggu sebentar lagi naik panggung. Dia terus bolak balik menengok ke belakang mencari Gea.
Gea tiba-tiba muncul, sudah berdiri di sebelah Igo. Igo bernafas lega melihat Gea sudah ada di sampingnya.
Gea tidak menjawab. Dia sibuk memakai ear monitor dan membetulkannya di telinga. Igo memasang muka bingung tidak mengerti, menunggu jawaban Gea. Tapi Gea tetap menutup mulutnya dengan memasang muka jutek. Igo akhirnya membiarkannya.
Tanpa menunggu balasan Igo, Gea pergi begitu saja ke atas panggung meninggalkan Igo. Igo mengejarnya.
Igo berhenti bicara ketika menyadari sudah ada di atas panggung. Gea melambaikan tangan ke arah penonton, diikuti Igo yang ikut melambaikan tangan. Keduanya berdiri di tengah panggung. Sudah ada standing mic di depan mereka. Igo berbisik ke telinga Gea.
Gea tidak menengok sedikitpun. Dia tetap menghadap ke depan penonton, dan mulai menjelaskan lagu kedua yang akan mereka nyanyikan.
Gea tersenyum, lalu menengok ke arah Igo tetap dengan senyumannya yang intens. Igo menatap Gea dengan senyuman kaku.
Lagu dimulai dengan suara alunan piano. Keduanya mulai bernyanyi. Mereka memberikan vokal terbaik mereka kepada penonton. Gea dan Igo bergantian bernyanyi falseto. Penonton begitu takjub mendengar langsung suara mereka yang sempurna. Lagu diakhiri dengan suara Gea yang melengking sampai menjauhkan mic nya agar mendapatkan nada yang pas.
Penonton kembali bertepuk tangan meriah dan bersorak sorai. Kali ini penonton terus menerus meneriaki nama Gea.
Gea tertegun. Gea masih berdiri di tempatnya melihat penonton di depannya. Gea memutuskan tidak langsung turun panggung dan melambaikan tangannya ke arah penonton. Penonton terus meneriaki nama Gea.
Igo yang berdiri di belakang Gea melihat itu memutuskan untuk turun panggung lebih dahulu, memberi ruang untuk Gea dan penggemarnya.
Gea maju ke depan. Dia melihat ada beberapa penonton yang memegang banner kecil bertuliskan namanya, ada juga yang bergambar wajahnya, dan ada juga yang bertuliskan pesan sederhana untuk Gea.
Melihat semua itu membuat mata Gea berkaca-kaca. Akhirnya air matanya pun jatuh satu per satu, tapi kali ini adalah air mata bahagia. Sambil tersenyum senang Gea mengelap air mata di pipinya, kembali melambaikan tangan ke arah penonton.
Gea membungkukkan badannya berkali-kali dan meninggalkan panggung.