INT. STUDIO REKAMAN — SIANG HARI
Gea
Gimana studionya menurut lo?
Igo
Gede sih, lengkap lagi isinya.
Gea
Jadi ngerti kan kenapa gue lebih milih disini dibanding studio lo. Sorry to say saja.
Igo memilih hanya menganggukkan kepala, berusaha tidak memperpanjang hinaan yang dilontarkan Gea.
Gea
Oh ya, gue mau minta tolong sesuatu sama lo.
Igo
Ohh.. lo butuh bantuan gue juga. Kirain cuma bisa sombong doang.
Kali ini Gea yang tidak menanggapi Igo, dia hanya tersenyum tipis. Gea lalu mematikan mic di mesin mixer dan menengok ke kanan kiri.
Gea
Soal rahasia Rafi yang gue bongkar ke Pak Vijay, gue minta lo gak ngomong apa-apa ke Hema.
Igo
Hema gak tahu soal itu? Terus lo kasih alasan apa ke Hema soal Billy?
Gea
Ada lah, gak penting. Intinya Hema gak boleh tahu.
Igo
Kenapa?
Gea
Gue cuma minta tolong satu ini saja, gak perlu banyak tanya.
Igo
Oh iya benar, lo yang butuh bantuan gue. So jawab pertanyaan gue kalau lo mau gue bantuin lo.
Gea
Fine! Yah dia pasti bakal marah banget sama gue soal itu.
Igo
Dan ga nyangka kalau sodaranya sendiri, yang dia kenal dari kecil bisa ngelakuin hal sepicik itu.
Gea
Dan gue takut dia ninggalin gue. Cuma dia yang selalu bertahan di samping gue.
Igo
Mungkin karena lo gak pernah benar-benar lihat di sekeliling lo.
Gea
Whatever. So gimana?
Igo
Urusan rahasia itu bukan urusan gue. Gak peduli gue.
Gea
Good. Thank you.
Gea merogoh tasnya dan mengambil map dari dalam tas, lalu memberikannya kepada Igo.
Gea
Ini proposal kompetisi Battle Star. Semua ada disini.
Igo membuka map dan mengeluarkan beberapa kertas dari dalam map tersebut. Dia membaca seksama sambil membolak-balik kertas tersebut.
Gea
Jadi kita bakal nyanyi 3 lagu. Dan acaranya 2 minggu lagi.
Igo
Cepat banget. Ini yakin kita bisa maksimal kalau cuma latihan 2 Minggu saja?
Gea kembali merogoh tas nya dan memberikan selembar kertas yang terlipat ke Igo.
Gea
Ya itu dia. Makanya ini sudah gue list rekomendasi lagu apa saja yang bisa kita nyanyiin.
Igo melihat isi kertas tersebut dan mencoba menahan tawa.
Igo
Ini serius?
Gea
Kenapa?
Igo
Ini lagu-lagu solo lo semua.
Gea
So what?
Igo
Kalau lo sombong, picik, gue tahu. Tapi ternyata lo narsis juga.
Gea
Well, thank you. You know me so well.
Igo
Tapi kita nyanyi berdua Ge, ini duett.
Gea
Dan kita butuh lagu-lagu yang dikenal penonton. Dan lagu-lagu gue sudah terbukti semua.
Igo mengambil sesuatu di saku belakangnya dan memberikan selembar kertas juga ke Gea.
Igo
Oh tenang kalau gitu. Ini rekomendasi lagu-lagu khusus duet dari gue. Ada banyak pilihan genre, dan semua lagu-lagu populer.
Gea melihat sekilas isi kertas tersebut.
Gea
Mungkin lo gak ngerti Go. Tapi gue.. benar-benar butuh menangin kompetisi ini.
Igo
Dan dengan senang hati gue mau bantuin lo.
Tiba-tiba Hema masuk ke studio, diikuti dengan sound engineer di belakang. Hema mencoba melerai keduanya.
Hema
Ini ada apa sih? Sampe kedengaran keluar tahu gak. Tuh, kalian gak malu dilihatin sama anak band.
Igo
Batu artis lo.
Gea
Lo yang batu.
Hema
Stopp, kayak anak kecil tahu gak kalian. Itu kertas apaan?
Hema mengambil kertas yang ada di tangan Gea dan Igo, dan melihat sekilas.
Hema
Jadi dari tadi kalian belum mulai latihan juga? Ampun deh. Okeh gue yang ngatur sekarang. Kalian bisa mulai latihan pakai lagu duet kalian yang dulu. Ya udah masuk sana.
Gea
Tapi _ _
Hema
Gak ada tapi tapi.
Igo
Kita nyanyi lagu yang mana?
Hema
Udah masuk saja ke ruang rekaman. Pas dengar intro kalian pasti tahu itu lagu yang mana.
Hema mendorong Gea dan Igo masuk ke dalam. Si sound engineer memainkan sebuah lagu dari mesin mixer.
Gea dan Igo berdiri bersebelahan, memasang headset di telinga. Lagu intro dimulai, keduanya saling menggangguk. Mereka menyanyikan lagu duet mereka dulu hingga selesai.
Setelah lagu selesai Gea membuka headset nya.
Gea
Lagu ini harus kita nyanyiin di Battle Star.
Igo
Setuju.
Igo mengulurkan tangannya, menunggu Gea menyambutnya. Selang beberapa detik kemudian keduanya berjabat tangan.