INT. STUDIO REKAMAN — SIANG HARI
Igo duduk sendirian di ruang mixer. Sedangkan di ruang rekaman ada anggota band yang sudah siap dengan instrumennya masing-masing. Igo melihat ke seluruh studio rekaman yang besar dan mewah ini.
Igo mengecek hp nya. Dia mengetik sesuatu.
Seseorang masuk ke ruang mixer. Orang tersebut duduk di sebelah Igo.
Igo hanya menggelengkan kepala. Sang sound engineer beralih mengecek mesin mixer dan memakai headset nya.
Igo kali ini mencoba menelpon seseorang.
Igo menghampiri sound engineer.
Igo memberikan jempolnya lalu masuk ke ruang rekaman.
Dia berbincang sebentar kepada anggota band dan terlihat anggota band senang menyambut Igo. Mereka saling melakukan high five.
Anggota band bergerak menuju instrumennya masing-masing, sedangkan Igo mengambil gitar biasa dan memakai headset.
Mereka semua mulai memainkan sebuah lagu, yaitu lagu punk rock kesukaan Igo. 1 lagu selesai. Kemudian lanjut ke lagu ke 2.
Sang sound engineer pergi keluar.
Tidak lama kemudian Gea masuk ke studio. Dari ruang mixer dia melihat Igo sedang nge-jam bareng anak band di dalam. Gea langsung menuju pojokan, agar tidak terlalu kelihatan. Dia mendengarkan sesi jam tersebut. Kepalanya bergerak mengikuti musik. Matanya melihat ke arah ruang rekaman, tanpa sadar sedang tersihir oleh penampilan Igo yang sangat berbakat, bernyanyi sekaligus bermain gitar.
Lagu ke 2 selesai. Gea pun akhirnya tersadar. Ketika Igo akan melanjutkan lagu ke 3, Gea langsung berbicara ke ruang rekaman lewat mic mixer.
Igo yang akan mulai memainkan gitarnya langsung berhenti. Melihat Gea sudah ada disana Igo pun langsung menaruh gitarnya dan keluar dari ruang rekaman, menghampiri Gea di ruang mixer.