INT. APARTMENT GEA — SIANG HARI
Gea memasuki apartment nya sendiri, diikuti oleh Hema di belakang.
Hema
Lo yakin karena itu alasannya Ge? Masa karena klausul LGBT doang dia mundur. Lagian harusnya dia paham dong televisi Indonesia kan emang sensitif soal begituan. Emang sudah aturannya juga dari pemerintah.
Gea
i..iya Hem. Dia tetep milih mundur.
Gea menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan beberapa kali menelan ludah.
Keduanya duduk di sofa.
Hema
Apa jangan-jangan dia _ _
Gea
Sudah lah gak usah dibahas. Kayaknya gue juga gak akan ikut kompetisi Battle Star.
Hema
Kita cari penyanyi lain. Pokoknya lo jangan nyerah. Sebentar gue ambil minum dulu ya.
Hema pergi menuju dapur, meninggalkan Gea sendirian di sofa. Gea menengadahkan kepalanya di senderan sofa, merenung meratapi nasibnya. Tapi beberapa saat kemudian Gea kembali sambil berlari kecil.
Hema
Ge, Ge, buka DM lo sekarang.
Gea
Apaan sih.
Hema
Bukaa buruan.
Hema menggoyang-goyangkan satu pundak Gea. Dengan malas Gea menegakkan kembali kepalanya dan melihat layar hp nya.
Gea
Iya iyaa.
Gea membuka Instagram di hp nya. Dia langsung menutup mulutnya yang menganga.
Gea
Anjrit! Si Igo nawarin diri buat jadi partner duet gue di Battle Star. Gak gak, gak mungkin, ini gak mungkin.
Hema
Gak mungkin gimana. Gea, ini pertanda semesta lagi mendukung lo.
Gea
Wait up, jangan-jangan.. lo.. yang DM dia duluan.
Hema
Sumpah enggak Ge. Nih lo cek sendiri kalau gak percaya.
Hema memberikan hp nya kepada Gea.
Gea berada di dalam kamar mandi, hanya mondar-mandir sambil berpikir keras. Hema di luar kamar mandi terus mengoceh membujuknya.
Gea akhirnya membuka pintu kamar mandi dan tepat Hema berdiri juga di depan pintu.
Gea
Okeh! Lo hubungin dia. Tapiii, gue cuma mau ngomong berdua saja sama dia. Empat mata.
Hema
Yakin?
Gea
Lo mau gue berubah pikiran?
Hema
Okok.
Hema langsung mencari hp nya.
INT. COFFEE SHOP — MALAM HARI
Gea dan Igo duduk saling berseberangan di meja yang sama. Gea menyeruput segelas kopi hangat.
Gea
Not bad. Jadi coffee shop ini punya lo. Gue pernah lihat di Instagram sih. Ini buka 24 jam?
Igo
Enggak sih sebenarnya. Karena lo tiba-tiba ngajak ketemuan saja makanya masih gue buka.
Gea
Kan lo sendiri yang DM gue. (Sengaja suaranya dikecilkan sambil menengok ke samping)
Igo
Kenapa?
Gea
Enggak kok, gak jadi.
Igo
Oh ya, apa kabar Ge? Lo baik-baik saja kan?
Gea
Begitu lah. Yah pasti lo tahu lah kasus video viral gue.
Igo
Lumayan kaget juga sih. Gak nyangka saja lo bisa ngelakuin hal itu.
Gea
Maksudnya?
Igo
Gea yang gue kenal gak akan ngelakuin itu.
Gea
Kenal? Ya emang lo ga kenal gue, makanya lo gak tahu apa saja yang bisa gue lakuin.
Igo
Sorry kalau gue buat lo tersinggung.
Gea
Gue emang tersinggung. Tapi ya sudah lah, gak penting. Btw lo tahu dari mana gue lagi butuh partner duet?
Igo
Billy. Dia cerita soal insiden tadi siang.
Gea
Terus kenapa lo nawarin diri? Bukannya buat orang yang kaget sama kelakuan gue harusnya menghindar dari gue ya?
Igo
Jujur gue juga gak tahu jawabannya kenapa. Tapi yang gue tahu pasti, cuma gue satu-satunya harapan lo saat ini. Ya kan?
Keduanya hanya saling menatap. Gea tidak menjawab pernyataan dari igo. Gea mencoba mengalihkan pembicaraan.
Gea
Btw, coffee shop lo ini ada 3 lantai?
Igo
Oh bukan, coffee shop nya di lantai ini saja. Kalau lantai 2 itu studio musik, dan lantai 3 studio tato.
Gea
Oh pantes lo tatoan sekarang. Beda banget sama lo yang dulu. Dulu tuh lo sukanya cuma pasang-pasang sticker di buku gambar, di tas sekolah. Sekarang advance lah ya. Yah gak sia-sia lah ninggalin karir terus belajar di luar negeri.
Kali ini Igo yang terdiam. Mereka hanya saling menatap. Igo berdiri dari bangkunya.
Igo
Sebenarnya gue pengen bantuin lo. Tapi kayaknya lo emang gak butuh bantuan siapa-siapa. Kalau gitu silahkan _ _
Gea ikut berdiri.
Gea
Lo gak berhak ngusir gue.
Igo
Ini tempat gue.
Gea
Lo yang DM gue duluan. Bukan gue, tapi lo.
Keduanya kembali terdiam, masih dengan posisi berdiri. Gea akhirnya kembali duduk, diikuti dengan Igo.
Gea
Gue emang butuh bantuan lo.
Igo
Dan gue juga mau bantuin lo.
Gea
Ok.
Igo
Ok. Deal? (Mengulurkan tangannya ke arah Gea)
Gea
Deal. (Menyambut tangan Igo)
Keduanya berjabat tangan. Suasana kembali hening dan canggung. Gea kembali menyeruput kopinya.
Gea
Boleh lihat studio-studio lo di atas?
Igo
Ya.. ya boleh. Dengan senang hati.
Gea dan Igo beranjak dari bangku dan Igo menuntun Gea naik ke lantai 2.