INT. APARTMENT — MALAM HARI
Gea duduk sendirian di sofa depan tv. Dia mengganti channel tv.
Di salah satu Chanel itu sedang disiarkan sebuah acara gosip yang sedang membahas kasus video viral Gea.
Gea mengangkat kedua kakinya dan memeluk lutut kakinya, lalu kembali mengganti channel lain.
Kali ini sebuah acara berita sedang tayang. Berita tersebut sedang membahas banjir yang terjadi di daerah Jawa. Kemudian berganti ke berita lain, yaitu berita kasus video viral Gea.
Gea langsung mengganti channel, lalu mengganti lagi, dan mengganti lagi.
Gea langsung membanting remote nya dengan kencang. Dengan muka memerah dirinya berdiri dari sofa dan meninggalkan tv yang masih menyala.
INT. APARTMENT — KEESOKAN HARINYA
Gea berbaring di tempat tidurnya. Gea sudah membuka mata, tapi tatapannya kosong. Gea terus melamun sepanjang hari sambil terus berbaring di tempat tidur nya. Jendela kamar apartement nya menunjukkan langit yang tadinya terang semakin lama menggelap. Hp nya terus berdering.
Gea duduk di meja makan, menaruh kepalanya di meja makan, kembali melamun, dengan potongan apel bekas gigitan dan beberapa kulit pisang di sampingnya. Hp nya terus berdering. Bell apartment nya pun juga berbunyi.
Gea duduk di dalam bathtub yang tidak berisi air di kamar mandinya, kali Hema sibuk men-scroll layar hp nya yang terus berbunyi. Di layar hp terlihat beberapa hate comment yang muncul di beberapa post Instagram nya, belum lagi dari DM nya juga.
INT. APARTMENT — KEESOKAN MALAMNYA
Bell apartment Gea terus berbunyi. Gea dengan enggan berjalan malas menuju pintu. Dirinya berdiri di depan pintu tanpa melakukan apapun, melamun sebentar. Lalu akhirnya membuka pintu apartmentnya.
Di luar sana sudah ada Hema bersama dengan dua polisi di belakangnya. Hema langsung memeluk erat Gea dan menyentuh beberapa bagian badan dari Gea.
Gea menggelengkan kepala, lalu berbisik ke telinga Hema.
Hema langsung mengangguk cepat.
Hema menemani dua polisi tersebut meninggalkan pintu apartment Gea.
Gea dan Hema duduk berdua di sofa apartment.
Gea menyandarkan kepalanya di pundak Hema. Air matanya turun ke pipi.
Gea makin menangis sesenggukan. Hema mencoba memenangkannya menepuk-nepuk punggungnya.
Gea dan Hema menyeruput teh di meja makan, ada martabak manis juga disana. Hema mengambil 1 potongan martabak.
Gea terdiam, hanya satu kakinya yang bergerak-gerak sedang menimbang-nimbang tawaran Pak Vijay yang dimohonkan Hema. Matanya berkedip sekali, lalu dia menghela nafas berat. Dengan ogah-ogahan Gea mengangguk, menuruti permohonan Hema. Hema pun langsung girang dan memeluknya.