The Person You Hate The Most
6. Chapter 6 [SCENE 34-45]

34.INT. LAPANGAN BADMINTON INDOOR - SORE

Terlihat pertandingan sengit antara Ando dengan ARMAN (18), lawannya. Mereka tanding satu lawan satu.

Saat Arman lengah, Ando melancarkan smash yang keras dan shuttlecock jatuh ke wilayah Arman tanpa perlawanan.

Pertandingan dimenangkan oleh Ando.

Ando kembali ke bench tempat tas dan peralatannya ditaruh. Pelatih menepuk pundaknya dan menyelamati.

Di seberang, Arman menatap kearah Ando dengan tatapan marah.

35.EXT. JALANAN - MALAM

Ando berjalan sendirian sembari mengunyah bakpao.

Bajunya sudah berganti dengan kaos baru dan celana pendek.

Ando tampak asyik mendengarkan lagu dari headsetnya.

ANDO

(menghayati)

And from now till my very last breath, this day I'll cherish, you look so beautiful in white...tonight~

ARMAN

(sinis)

Gue liat gak bosen-bosen ya lo dengerin lagu begituan.

Ando menghentikan langkahnya.

Ando menatap serius ke depan sembari melepas headsetnya, lalu berlahan berbalik ke belakang.

Terlihat Arman dan beberapa pemuda menatap Ando dengan ekspresi sinis.

Ando menghela napas.

Sudah menduga jika Arman tidak akan mau mengakui kekalahannya begitu saja.

36.EXT. GANG SEPI - MALAM

Terdengar bunyi pukulan bertubi-tubi.

Tampak dua orang pemuda memukuli Ando yang sudah tampak kepayahan.

Arman hanya diam memperhatikan sambil tersenyum senang.

Terdengar dering telepon tiba-tiba. Arman menoleh kearah handphone Ando yang terlihat menyala.

Handphone Ando tergeletak tak jauh dari tempat mereka berada.

Arman mendekati handphone Ando lalu menunduk memperhatikan siapa yang menghubungi Ando.

Terlihat kontak yang diberi nama "Ibu" memanggil.

Arman tersenyum miring lalu menginjak handphone milik Ando.

Handphone Ando terlihat retak dan mati.

Arman melirik kearah Ando.

Arman menyuruh kedua pemuda itu berhenti dan Arman mendekat kearah Ando yang sudah terduduk lemas bersandar pada tembok.

Arman jongkok di depan Ando dan menarik kerahnya.

ARMAN

Anak kemarin sore macem lo berani juga ya malu-maluin gue!

Walau terlihat kepayahan, Ando masih berusaha membuka mata dan balas menatap Arman.

ANDO

Berani malu-maluin lo? Gak salah? Ini pertandingan, bang. Kalo lo gak mau kalah ya tingkatin skill lo.

Arman menatap marah lalu membenturkan kepala Ando ke tembok.

ARMAN

Emang bener-bener ya lo, dah bonyok kayak gini masih bacot aja hah?!

Arman melirik kearah tangan Ando yang terkulai.

Arman menyeringai.

ARMAN

Kalo gue ancurin tuh tangan, kira-kira lo bakalan bisa tanding lagi apa enggak?

Ando melebarkan matanya.

Beberapa pemuda yang ada di belakang Arman juga ikut kaget mendengar ucapan Arman.

TEMAN ARMAN

L-lo bilang cuma mau ngasih ni anak pelajaran kan? Kalo pelatih tau kita-

ARMAN

(membentak)

DIEM LO!!

Teman Arman kembali terdiam walaupun terlihat takut.

Arman menarik tangan Ando.

ANDO

(merintih)

Argh!

Saat Arman hendak mematahkan tangan Ando, tiba-tiba sesuatu mengenai kepalanya.

ARMAN

Argh!!

Arman melepas cengkramannya ke tangan Ando lalu memegangi kepalanya dan menoleh ke benda yang mengenai kepala.

Terlihat botol minuman yang masih terisi penuh tergeletak di samping Arman.

Arman menatap marah kearah dimana botol tersebut terlempar.

Wajah pelempar tak terlihat jelas karena tertutup topi sekaligus tudung hoodie.

ARMAN

(membentak)

Siapa lo?!

Sambil memegangi bahunya yang terasa sakit, Ando melirik kearah luar gang.

Matanya menyipit agar bisa melihat jelas.

ANDO

(pelan)

Z-Zra?

Arman melirik kearah Ando lalu kembali memperhatikan sang pelaku pelemparan.

Arman tertawa lalu berdiri.

ARMAN

(meremehkan)

Oh temennya ni bocah?

Sang pelempar menarik tudung hoodienya lalu mencopot topinya.

Kini terlihat jelas rupa Ezra yang menatap datar kearah Arman.

37.EXT. JALANAN - MALAM

Beberapa pejalan kaki memperhatikan dengan sedikit takut dan sebagian terlihat menatap aneh.

Ezra nampak kepayahan memapah tubuh Ando yang berat.

Lengan satunya terlihat membawa tas jinjing Ando yang berisi raket.

Wajah keduanya terlihat lebam.

Ando berusaha untuk tidak pingsan. Ia melirik kearah buku jari Ezra yang memerah.

ANDO

Lo ngapain ikut-ikutan?

Ezra masih diam sambil menatap lurus ke depan.

EZRA

Kenapa? Lo gak mau gue bantuin?

Ando terkejut mendengar suara Ezra.

Tak lama kemudian terdengar suara tawa lepas Ando.

Ezra melirik aneh kearah Ando.

ANDO

(senang)

Gue gak nyangka akhirnya bisa ngobrol sama lo, Zra.

Ezra kembali melihat kearah depan.

EZRA

(datar)

Gue juga gak nyangka lo seberat ini. Lo atlet harusnya jaga pola makan.

ANDO

(gak terima)

Eh ini mah yang bikin gue berat karena otot sama tulang ya bukannya lemak!

Papahan Ezra melemah dan Ando terlihat melorot hampir jatuh.

ANDO

Eh guenya mau jatuh woy!

EZRA

Ya makanya diem jangan banyak tingkah.

Ando kembali tertawa.

ANDO

Adududududuh!

Ia memegangi perutnya yang kembali terasa sakit.

ANDO

Zra istirahat dulu kali ya gue gak sanggup sumpah. Ini beneran kita harus jalan sampe depan?

EZRA

Kalo mau pesen taksi online gak bisa disini harus ke depan.

Ezra berjongkok di depan Ando dengan kedua tangannya ke belakang.

Ando menatap Ezra bingung.

ANDO

Ngapain, Zra?

Ezra masih di posisi yang sama.

Ando kaget begitu tahu maksud Ezra.

ANDO

Asal lo tau gue lebih tinggi plus lebih berat dari lo, gak mungkin bisa lo gendong gue, Zra.

EZRA

Bisa.

ANDO

Lo juga abis dipukulin kalo lo lupa.

Ezra menoleh dan mendongak kearah Ando dengan tatapan tajam.

EZRA

Oh ngeremehin gue?

ANDO

Enggak gitu!

Ando nyerah dan akhirnya setelah mengambil tasnya, Ando menjatuhkan badan ke punggung Ezra.

Ezra berdiri.

Kaki Ezra terlihat gemetar karena gak kuat nahan beban dan tak lama keduanya terjatuh.

38.EXT. JALANAN - DEPAN TOKO - MALAM

Ando mendongak dengan pandangan datar sambil memegangi kepalanya.

ANDO

Kan gue bilang juga apa.

Ezra yang berdiri di depan Ando pura-pura gak denger.

Ezra terlihat memainkan handphone-nya.

Ezra menyodorkan handphone-nya ke Ando.

EZRA

Lo minta jemput aja.

Ando menatap bingung.

ANDO

Hah?

EZRA

Kalo lo dah gak sanggup jalan, minta keluarga atau temen lo buat jemput.

Ando menggeleng cepat.

ANDO

Gak enak guenya, Zra. Plis lo gue repotin nganter gue balik gak papa ya, Zra? Plis plis...

Masih dengan posisi berdiri di depan Ando, Ezra menunduk memperhatikan Ando yang memegangi perutnya.

EZRA

Yakin masih kuat?

Ando bersandar di teralis toko yang sudah tutup.

ANDO

Jujur mata gue dah berat sih, sial bener perut sama dada gue kena pukul juga. Tapi gue gak akan pingsan sekarang kok.

Ezra menghela napas.

Merasa seseorang tengah mengawasi mereka, Ezra menoleh ke belakang.

Tapi tak terlihat siapa-siapa.

39.EXT. SEKOLAH - PAGI

Ega salaman dengan guru di gerbang sekolah sembari menuntun sepedanya.

Ega berjalan menuju ke parkiran sepeda.

Saat tengah asyik jalan, tiba-tiba Caca menendang roda belakang sepeda Ega.

Karena gak siap, pegangan Ega ke sepeda lepas tapi untungnya Ega berhasil menyeimbangkan sepedanya lagi.

Caca pura-pura shock melihat kearah Ega.

CACA

(tatapan polos)

Aduh sori ya Ga, guenya gak liat.

EGA

Gak liat gimana orang gue sama sepeda gue segede ini?

CACA

Ya pokoknya kalo gue bilang gak liat ya gak liat.

Caca mengangkat bahu lalu dengan santai berjalan menuju kelas.

EGA

Awas lo ya!

40.INT. KELAS - PAGI

Bel jam pertama usai berbunyi.

Guru yang mengajar kelas IPS 1 mengakhiri jam pelajarannya kemudian pergi.

Terlihat meja Ando dan Ezra kosong.

Kevin mengajak Ega ngobrol.

KEVIN

Si Ando tumben gak masuk gak ada kabar, biasanya kalo mau bolos karena tanding atau apa pasti ngabarin gue.

Ega menoleh ke meja Ando.

EGA

Lo dah ngechat dia?

KEVIN

Udah, gue telpon malah. Tapi gak aktif.

Kevin memutar kepalanya ke belakang.

KEVIN

Ezra juga gak masuk padahal gak pernah bolong.

Tepat setelah Kevin ngomong, Ezra masuk.

Kevin menoleh ke pintu.

KEVIN

Oh masuk ternya-

Kevin terdiam begitu melihat Ezra.

Para siswa di kelas menatap Ezra kaget karena wajah dan badannya dipenuhi lebam.

Mereka hanya diam memperhatikan karena terlampau kaget dan Ezra berjalan menuju mejanya di belakang.

Baskara menatap serius ke arah Ezra.

BASKARA

Kenapa?

Ezra hanya diam dan mengambil buku pelajarannya dari tas.

Baskara mencondongkan badannya kearah Ezra dan menarik tangan Ezra.

BASKARA

Gue tanya lo kenapa bisa babak belur gini?

Ezra menepis kasar tangan Baskara.

Ezra menatap marah ke arah Baskara.

EZRA

Urusan sama lo apa emang?

BASKARA

Gue ketua kelas, gue berhak tau kalo anggota di kelas gue terlibat masalah.

EZRA

Bukannya gue udah sering keliatan babak belur? Harusnya lo udah paham kalo ini makanan sehari-hari gue.

Ezra membuka bukunya asal.

Baskara menghela napas.

BASKARA

Siapa lagi yang mukulin lo?

Ezra menghentikan gerakan tangannya.

Matanya memerah.

Ezra menoleh kearah Baskara.

EZRA

Pertanyaan lo gak salah?

Baskara menatap bingung kearah Ezra.

EZRA

Bukannya harusnya lo tanya siapa lagi yang gue pukulin ya?

Baskara terdiam begitu melihat Ezra menatapnya dengan sorot yang tak dapat terbaca.

Caca dan yang lain terlihat menoleh ke belakang namun tak berani ikut campur dengan percakapan keduanya.

41.INT./EXT. LORONG SEKOLAH - SORE

Kevin, Ega, Baskara berjalan menuju parkiran.

Baskara masih menatap lurus Ezra yang berjalan di depan.

Tak lama Ezra bersenggolan dengan SISWA A yang melawan arah.

Ezra diam memperhatikan siswa A.

Ezra mengingat kejadian saat di jam pertama tadi.

42.EXT. TAMAN SEKOLAH - PAGI

//FLASHBACK HUKUMAN EZRA TELAT//

Ezra berjongkok di pojokan mencabuti rumput liar.

Sesekali ia menyentuh bibirnya yang terasa perih.

Berbeda dengan dirinya yang hanya sendiri, di sisi lain para siswa yang telat nampak bergerombol mengerjakan hukuman.

Tak lama dua orang siswa lewat di belakang Ezra.

Mereka tidak sadar jika ada Ezra karena badan Ezra tertutup dengan pohon besar.

SISWA A

Gue ngeliat dengan mata kepala sendiri, si berandal anak kelas IPS 1 itu ngehajar temen sekelasnya.

SISWA B

Gilaaa, terus terus?

SISWA A

Ya gitu deh, gue gak berani nolongin jugalah, yang ada gue ikutan dipukulin.

SISWA B

Aduin guru aja gak sih?

SISWA A

Dih yang ada ntar gue beneran dipukul sama tuh anak!

Kedua berlalu sembari tertawa.

Ezra berhenti mencabuti rumput dan hanya diam menunduk memperhatikan rerumputan di bawahnya.

//FLASHBACK HUKUMAN EZRA TELAT - SELESAI//

43.INT./EXT. LORONG SEKOLAH - SORE - CONTINUOUS

Siswa A melirik takut kearah Ezra dan segera berlalu sembari memegangi bahunya yang sempat berbenturan dengan Ezra, padahal benturan mereka tidak keras dan siswa A itu yang menabrak duluan.

Siswa lain yang melihat, memandang Ezra takut dengan sekilas dan langsung berlalu menjauhi Ezra.

Ezra diam dan melanjutkan jalan.

Siswa A berjalan melewati Kevin, Ega, dan Baskara.

SISWA A

(pelan)

Bisa-bisanya masih berani masuk setelah mukulin temen sekelasnya sendiri.

Kevin, Ega, Baskara terhenti dan menatap kaget kearah siswa A.

44.INT. KELAS - PAGI

Ega masuk ke kelas.

Caca dan Anggi yang tengah mengobrol langsung menghampiri Ega.

CACA

(khawatir)

Gimana, Ga? Dan ketemu Ando? Dia beneran sakit?

Ega menggeleng.

EGA

Gue, Kevin, sama Baskara udah dua harian ini ke rumah Ando tapi ibunya gak ngizinin kita ketemu. Katanya Ando harus bener-bener istirahat.

ANGGI

Ga... Emang bener ya Ezra yang mukulin Ando? Jujur gue gak percaya.

EGA

Dan lo pikir gue percaya? Masalahnya kita gak bisa kontak Ando sama sekali, jadi belum bisa mastiin kejadian sebenernya gimana. Ibunya setelah nolak juga langsung nutup pintu.

Caca meremas kedua tangannya.

CACA

Tapi satu sekolahan taunya kalo Ezra yang mukulin Ando. Lo ngerti kan walaupun beberapa di antara anak kelas masih ngerasa takut dan segan sama Ezra, tapi gak ada satupun yang mikir buruk ke dia. Tapi kalo anak kelas lainnya...

ANGGI

Gue sampe harus ngajak ribut tuh cewek-cewek nyinyir yang ngejelek-jelekin Ezra di kantin. Si Ando harus buru-buru konfirmasi sih karena kalo enggak Ezra yang bakal kena.

Ega mengusap wajahnya kasar.

Ezra masuk ke kelas. Kepalanya tertutup tudung hoodie hitam miliknya.

Ketiganya terdiam.

Ega mencoba tersenyum.

EGA

Pagi, Zra.

Ezra tak membalas dan terus berjalan ke mejanya.

Perlahan senyum Ega menghilang dan matanya memperhatikan Ezra dengan raut khawatir.

Ezra hanya diam dan menatap luar dari jendela.

45.INT. KELAS - SIANG

Kelas terlihat sepi karena memang sudah waktunya istirahat. Di kelas tersisa Ega, Kevin, Baskara, ditambah dua siswi yang tetap di kelas karena membawa bekal.

Baskara duduk di kursinya sedangkan Ega dan Kevin berdiri di dekat meja Baskara.

KEVIN

Ntar pulang sekolah kita coba ke rumah Ando lagi. Ibunya bilang dia udah mendingan kan?

Baskara diam memperhatikan meja Ezra.

EGA

Ezra masih gak mau ngejelasin soal dia emang beneran terlibat apa enggak?

Baskara menggeleng pelan.

Tiba-tiba terdengar bantingan dari pintu kelas.

Mereka menoleh ke pintu dan kaget begitu melihat Ando disana dengan ekspresi marah.

Kevin berjalan cepat kearah Ando.

KEVIN

Woy, Ndo-

ANDO

(sarat emosi)

Ezra dimana?

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar