57. EXT. PANGGUNG KONSER - NIGHT
ANYA dan ANGGA baru saja menyelesaikan lagu duet mereka di atas panggung. Terlihat antusiasme para penonton yang mengedap-ngedipkan lampu mobil mereka.
ANGGA
Let's give a big applause to our dear ANYA,
Para hadirin bertepuk tangan dan mengedap-ngedipkan lampu mobil mereka.
ANYA
Thank you semuanya. See you on the next stage.
ANYA memeluk ANGGA lalu pamit dari panggung.
ANGGA
Untuk menutup konser malam ini, saya akan perform solo menyanyikan sebuah lagu indah dari Almarhum Chrisye yang sangat personal untuk saya.
ANYA berjalan ke backstage dan menonton penampilan ANGGA dari TV di belakang panggung. Musik mulai dimainkan. ANGGA memejamkan matanya dan meresapi musik yang disenandungkan.
ANGGA
"Andai aku bisa/memutar kembali/Waktu yang telah berjalan/tuk kembali bersama/di dirimu selamanya."
ANYA tampak ternganga melihat penampilan ANGGA yang penuh dengan rasa.
ANGGA
"Bukan maksud aku/membawa dirimu/masuk terlalu jauh/Ke dalam kisah cinta/Yang tak mungkin/Terjadi."
Mata ANYA mulai berkaca-kaca.
ANGGA
"Dan aku tak punya hati/untuk menyakiti dirimu/dan aku tak punya hati tuk mencintai/dirimu yang slalu mencintai diriku/walau kau tahu diriku/masih bersamanya."
Air mata ANYA mengalir semakin deras. Ia langsung berjalan meninggalkan area belakang panggung.
CUT TO:
58. INT. HOTEL - KAMAR ANGGA - NIGHT
ANGGA terlihat lemas. Ia membuka pintu kamarnya. Terdengar suara piano di dalam. ANGGA tampak bingung. Ia lalu melihat dinding kamar hotelnya dipenuhi poster Angga dan Anya semasa kecil ketika mereka berdua masih tergabung di dalam group "Duo Tralala".
ANGGA terus berjalan ke ruang tamu kamarnya. Tampak ANYA dengan kepangan rambut dua memainkan piano sambil bernyanyi lagu When We Were Young. Mata ANGGA mulai berkaca-kaca.
ANYA
"Let me photograph you in this light/in case it is the last time that we might /be exactly like we were /before we realized/We were scared of getting old it made us restless/It was just like a movie/It was just like a song."
ANGGA kemudian ikut menyanyikan lagu tersebut.
ANGGA
"I was so scared to face my fears/ Nobody told me/that you'd be here/And I swear you moved overseas/That's what you said/When you left me."
ANYA
"You still look like a movie/You still sound like a song/My God this reminds me/of when we were young."
ANGGA & ANYA (together)
"Let me photograph you in this light/in case it is the last time that we might /be exactly like we were /before we realized/We were sad of getting old it made us restless/It was just like a movie/It was just like a song, when we were young."
Lagu selesai. ANGGA langsung memeluk ANYA.
ANGGA
This is my favorite song. Thank you ya nya.
ANYA
This is my favorite song too. Lu inget gak dulu waktu bokap sama nyokap gue mau cerai, dan gue ngerasa down banget, elu sering nyanyi buat gue. Sekarang Giliran gue yang nyanyi buat lu my bro.
ANGGA
You’re the best nya. Gue beruntung banget punya sahabat Kayak lu. (Merangkul ANYA)
ANYA
Gue Juga ngerasa beruntung punya sahabat kayak lu dari kecil ga. Kalo bukan karena lu, mungkin gue gak akan kuat hadapin perpisahan bokap dan nyokap waktu dulu.
ANGGA tersenyum malu.
ANGGA
Hmm, speaking about Om DIDI, ngomong-ngomong dia sekarang apa kabar nya? Gue udah lama gak denger kabarnya om DIdi.
Ekspresi ANYA langsung berubah menjadi sendu begitu mendengar nama ayahnya disebut.
ANGGA terlihat bingung melihat ekspresi ANYA.
ANGGA (CONT'D)
ANYA, Are you okay? Maaf ya kalo yang gue tanya tadi bikin lu tersinggung.
ANYA
It's okay.
ANGGA
Gue gak bermaksud bikin lu sedih dengan singgung soal Om DIDI nya. Kalo lu gak mau bahas itu gapapa. I'm totally understand.
ANYA
Gapapa. This whole thing about my dad is complicated. Satu sisi gue kangen banget sama dia. Tapi di sisi lain gue masih belum bisa maafin dia. Karena gimanapun juga, gara-gara dia gue terpaksa pindah ke Amerika.
ANGGA
But you know that he loves you right?
ANYA
To be honest I don't know. Dari dulu dia hanya sibuk dengan pekerjaannya aja. Cuman mama yang selalu temenin gue kemanapun gue pergi. Bahkan waktu gue di Amerika, dia gak pernah barang sekalipun mencoba menghubungi gue.
ANGGA
Jadi sejak tiba di Jakarta, lu gak pernah ketemu sama dia? Do you know where is he now?
ANYA
Actually, I know. Beberapa hari yang lalu, gue dapet kabar dimana dia tinggal dari salah satu kerabat gue yang tinggal disini. But I prefer not to meet him. (Pause) Anyway... (mengusap air matanya) Sorry ya. Gue bela-belain bikin kejutan begini supaya bisa ngehibur lu. Eh, jadi malah sedih-sedihan gini gue.
ANGGA
No don't be sorry. Yang ada Gue justru makasih banget nya. Seneng rasanya bisa spend time kayak gini lagi bareng lu. Just like old times. Apalagi liat kepangan rambut lu ini. Persis banget kayak jaman dulu. Jadi berasa nostalgia.
ANYA
It's my pleasure, ANGGA. Anything to make my best friend happy.
ANGGA
Damn, jangan terlalu baik ah lu nya. Ntar gue naksir beneran sama lu. (tertawa)
ANYA
Ishh mulai ngaco deh nih orang ya. (tertawa)
ANGGA
Canda nya. (tertawa)
ANYA
Anyway.. (pause) nanti kalo lu dah nikah, jangan lupa sama gue ya.
ANGGA
Astaga ANYA. Lu kok mikirnya gitu sih? Ya gak akan mungkin lah. Mana bisa gue lupa sama sahabat terbaik gue yang satu ini. (mengusap rambut ANYA)
ANYA
Issh berantakan rambut gue tauk. Ya udah deh sekarang kita dance yuk. Gue udah siapin Lagu andalan kita berdua waktu masih kecil.
ANGGA tertawa. ANYA bangkit dari kursinya dan menyalakan speaker bluetooth. Terdengar lagu anak-anak yang dulu pernah mereka populerkan sebagai DUO TRALALA.
ANYA dan ANGGA bernyanyi dan menari bersama. Mereka berdua tampak tertawa lepas.
Di Meja Piano, Terlihat nama HENNY muncul di ponsel ANGGA namun panggilan teleponnya tidak terdengar oleh ANGGA.
Setelah lelah bernyanyi dan menari bersama, ANYA dan ANGGA tertidur di sofa.
FADE TO BLACK
FADE IN
59. INT. HOTEL - KAMAR ANGGA - MORNING
Telepon selular ANGGA berbunyi. ANGGA terbangun di Sofa. Ia terkejut melihat ANYA tertidur di sampingnya. ANGGA menjawab teleponnya.
ANGGA
Halo (nada mengantuk)
RINI (O.S)
ANGGA, kamu kok susah banget sih dihubungi.
ANGGA
Sorry rin. Semalem gue kecapean.
RINI (O.S)
DIANA lagi di rumah sakit. Semalam dia kecelakaan. Kondisinya masih kritis dan sampe sekarang masih belum sadar.
ANGGA langsung bangkit dari sofa.
ANGGA
Hah? DIANA kecelakaan?
ANYA terkejut mendengar suara ANGGA. Ia langsung terbangun dari tidurnya.
RINI (O.S)
Iya, Tante HENNY yang ngabarin. Lu katanya dari semalam susah banget dihubungi soalnya.
ANGGA
Okay okay gue cabut sekarang kalo gitu.
ANGGA menutup teleponnya dan langsung bersiap pergi.
ANYA
Gue gak salah denger ga? DIANA kecelakaan?
ANGGA
Iya nya.
ANYA
Terus keadaan dia sekarang gimana?
ANGGA
Katanya masih belum sadar nya. Ini gue mau langsung cabut sekarang ke Jakarta.
ANYA
Okay Gue ikut.
ANYA dan ANGGA langsung bergegas pergi meninggalkan kamar hotel.
CUT TO:
60. INT. RUMAH SAKIT - KAMAR DIANA - DAY
ANGGA dan ANYA masuk ke dalam kamar DIANA. Tampak HENNY sedang duduk di samping DIANA yang masih tidak sadarkan diri.
ANGGA
Tante, Gimana keadaan DIANA?
HENNY
Loh? Muncul juga toh? Kemana aja semalem? Susah banget dihubungi, Mentang-mentang lagi asyik sama pacar palsunya.
ANGGA
Tante jangan gitu dong.
HENNY
Dari awal tante udah gak setuju ya sama Gimmick konyol ini. Dan akhirnya bener kan kejadian? Semalam DIANA datang ke rumah. Nangis-nangis gara-gara kamu. Habis itu Gak lama setelah dia pulang, tante dapat kabar dari rumah sakit kalau dia kecelakaan. Untung aja nomor tante yang jadi emergency contact dia.
ANGGA tersentak. Ia terlihat sangat bersalah.
ANGGA
Maaf tan. Kita gak nyangka semuanya bakal berakhir kayak gini.
HENNY
Minta Maafnya jangan ke tante. Sana ke pacar Kamu. Ya udah mumpung kalian disini, Saya mau keluar bentar. Handphone DIANA saya bawa.
HENNY pergi meninggalkan ruangan kamar.
ANGGA langsung menghampiri DIANA yang masih belum sadarkan diri.
ANGGA
Sayang, Aku minta maaf udah gagal jadi pacar kamu. Selama ini aku udah egois. Yang aku pikirin hanya mimpi aku. Ambisi aku. (menangis) Mulai sekarang Aku janji akan tinggalkan semua ini supaya kita bisa sama-sama lagi kayak dulu.
Air mata ANYA langsung mengalir deras mendengar kata-kata ANGGA. Ia lalu keluar dari kamar.
CUT TO:
61. INT. RUMAH SAKIT- LORONG DEPAN KAMAR - DAY
ANGGA keluar dari dalam kamar. Terlihat matanya yang bengkak karena lelah menangis.
ANYA duduk di lorong depan kamar. ANGGA datang menghampiri ANYA. Air matanya menetes kembali.
ANYA
She will be alright. Trust me. Lu harus kuat ya. (Menepuk pundak ANGGA)
ANGGA
Andai aja waktu itu gue langsung datang. Andai aja gue ikutin permintaan DIANA untuk segera lamar dia di depan bapaknya, ini semua gak bakalan terjadi nya.
ANYA
ANGGA, plase stop blaming yourself.
ANGGA
Gue gak akan bisa maafin diri gue kalo DIANA sampe kenapa-kenapa nya.
ANYA terdiam sejenak. Ia lalu memegang tangan ANGGA, dan menarik nafas dalam-dalam sebelum berbicara.
ANYA
ANGGA, Starting from today, there will be No more Gimmick between us. Kita akhiri semuanya mulai detik ini juga. Masalah tur konser lu ga usah khawatir. Nanti gue yang akan bicara langsung ke RENATA.
ANGGA tampak sangat terkejut. ANYA lalu memeluknya.
ANGGA
Nya, I don’t know what to say..
ANYA
You deserved to be happy. Itu yang terpenting. Gue gak mau jadi orang yang menghalangi kebahagiaan kalian berdua.
ANYA melepas pelukannya. Ia memegang wajah ANGGA sebelum beranjak pergi.
ANYA
Please take care.
ANYA berdiri dan berjalan meninggalkan ANGGA. Air matanya yang ia tahan sejak tadi akhirnya mengalir juga.