15. EXT. HALAMAN PARKIR PEMAKAMAN - MOBIL - AFTERNOON
ANGGA , DIANA dan ANYA memasuki mobil Alphard yang sudah menunggu mereka di halaman parkir area kuburan.
ANGGA
(Menarik nafas dalam) Arggh I’m So tired.
DIANA
Setidaknya tadi acara pemakaman om udah berjalan lancar babe.
ANYA
Iya DIANA bener. Acara pemakamannya Om ROBIN udah selesai. Sekarang kamu bisa fokus sama tante RANTI dan gak usah mikirin yang lain dulu. Apalagi kerjaan.
DIANA
Iya babe. Rejeki bisa datang dari mana aja. Walaupun sekarang cafe tutup, nanti pasti akan ada jalan lain.
ANGGA
This is just too much for me. Ketika gue pikir satu masalah udah selesai, masalah lain terus berdatangan.
Handphone ANGGA berbunyi kembali.
ANGGA (CONT'D)
Arghh What Now?
DIANA
Siapa babe?
ANGGA
Ini orang Bank dari kemarin telepon mulu minta gue datang kesana. Ini sekarang mereka SMS lagi minta gue kesana sekarang. Gak tau sikon apa?
ANYA
Jangan-jangan Om Robin ninggalin warisan ke kamu ga? Kan lumayan bisa bantu bayar pengobatan tante. Coba kesana aja.
ANGGA
Is that OK? Gue gak enak sama lu nya. Ini kita dari tadi udah numpang pake mobil yang lu sewa. Ini masa pake stop by kesana pula.
ANYA
Aduh mulai deh. Kayak sama stranger aja. Mana alamat bank nya supaya gue kasih ke driver gue.
ANGGA
Thanks nya. I'll send the address to your whatsapp.
ANYA
Nah gitu dong.
CUT TO:
16. EXT. HALAMAN PARKIR BANK - MOBIL APLHARD - DAY
Tampak Mobil ALPHARD sampai di parkiran.
ANGGA
OK gue keluar ya. kalian gak ikut turun?
ANYA
No I'll wait here.
DIANA
Aku juga disini aja babe, temenin ANYA.
ANYA terkejut. Namun Ia mencoba bersikap tenang.
ANGGA
Oh okay then. Please wait ya. I'll be back soon.
Pintu Mobil terbuka dan ANGGA meninggalkan mobil. ANYA dan DIANA saling tersenyum canggung. Selama beberapa detik suasana sunyi kikuk.
DIANA
So (pause) Aku denger dari ANGGA katanya kalian udah kenal dari umur tujuh tahun ya?
ANYA
Yes you're right darling.
DIANA
That's nice. ANGGA sering bilang kalo kalian udah sahabatan dari kecil, tapi dia gak pernah cerita gimana kenalannya.
ANYA
Oh Iya. Jadi waktu nyokap sama bokap aku pindah ke Jakarta, rumahku itu pas banget sebelahan sama ANGGA. Awalnya sih cuman temen main doang. Tapi Lama-lama Papanya ANGGA notice kalau kita berdua sama-sama suka nyanyi. Akhirnya dibikinin lagu deh. Iseng-iseng dibikinin single, eh ternyata laku. Without we realized, kita berdua ternyata udah terkenal kemana-mana.
DIANA
Wah gitu ya. Gimana rasanya terkenal di usia kalian yang masih muda nya?
ANYA
It's a mix feeling na. Satu sisi seneng, sisi lain agak risih aja karena gak bisa leluasa main seperti anak-anak normal yang lain karena selalu dikerubungi orang-orang.
DIANA
Ah I see. Well kamu tau gak dulu dulu waktu aku masih kecil, aku nge fans banget loh sama kalian berdua.
ANYA
Oh ya? (tersenyum senang)
DIANA
Iya beneran. Poster foto kalian berdua tuh ada di dinding aku. Sampe pernah kapan hari waktu ada acara meet and greet, aku bela-belain ijin sekolah supaya bisa datang ke mall untuk liat kalian.
ANYA
No way! You must be kidding. (tertawa).
DIANA
I'm serious (ikut tertawa) I really look up to you since I was a little nya. Dulu aku bahkan sampe dandan ala-ala princess kayak kamu. Secara kamu kan dari kecil keliatan udah modis banget. Dikuncir dua aja tetep keliatam keren.
ANYA
Oh stop it. Kamu bikin aku malu ah.
DIANA
(tertawa) Aura bintang kamu dari kecil tuh emang kuat banget. Semua anak perempuan dari dulu goal nya pengen banget jadi ANYA. Well even sekarang semua orang masih pengen jadi kamu.
ANYA
(wajahnya berubah sendu) Well But do you want to know my secret?
DIANA
(kaget) What is it?
ANYA
Honestly speaking, I'm not happy with my life. Sejak divorced dan pindah ke Amerika 10 tahun yang lalu, my mom forced me to stop singing and just be a model. Aku gak pernah tau kenapa but I think it kinda related with the reason why I left Jakarta.
DIANA
Oh ya? Kamu pernah coba cari tahu kah?
ANYA
I've tried but never find out why.
DIANA
Now let me ask you. Do you really love to sing and make it as your carrier?
ANYA
I love it sooo much.
DIANA
Well you are an adult now. Why holding back from doing what you love, right?
ANYA
(memegang tangan DIANA) You are right. Why I never think about it. Selama ini gue selalu takut ngecewain nyokap and just follow whatever she thought me. But from now on I must start thinking about what I want and stop sacrificing my happiness for other people.
DIANA
That's my girl.
ANYA
(memeluk DIANA) No wonder why ANGGA loves you so much. You are such a special human being.
DIANA
We all are special in our own ways nya.
ANYA
So now, if you don't mind me to ask, dulu gimana kenalan sama ANGGA?
DIANA
Hmmm dulu kita temen satu sekolah di SMA. Well seperti yang gue bilang sebelumnya, karena dari kecil gue udah nge fans banget sama kalian berdua, jadi waktu tahu kalau temen sekelas gue itu EX DUO TRALALA gue langsung kayak star struck gitu.
ANYA
(tertawa) Oh ya? Ya ampun you are so cute. Jadi kalian langsung kenalan di kelas dan pacaran gitu?
DIANA
No. Aku tuh dulu jarang bergaul. Walaupun aku satu kelas sama ANGGA tapi aku hampir gak pernah ngobrol sama dia. Secara ANGGA kan memang salah satu anak populer di sekolah. Kita berdua justru kenalan ketika ANGGA lagi bener-bener down banget.
ANYA terlihat shock.
ANYA
Oh really? What happened.
DIANA
Jadi, waktu itu aku habis selesai ekskul penulisan di sekolah. Kebetulan aku rencana pulang sekolah sama temenku yang satu ekskul Musik sama ANGGA. Jadi aku lagi ke ruangan ekskul musik untuk cari temenku.
CUT TO:
FLASH BACK
17. INT. RUANG MUSIK SEKOLAH, 5 TAHUN YANG LALU - AFTERNOON
DIANA(17) masuk ke ruang musik. Ruangan tersebut tampak kosong. Ia terlihat kebingungan. DIANA lalu mengambil Handphone-nya.
DIANA
Halo Kezia, lu dimana? Ini gue udah sampe. (pause sejenak). Hah? Udah pulang? Kok gak ngabarin sih? Ini gue udah sampe di ruang musik loh padahal. Ya udah deh kalo gitu gue pulang sendiri.
Ketika DIANA hendak melangkah keluar, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang sedang berbicara dengan sangat keras di telepon. DIANA terlihat penasaran dan berjalan menuju ke arah suara itu.
ANGGA
Pak, Saya minta tolong kasih saya kesempatan sekali lagi aja. Saya ada lagu lain yang udah saya persiapkan jauh lebih dulu sebelum lagu ini.
DIANA berjalan perlahan mendekat ke arah ANGGA (17).
ANGGA (CONT'D)
Jangan gitu dong pak. Masa karena satu lagu yang gagal ini saya jadi gak boleh kirim lagu yang lain? Saya minta tolong sekali pak. Kasih saya kesempatan satu kali lagi (menahan tangis)
DIANA bersembunyi di balik dinding tepat di belakang ANGGA.
ANGGA (CONT'D)
Halo pak. Halo. Pak, tolong jangan ditutup teleponnya. Pak! ARGH! (berteriak)
ANGGA membanting Handphone-nya dan berteriak sangat keras. DIANA terlihat ketakutan sambil bersembunyi di balik dinding. ANGGA lalu mengambil seutas tali dan hendak menggantung diri. DIANA mengintip dari balik dinding dan langsung berlari ke arah ANGGA serta mengambil tali tersebut dari tangan ANGGA.
DIANA
DON'T!! (berteriak)
ANGGA
Hey sini kembaliin talinya! (mencoba mengambil tali tersebut dari tangan DIANA)
DIANA
No! Gue gak akan kembaliin tali ini. Elu butuh bantuan. Gue akan lapor ke guru BP.
ANGGA
Lapor aja! Gue gak takut. Lagian buat apa terus ada kalo hanya buat sengsara.
DIANA
Iya mati sih gampang. Tapi lu mikir gak dampaknya ke orang-orang di sekitar lu kalau lu bunuh diri? Lu mikir gak gimana perasaan ibu lu kalau dia denger anaknya mati dengan cara begini? Ibu gue dulu bunuh diri dan sejak saat itu hidup gue gak pernah sama lagi. You have no idea gimana impactnya kalau orang yang elu sayang tiba-tiba ninggalin lu gitu aja.
ANGGA seketika mematung. Matanya berkaca-kaca lalu Ia menunduk sambil menangis meraung-raung. DIANA lalu terbawa emosi dan juga ikut menangis sambil menepuk pundak ANGGA.
fade to black
fade in
18. INT. KANTIN SEKOLAH - AFTERNOON
Kantin tampak kosong. Terlihat ANGGA tiduran di meja kantin sambil memandang langit-langit dan DIANA duduk di kursi.
ANGGA
Jadi waktu itu lu umur berapa?
DIANA
Dua belas tahun. Bokap nikah siri dengan istri keduanya dan nyokap gak terima. Dia jadi depresi dan akhirnya bunuh diri.
ANGGA
(terdiam sejenak) I'm so sorry to hear that you have to suffer such things at a very young age.
DIANA
It's okay. Dari kecil emang udah terbiasa menderita. (tertawa kecil)
ANGGA
Terbiasa? (menoleh ke arah DIANA)
DIANA
Iya. Bokap dari dulu udah sering bawa calon istri keduanya ke rumah, dan nyokap gak ikhlas. Nyokap jadi depresi dan akibatnya gue yang sering jadi pelampiasan amarahnya dia.
ANGGA
Wow. I thought I'm the most miserable human in this world.
DIANA
Masih banyak orang-orang di luar sana yang lebih menderita dari kita ga. And if you don't mind me to ask, kenapa sih lu sampe ambil keputusan seperti tadi?
ANGGA
Semua tabungan gue dari jaman kecil lenyap diembat bokap, dan dia sekarang udah pergi dari rumah karena ribut sama nyokap. Lalu Sekarang nasib karir gue di musik berakhir seperti ini. Gue ngerasa udah gak ada tujuan hidup lagi.
DIANA terdiam selama beberapa detik.
DIANA
ANGGA, Let me tell you something. Hidup itu kejam. And it Will always be. Tapi bukan berarti kita harus menyerah gitu aja. Sekarang tinggal gimana caranya kita memandang hidup dari point of view yang berbeda. Try to always find the Positive side in every circumstances. Sekarang gue tanya. Apakah musik hanya soal rekaman atau kontrak label?
ANGGA
Hmm I dont think so.
DIANA
See? Banyak yang bisa lu lakukan di dunia musik. Kamu bisa tetap ciptakan lagu dan nyanyikan itu ke cafe-cafe contohnya. We never know. Jangan-jangan suatu hari nanti kamu bakal ketemu produser yang suka sama lagu kamu.
ANGGA bangkit dari meja dan memandang wajah DIANA dengan penuh kagum. DIANA salah tingkah dan mencoba mengalihkan pandangannya dengan memperbaiki kacamatanya.
ANGGA
Thank you ya. Gue nyesel gak Kenal sama lu dari dulu.
DIANA
Well Now you know me. (tersenyum)
ANGGA dan DIANA tertawa bersama. Lalu mereka terlihat lanjut bercakap-cakap.
flashback ends
BACK TO PRESENT DAYS
19. EXT. HALAMAN PARKIR BANK - MOBIL ALPHARD - DAY
Tampak ANYA mengeluarkan air mata setelah mendengar DIANA bercerita.
ANYA
Gue masih gak nyangka kalau ANGGA sempat melalui fase terberat itu di hidupnya. He never told me.
DIANA
Mungkin dia sekarang ingin berfokus ke fase baru di hidupnya dan gak mau melihat ke belakang nya. It must have been such a traumatic event for him.
ANYA
Yes you are right. (ANYA masih tampak terkejut)
PINTU mobil terbuka. ANGGA masuk. Terlihat wajah ANGGA yang lebih frustasi dari sebelumnya.
DIANA
Babe, are you okay? What happened?
ANGGA
This is a disaster.
ANYA
What do you mean? Mereka bilang apa?
ANGGA
Bokap ternyata ninggalin hutang yang besar, dan gue yang sekarang harus tanggung jawab untuk lunasi itu semua. Kalo ngga, rumah nyokap yang jadi jaminan bakal disita.
DIANA
Oh my goodness.
ANGGA
Tabungan gue aja gak cukup untuk lunasi ini semua. (menjambak rambutnya)
ANYA
Don't worry. I can help you with that.
ANGGA
Thank you nya, But sorry I can't take it. I would not put my burden on someone elses shoulder. Ini masalah gue dan gue yang akan cari jalan keluarnya.
ANYA
But How? Kamu sekarang jadi jobless karena cafe tempat kamu bekerja tutup, dan mama kamu juga lagi sakit. You can't just hoping that The money would fall miracalously from heaven right?
ANGGA
ANYA, PLEASE!!! ( ANGGA berteriak frustasi )
ANYA terkejut. Lalu Ia tampak merasa bersalah. Suasana hening selama beberapa detik.
ANYA
I'm sorry.
ANGGA
Gue yang minta maaf for being rude. I just need to be alone right now. Thanks for the ride nya. (ANGGA membuka pintu mobilnya dan keluar)
DIANA
Nya, Maaf ya. Aku susul ANGGA dulu.
DIANA keluar dari mobil dan mengikuti ANGGA.
Setelah DIANA keluar, ANYA tidak bisa lagi menahan air matanya. Ia menangis dengan keras. Lalu tiba-tiba Kartu Nama RENATA terjatuh dari tasnya. ANYA mengambil kartu tersebut dan seketika Ia berhenti menangis.