7. INT. CAFE - NIGHT
Terlihat DIANA memasuki cafe tempat ANGGA bekerja. DIANA tersenyum melihat ANGGA bernyanyi dengan merdu dan memainkan gitarnya dengan begitu lihai. Wajah ANGGA langsung berbinar-binar melihat DIANA datang. Tidak lama setelah menyelesaikan lagunya ANGGA langsung bergegas ke belakang panggung.
ANGGA
Jono, dia dah dateng nih. Pokoknya elu tunggu aba-aba dari gue ya sesuai latihan kita tadi sore. Habis gue selesai nyanyi, elu standby nurunin bannernya.
JONO
Aduh cuy, ini elu yang mau ngelamar kok malah jadi gue yang deg-degan ya?
ANGGA
You can do it my bro!! Oh ya Rini, ini gue titip HPnya sama elu ya. Tolong jangan lupa abadikan momen lamarannya.
RINI
Siap laksanakan!
ANGGA
Wish me luck kawan!
JONO
Asli gue nervous banget ini.
ANGGA dan kedua temannya langsung berpegangan tangan dan berdoa bersama memohon kelancaran dari rencana ini. ANGGA kembali ke atas panggung.
ANGGA
Lagu ini saya persembakan buat pacar saya yang lagi duduk di ujung sana. This one is for you babe. (menunjukkan bentuk hati dari jarinya)
Para Hadirin langsung bertepuk tangan. ANGGA mulai menyanyikan lagu Perfect by Ed Sheeran.
RINI terlihat sibuk merekam ANGGA dari tempat duduk pengunjung. Lalu tiba-tiba terlihat panggilan masuk dari Ibu ANGGA. RINI mengangkat teleponnya.
RINI
Halo bu. Maaf ini RINI, temannya ANGGA.
Seluruh pengunjung bertepuk tangan setelah ANGGA selesai menyanyikan lagunya. ANGGA meletakkan gitarnya dan mengambil microphone dari gagangnya.
ANGGA
Di kesempatan kali ini, saya mau mengucapkan terimakasih banyak untuk wanita spesial yang ada di ujung sana. Tanpa dia, saya gak akan berdiri disini. Dia yang mengajarkan saya caranya bangkit dari keterpurukan. Dia yang memberikan saya energi untuk kembali bermusik. Dia juga yang setia menemani saya dari titik terendah di hidup saya. Sekali lagi Terimakasih sayang. Happy 5th Anniversary.
Seluruh pengunjung di cafe tersebut bertepuk tangan dengan meriah. DIANA menangis terharu. ANGGA memberi aba-aba kepada Jono untuk menurunkan Banner.
RINI
ANGGA, tunggu! (berteriak)
Para pengunjung cafe menoleh ke arah RINI dengan kebingungan. RINI berlari dari arah kursi menuju ke atas panggung.
ANGGA
Rin, kamu ngapain?
RINI
(berbisik) Nyokap loe telepon. Penting. (memberikan Handphone ANGGA)
ANGGA
Halo bu. Maaf Ini ANGGA masih kerja bu.
RANTI (O.S)
(menangis) Bapak udah gak ada nak.
ANGGA terdiam mematung. Suasana cafe mendadak hening.
FADE OUT
FADE IN
8. INT. LORONG RUMAH SAKIT DI DEPAN KAMAR MAYAT - NIGHT
Terlihat RANTI tak berhenti menangis di pelukan adiknya, HENNY (40). Mereka berdua duduk di salah satu lorong rumah sakit tepat di depan kamar mayat.
HENNY
Kakak yang kuat ya. Kakak punya aku sama ANGGA yang akan selalu support kakak.
RANTI
(menangis terisak-isak) Ini semua salah kakak Hen.
HENNY
Bukan. Ini bukan salah kakak. Kakak kan tadi hanya ingin bicara sama dia.
ANGGA tiba di rumah sakit. Tampak ANGGA dan DIANA berlari menuju ke lorong tempat RANTI dan HENNY duduk. ANGGA memeluk RANTI
ANGGA
IBU jangan nangis ya. ANGGA ada disini untuk IBU.
Tangisan RANTI semakin menjadi. ANGGA mendekap RANTI dan mencoba menenangkan Ibunya yang terus menangis.
CUT TO :
9. INT. RUMAH ANYA DI NEW YORK - KAMAR - AFTERNOON
Alarm ANYA berbunyi lalu tangan ANYA mematikan alarm . Terlihat ada banyak tisu yang bertebaran di kasur ANYA. ANYA duduk di tempat tidurnya dengan tatapan kosong dan sendu. Matanya terlihat bengkak. Lalu Ia melihat Handphone. Matanya langsung melotot.
ANYA
Oh My Goodness. Om Robin.
ANYA langsung beranjak dari kasurnya dan menghubungi ANGGA.
ANGGA (O.S.)
Halo Nya.
ANYA
(nada panik) ANGGA Aduh Maaf banget ini gue baru aja bangun tidur dan denger kabarnya. I'm so sorry for your loss.
ANGGA (O.S.)
It's Okay. Thank you ya.
ANYA
If you don't mind me to ask, Om meninggalnya kenapa?
ANGGA (O.S.)
Menurut keterangan dokter, Bokap kena serangan jantung nya.
ANYA
Oh no. Please send my regards buat tante ya. She must be really devastated. Kamu yang kuat ya ga.
ANGGA (O.S.)
Makasih banyak nya. I really appreciate it. Gue mau cabut dulu ya. Ada beberapa dokumen kematian bokap yang harus gue urus. I'll talk to you later. Bye nya.
ANYA
Oh Okay No worries. Bye.
Pintu Kamar ANYA terbuka. Tampak Ibu ANYA, NATALIE (42) memasuki kamar dan membuka hordeng di kamar ANYA.
NATALIE
ANYA, Why are you still here? In Three hours you have to get ready for another photoshoot.
ANYA
ANGGA's dad just passed away.
Langkah NATALIE langsung terhenti. ia terlihat shock.
NATALIE
ROBIN is dead? How?
ANYA
Heart attack. I think you also should call tante RANTI mom.
NATALIE tidak berkata apa-apa. Ia membereskan selimut ANYA.
ANYA (CONT'D)
Mom, I need to go to Jakarta. So Please clear all my schedule for the next few weeks.
NATALIE
Okay I'll try.
ANYA
How about you mom? Do you wanna come with me?
NATALIE
No dear I can't.
ANYA
But why? This is om ROBIN mom. You know how close we were with their family, right? ANGGA is my best friend since I was a little and It's been 10 years since we left. I'm sure it will means a lot if you can come.
NATALIE
ANYA, You know how much work that must be done if you took a sudden leave like this right? So if you want to leave, then leave. Don't drag me to go with you.
ANYA
Mom, I still don't understand Why you really hated Jakarta and never let me go there all these years. Is it because of dad?
NATALIE
(Berjalan keluar) We are not having this conversation and I don't want you to bring back this topic ever again.
ANYA terduduk di tempat tidurnya. Ia menangis. ANYA memandang fotonya dan ANGGA ketika masih kecil bersama dengan orang tua mereka berdua yang terpampang di dinding kamarnya. Perlahan Wajah ROBIN/AYAH ANGGA yang tersenyum lebar di foto tersebut terlihat semakin dekat.
cut to :
10. INT. RUMAH DUKA - NIGHT (3 Hari kemudian)
Kini tampak Foto ROBIN yang diletakkan di depan peti matinya. Wajahnya kali ini terlihat sendu. Rumah duka tampak ramai. Beberapa orang yang datang berkunjung mengucapkan belasungkawa kepada ANGGA dan RANTI.
TAMU 1
ANGGA, Om turut berdukacita ya. Dulu waktu kamu masih kecil Om sering temani bapakmu ngopi bareng setiap kali nungguin kamu rekaman.
ANGGA
Makasih om.
Setelah selesai bersalaman dengan beberapa orang lain yang menghampiri mereka, ANGGA dan RANTI duduk kembali.
ANGGA
IBU pulang aja ya. Muka IBU udah pucat banget itu.
HENNY
Iya ANGGA bener kak. Yuk pulang dulu supaya kakak bisa istirahat. Udah 3 hari ini kakak kurang tidur. Besok kan udah acara pemakaman. Nanti kakak jadi drop pula.
RANTI
Kakak mau disini aja.
ANGGA
IBU jangan gitu dong. Nanti kalau IBU sakit gimana.
RANTI menangis. ANGGA memeluk Ibunya.
ANGGA (CONT'D)
IBU harus berhenti nyalahin diri sendiri. Ini semua bukan salah IBU.
HENNY
(menggandeng RANTI) Ayo kita pulang kak. ANGGA nanti pulang juga ya nak.
ANGGA
Okay tante.
HENNY menuntun RANTI keluar dibantu oleh ANGGA dan DIANA. Mobil HENNY akhirnya meninggalkan halaman parkir rumah duka.
ANGGA (CONT'D)
(menggandeng DIANA) Sayang, makasih ya udah setia temenin aku dari kemarin. Kamu jadi sampe kurang istirahat juga.
DIANA
Gapapa sayang. Inget gak janji kita 5 tahun yang lalu waktu kita baru jadian? Kita udah sepakat untuk akan selalu ada untuk satu sama lain di saat senang maupun susah.
ANGGA
You are the best. (mencium kening DIANA) I have no Idea gimana jadinya aku kalau gak ada kamu disini.
DIANA
Ah kamu mulai deh gombalnya.
ANGGA
Ih aku ngomong serius malah dibilangin gombal. (tertawa kecil)
Terlihat JONO dan RINI yang baru saja sampai di Rumah Duka. Mereka menghampiri ANGGA dan DIANA.
RINI
Ih kalian co cweet banget sihh.
JONO
Hush, volumenya bisa diturunin gak? Kita ini lagi di rumah duka tauk!
ANGGA
(tertawa) And My moodboster club is here.
JONO
(memeluk ANGGA) ANGGA my man. Sekali lagi gue turut berduka cita ya bro. Sorry kemarin gak sempet dateng.
ANGGA
Gapapa Jon. Makasih ya untuk supportnya.
RINI
(memeluk ANGGA) ANGGA yang tabah ya.
ANGGA
Makasih Rin. Thank you banget ya udah pada dateng.
RINI
Kita kan udah kayak keluarga. Kalau lu butuh apa-apa tinggal info aja ya.
DIANA
Kalian berdua baik banget. Makasih ya. Aku bersyukur ANGGA punya sahabat-sahabat kayak kalian. Kalian itu bener-bener kayak support systemn-nya ANGGA.
JONO
Wah kalau masalah support system mah DIANA juaranya. Sejak berita duka sampe sekarang, gue denger DIANA selalu temenin sobat gue yang satu ini. (menepuk pundak ANGGA)
RINI
Iya, gue denger katanya kalian udah tiga hari ini gak ada istirahat ya?
ANGGA
Iya rin. DIANA selalu temenin gue begadang di rumah duka dari kemarin. (terdiam sejenak sambil memandang wajah DIANA). Gue kadang mikir. How am I supposed to live without this human being. (membelai rambut DIANA)
DIANA
(tersipu malu) Ih mulai lagi deh ngegombalnya. Malu ah Itu ada banyak orang.
JONO
Kalian berdua ini memang bener-bener selalu sukses bikin yang jomblo-jomblo kayak kita ini pada iri ya.
RINI
Kite? Elu aja kale.
ANGGA
(tertawa kecil) Kalian ini selalu aja ya bisa bikin mood gue naik. Seriously, thank you banget ya guys. Gue bener-bener bersyukur banget punya kalian semua.
RINI
Group hug yuk group hug.
ANGGA, DIANA, RINI dan JONO saling berpelukan. Wajah ANGGA yang murung sedari tadi akhirnya berubah menjadi cerah kembali.
JONO
(setelah 30 detik berpelukan) Udah ah pelukannya. Itu orang-orang pada ngeliatin kita. (berusaha melepaskan pelukan)
RINI
Bodo. Jarang-jarang kan kita bisa group hug beginian. (semakin mempererat pelukannya)
Terdengar suara orang-orang berteriak kegirangan di halaman pakir rumah duka. Mereka berempat akhirnya melepas pelukannya.
RINI
Gila, Siapa sih tuh yang teriak-teriak? Gak ngerti sikon apa?
Mereka berempat berjalan menuju halaman depan. Tampak banyak orang mengerubungi mobil ALPHARD yang baru saja sampai di depan rumah duka. ANYA keluar dari mobil tersebut.
ANGGA
ANYA? (dahinya mengkerut)
ANYA berjalan masuk menuju Rumah Duka. Ia mengenakan Gaun Hitam dan rambutnya terurai panjang. Para pengunjung Rumah Duka sibuk mengabadikan momen ini dengan video dan foto.
ANYA menghampir ANGGA dan memeluknya. ANGGA terlihat shock. Matanya melotot dan bibirnya menganga.
ANYA
(memeluk ANGGA) Once again Gue turut berdukacita ya ngga.
ANGGA
(gugup dan salah tingkah) Ma,makasih nya. Elu kok gak bilang-bilang mau dateng?
ANYA
(melepas pelukan) Kalo gue bilang, gak surprise dong jadinya.
DIANA tampak gelisah dan salah tingkah.
ANGGA
Oh ya, by the way ini DIANA, pacar gue.
DIANA
(menjulurkan tangannya) Hi. Aku DIANA.
ANYA
(memeluk DIANA) I know darling. Your fiancee talks about you a lot.
DIANA
(salah tingkah dan terkejut) Fiancee? No, I'm just his girlfriend.
ANYA
Oh.. (ANYA bingung)
Dari balik punggung DIANA, ANGGA memberikan isyarat ANYA untuk diam.
ANGGA
(tanpa suara, hanya dengan gerakan mulut) Gue belum lamar dia.
ANYA
(melepas pelukan) Ahh I'm sorry DIANA. Yes I mean girlfriend (tersenyum salah tingkah).
JONO
(dengan penuh semangat menjulurkan tangannya) Halo. Kenalin gue JONO. Aduh biasanya cuman liat ANYA di TV acara international supermodel itu. Sekarang bisa lihat langsung dan ternyata aslinya memang cantik banget ya.
ANYA
(menyambut salam JONO) Aw thanks JONO. It's a very nice of you. Kalau yang di sebelah JONO, pacarnya kah?
RINI
(berteriak) Bukan!
ANYA
(terkejut) Oh Okay.
JONO
(menggaruk kepala) Sorry ya NYA. Anak satu ini emang stereo banget kalo ngomong. (menghadap ke arah RINI) Elu bikin malu aja sih. Lagian Apa emang segitu horornya ya dikira pacaran sama gue sampe teriak kenceng gitu?
RINI
Iya horror banget. Ogah gue dikira pacaran sama elu.
ANYA
Kalian lucu banget sih.
ANGGA
Nya, silahkan masuk ke dalem.
ANYA masuk dan melihat mayat Almarhum ROBIN di dalam peti. Air mata ANYA menetes.
ANYA
(menangis) Om ROBIN udah kayak Bapak buat gue. Dulu waktu masih kecil, kalau gue lagi dimarahin nyokap, dia sering banget beliin es krim untuk ngehibur gue.
ANGGA
(menepuk pundak ANYA) Gue baru tau kalau lu ternyata sempat sedeket itu sama bokap.
DIANA melihat ANGGA dan ANYA dari belakang. DIANA terlihat cemas. RINI menghampiri DIANA sambil merangkulnya.
RINI
Tenang aja na. Cuman elu kok satu-satunya wanita yang ada di hati ANGGA. ANYA emang cetar, tapi hanya elu aja yang bisa mencuri hati temen gue yang satu ini.
DIANA
Iya Rin, Aku percaya kok sama ANGGA.
DIANA mencoba bersikap setenang mungkin. Namun dari matanya terpampang rasa takut yang begitu besar melihat ANGGA dan ANYA yang berdiri di depannya.
FADE TO BLACK