12. EXT – Lapangan Sekolah - Pagi
Cast. Kinan, Grace bersama Gengnya, dan Hema.
[Kinan berangkat ke sekolah menggunakan angkot.]
Kinan
Bang, kiri. Makasih bang.
[Sekolah terlihat ramai pagi itu. Semua murid berdatangan, ada yang naik mobil, naik motor, dan ada yang diantar pacar. Kinan ditertawakan semua murid karena dia terlihat sangat menyedihkan. Bahkan Grace dan Gengnya ada disana.]
Grace
Hahaha! Masih zaman pergi ke sekolah naik angkot? Dasar miskin. Kalau miskin nggak perlu di tunjukin dengan jelas banget dong.
Kinan
Angkot juga kendaraan tau. Mana anginnya pakai angin alam. Lebih kerasa. Kenapa? Nggak pernah naik angkot ya? Kasihan.
Grace
Apa lo bilang!?
[Kinan berhenti melangkah dan menatap Grace bersama dengan Gengnya.]
Kinan
Lagi pula Kak, mau Saya miskin atau nggak itu bukan urusan Kakak-Kakak semua. Ini hidup Saya, Saya yang menjalani, Saya yang merasakan, Saya yang punya harta terhadap diri Saya sendiri. Jadi, jangan mengejek orang lain dan membanding-bandingkannya dengan kekayaan yang Kakak punya, dan juga harta yang sekarang semua Kakak pakai itu bukan hasil dari kerja keras Kakak, kan? Jadi jangan sok. Uang masih minta sama orang tua aja bangga banget.
Grace
Heh! Apa lo bilang? Dasar cewek gila!
[Grace yang murka langsung menarik rambut Kinan dari belakang. Hal itu tentunya membuat Kinan kesakitan.]
Kinan
Aduh! Duh! Adudu!
[Kinan yang tidak terima langsung ikut menarik balik rambut Grace.]
Grace
HEH! Jangan sentuh rambut gue! Dasar gila!
Kinan
Lepaskan rambut Saya dulu, dasar beban keluarga!
Grace
Jangan ngatain orang! Sadar diri aja!
Kinan
Saya memang beban keluarga, tapi kayaknya lebih beban Kakak.
[Suasana seketika menjadi ramai, semua orang berkumpul untuk melihat pertengkaran mereka itu. Pendukung Grace sangat terlihat jelas.]
Geng Grace
Grace!! AYOO PASTI MENANG!
Anak kelas lain I
Grace ayo jangan mau kalah!
Anak kelas lain II
Grace!! Kak Gracee!! Ayo pasti bisaa!!
Grace
Lo lihat? Semua orang ngedukung gue! Jadi, cepat lepasin rambut gue!
Kinan
Saya juga punya orang yang mendukung! Cuma belum datang aja! Lepaskan dulu rambut Saya!
[Hema memegangi lehernya yang berubah menjadi biru lebam akibat cengkraman Papanya kemarin malam. Saat sedang sibuk melihat kebiruan itu melalui layar ponsel, dia bingung dengan keributan apa yang terjadi. Dia berjalan mendekati kumpulan itu dan kaget melihat Kinan sedang bertengkar dengan Grace.]
Hema
Kinan! KINAN! Lo apa-apaan sih? Lepasin rambut Kak Grace.
[Hema langsung berlari dan berusaha melerai mereka berdua.]
Kinan
Nah, itu pendukung Saya. Ini bukan salah gue! Dia yang nyerang duluan.
Hema
Oke-oke. Gue ngerti. Sekarang lo lepasin dulu tangan lo dari rambutnya.
Kinan
Nggak mau! Dia juga nggak ngelepasin.
Hema
Aduh! Terus gue harus gimana?
[Hema melepaskan tangan Grace dari rambut Kinan dan memegangnya. Suasana sempat terdiam sebentar.]
Grace
Heh! KUTU BUKU! Lepasin tangan gue! Berani-berani nya lo nyentuh gue dengan tangan kotor lo itu!
Hema
Kinan lepasin rambutnya sekarang!
[Suruhan Hema itu dituruti. Kinan melepaskan tangannya dari Grace begitu pun Hema. Rambut seperti singa bangun tidur terlihat diantara mereka berdua yang lagi-lagi saling memberikan tatapan sinis satu sama lain.]
Grace
APA LO!
Kinan
Apa? Nggak ngapa-ngapain juga!
Hema
Kinan udah. Ayo kita pergi dari sini.
[Hema mengambil tas Kinan yang terjatuh di aspal. Kemudian mendorong pelan Kinan pergi dari kerumunan itu.]
Hema
Permisi Kak.
Grace
Awas ya lo, anak cupu! Tunggu pembalasan gue!
Kinan
Oke. Saya tunggu.
Hema
Kinan! Ayo!