9. INT – Meja Makan - Malam
Cast. Kinan, Jeha, Tesa, dan Bunda.
[Makanan telah tersusun rapi. Semua orang berkumpul di meja makan kecuali Ayah yang ternyata sedang pergi dinas.]
Kinan
Ayah mana? Nggak pulang lagi?
Bunda
Ayah secara mendadak ada kerjaan. Jadi, tadi dia langsung pergi. Lagi pula kan Ayah kemarin udah pulang dan makan bareng kita.
Kinan
Padahal kalau ada Ayah seru. Keluarga kita jadi kelihatan-
Bunda
KINAN STOP! Bunda perhatikan sikapmu ini makin kurang ajar ya? Kemarin juga kamu ngelakuin ini ke Ayahmu. Apa maumu sebenarnya?
[Bentakkan Bunda membuat semua tatapan tertuju ke arahnya]
Jeha
Kinan, udah ya. Makan aja makananmu.
[Kinan terus menatapi Bunda]
Kinan
Bunda dipukul Ayah lagi?
[Semua terdiam menatap Bunda yang tertunduk]
Tesa
Heh! Lo bisa diam nggak sih? Suka banget ya cari ribut? Pakai nuduh Ayah yang nggak-nggak lagi.
[Kinan langsung berdiri dan menarik pelan baju bagian bahu Bunda. Terlihat luka lebam lebar yang mulai membiru. Semua orang terlihat kaget tetapi tidak dengan Kinan. Bunda langsung menarik kembali bajunya dan menutupi lebam itu.]
Bunda
Kinan! Apaan sih kamu! Bunda peringatkan ya! Ini terakhir kalinya Bunda memaklumi sikap kurang ajarmu itu. Sekali lagi kamu berbuat seenaknya, Bunda akan hukum kamu! Paham kamu!
Kinan
Nggak. Kinan sama sekali nggak ngerti dengan situasi sekarang. Gimana bisa Bunda biarin Ayah ngelakuin hal itu? Bukan cuma sekali, Bun! BUKAN CUMA SEKALI! Ayah udah sering banget buat Bunda luka. Masih nggak sadar juga? Bunda! Ini! Semua yang Ayah lakuin ke Bunda ini, udah masuk ke KDRT. Kenapa? Bunda takut melaporkan Ayah ke polisi? Apa perlu Kinan yang turun tangan buat ngelaporin Aya-
[Suara tamparan membuat situasi menjadi diam seketika. Kinan yang habis ditampar terdiam menatapi Bunda.]
Bunda
Apa kamu bilang? Mau melaporkan Ayahmu sendiri? Kamu gila? Apa kamu nggak berpikir, kalau sampai kamu melaporkan hal ini ke polisi, jabatan Ayahmu akan terancam-
Kinan
Jabatan! JABATAN! JABATAN SIALAN!
Jeha
Kinan…
Tesa
Kinan! Jaga omongan lo!
Kinan
Apa urusannya kita dengan jabatan itu? Yang Ayah perbuat ini udah keterlaluan. Bunda mau nerima semua tamparan Ayah saat dia emosi? Ayah cuma menyalurkan emosinya ke Bunda! Ayah itu bukan orang yang tep-
[Belum selesai Kinan bicara, Bunda langsung meraih kerah baju Kinan.]
Bunda
Kamu siapa? MEMANGNYA KAMU SIAPA! Berani-beraninya kamu menilai suamiku dan kehidupanku? Kamu ini memang benar-benar seperti parasit! Benar kata Ayahmu! Kamu ini hanya parasit yang hidup di keluarga kita! Pembawa masalah! Pembawa sial! Bukan hanya Ayahmu! Aku! Aku juga benci karena telah melahirkan anak sepertimu. Seharusnya saat itu, aku menggugurkanmu!
[Kinan terdiam tak berkutik. Matanya berair dan dengan tubuh bergetar setelah mendengar semua perkataan Bundanya. Termasuk Jeha dan Tesa yang terdiam kaget tidak menyangka dengan ucapan yang dilontarkan Bunda untuk Kinan.]
Jeha
Bunda? Jeha pikir cukup.
Kinan
Sepertinya kehadiran Kinan sangat mengganggu kehidupan Bunda ya?
Jeha
Kinan, stop.
Kinan
Bunda tenang aja. Parasit satu ini nggak akan lagi mengganggu kehidupan keluarga bahagia Bunda. Parasit pengganggu satu ini hanya ingin menyampaikan, hubungan Bunda dan Ayah itu udah nggak sehat dan positif lagi. Sekalinya pemukul, akan terus jadi pemukul. Jadi, sebaiknya Bunda pikirkan lagi apakah akan melaporkan Ayah ke polisi atau tidak.
[Setelah mengatakan itu, Kinan langsung pergi ke kamarnya dan mengunci diri. Bunda terduduk lemas]
Jeha
Tesa, kamu bawa Bunda ke kamar dulu ya. Kinan biar Kakak yang urus.
Tesa
Iya, Kak. Ayo Bunda kita ke kamar.
[Dikamar, Kinan membaringkan tubuhnya. Suasana tenang itu terganggu ketika suara notifikasi pesan muncul di ponselnya. Pesan itu berasal dari tempat dimana Kinan menyerahkan naskah buatannya. Sayangnya pesan tersebut sangat membuat Kinan kecewa. Dia gagal. Naskahnya ditolak untuk ke 3 kalinya.]
Kinan
Hah… sepertinya aku benar-benar hidup sebagai parasit dikeluarga ini.
[Jeha mengetuk pelan pintu kamar Kinan. Tidak ada jawaban. Jeha masuk dan tidak melihat Kinan di kamar. Jeha hanya melihat jendela kamar yang terbuka.]
Jeha
Kinan? Hmm…